" Hoaaaammmmmmmmmmm" Tian-tian menguap dengan lebar sambil mengerakan bahu nya yang terasa sangat pegal , sedikit memijat pundak nya yang terasa sakit karena telah mengangkat tubuh Luhan yang sangat berat
" Selamat pagi.., kau sudah bangun Tian-tian." Luhan duduk di meja kecil tersebut sambil menunggu Tian-tian dengan wajah penuh senyuman, beberapa makanan telah tersaji di meja kecil tersebut
" Pa.. pagi.." Tian-tian menggosok kedua mata nya, ia menyipitkan mata nya menatap apa yang berada di meja kecil tersebut
" Cepat cuci muka mu…, aku telah membuatkan sarapan untuk mu.." Luhan masih memasang muka yang penuh senyum
" Ada angin apa ini? itu beracun kan? Kau akan membunuh ku karena membiarkan kau membeku di luar?"
"Aku tidak perlu bersusah payah memasak jika ingin membunuh mu, cukup menutup muka mu dengan bantal pada saat kau tertidur.." ada apa dengan anak ini? aku bangun pagi sekali untuk membuatkan nya kejutan, dan ingin sekali membantu nya untuk menghemat energy nya di pagi hari.. dan reaksi yang aku dapat.. adalah rencana pembunuhan?
" Jadi kau berencana membunuh ku dengan cara itu? " entah kenapa aku sangat mencurigai prilaku nya yang tiba-tiba saja berubah menjadi sangat baik… dia pasti dendam dengan kejadian semalam.. karena membuat nya hampir saja bertemu dengan malaikat maut. Atau di makanan itu telah di berikan pencahar? Ia akan membuat ku sakit perut .. dan menikmati kesengsaraan ku
" Kenapa kau selalu membicarakan pembunuhan? Jika kau tidak mau makan ya sudah.. biar aku yang menghabiskan nya sendiri" Luhan mengambil mangkok milik nya dan menyuapi beberapa nasi kedalam mulut nya
" Tungguuuuuuuu!!!!! Biarkan aku membersihkan wajah ku terlebih dahulu" Tian-tian segera berlari ke kamar mandi dan membasuh muka nya dan berlari ke tempat Luhan dengan hitungan menit.
" Kau memasak telur!!!!!" Teriak Tian-tian kaget ketika melihat ada dua telur gulung di depan nya..
"Oh.." Luhan mengangguk kan kepala nya dengan santai.. " Ini sangat enak.. kau harus mencoba nya.." Luhan meletakkan telur gulung itu di atas nasi Tian-tian
" Yaaaaaa!!!!!!!! Kenapa kau memasak telur.. kau tahu itu adalah satu-satu nya protein yang akan kita makan selama sebulan…, satu-satu nya protein yang kita punya , satu-satu nya protein yang bisa kita makan dan kau menghabiskan 2 telur untuk sarapan? Kau menghabiskan nya hanya untuk masakan seperti ini? " aku tidak percaya dia menghabiskan dua butir telur hanya untuk memasak telur gulung.. padahal dua telur itu masih bisa di masak dengan sayur yang lain.., dan aku hanya akan memakan satu butir telur utuh untuk hari istimewa saja..
" Ya…!!!! Kenapa kau hanya mempermasalahkan telur…dan telur.., yang harga nya tidak seberapa.."
" Harga nya tidak seberapa?" Tian-tian memiringkan kepala nya dan menatap Luhan dengan sinis " memangnya kau bisa membeli nya?"
" Aku akan mengganti nya… akan ku ganti dengan lebih banyak!!!! Ah.. aku tidak tahan lagi.. kau makan saja sendiri.. aku sudah kenyang. Dengan kelakuan mu seperti itu tidak akan ada yang mau menikahi mu" Luhan berjalan keluar rumah dengan keadaan kesal, ia membanting pintu dengan sangat kuat, meninggalkan Tian-tian yang duduk di meja kecil.
Wah.. aku tidak bisa percaya dengan apa yang terjadi…, bagaimana bisa aku berpikir untuk membuat diri nya bahagia? aku bahkan rela bangun sepagi mungkin untuk membuat sarapan special untuk diri nya.. dan sambil membayangkan dia menikmati sarapan ku dengan wajah bahagia sambil mengucapkan terimakasih karena makanan yang enak yang telah ku buat… dan dia malah mempermasalahkan hal-hal yang aneh…
Tidak akan ada yang mau menikahi mu …, jleb.. kata-kata itu sangat menusuk di hati Tian-tian, tergiang dan tertanam di pikiran nya.., ia mengigit bibir bawah nya karena sangat kesal dan sedih. Tentu saja tidak ada yang ingin menikahi ku.., siapa yang akan menikahi gadis yang kusam dengan sederet masalah.., dengan hidup yang seperti ini…,dengan tanggungan keuangan yang sangat tinggi.. walaupun perkataan nya benar.. tetap saja kata-kata itu sangat menyakitkan bagi ku.., sangat menyakitkan.. hingga telur yang biasa nya sangat istimewa terasa begitu hambar.. atau memang ia tidak membumbui nya? Atau aku coba telur milik nya?
Tian-tian mengambil jatah milik Luhan dan mencicipi nya kembali.. dan memang terasa hambar. Entah karena perasaan nya.. atau memang Luhan yang tidak dapat memasak nya " Ya.., dia bahkan tidak membumbui telur-telur ini… setelah menghabiskan telur.. dan telur ini jadi terasa tidak enak!!!! Siapa juga yang ingin menikahi mu… dasar gembel bertingkah" Teriak Tian-tian yang sangat-sangat terlambat untuk di berikan pada Luhan.
" Ini masih terlalu pagi untuk memasang wajah seperti itu.., apa yang terjadi Luhan?" Tanya Manager Li di dalam mobil
" Kau tidak akan percaya dengan apa yang ku katakan…, kami meributkan masalah telur di pagi hari"
" Telur?"
"Ya… dia memarahi ku karena aku telah memasak dua telur , dan mengatakan kalau aku telah menyia-nyiakan telur yang sangat berharga untuk nya.., kau tidak tahu perjuangan ku untuk membuat sarapan tersebut dan hanya menerima makian dari nya…, sungguh aku tidak tahan hidup dengan nya.. beberapa hari ini lebih baik aku tinggal di apartemen ku saja. Tidak akan ada orang yang akan menikahi nya jika dia masih memiliki sifat seperti itu.." Luhan berbicara dengan sangat cepat, ia meluapkan semua emosi nya pada manager Li yang hanya dia yang bisa mengerti
" Mungkin memang telur itu sangat berharga untuk nya…, aku pernah melihat satu keluarga yang memasak nasi dicampurkan dua butir telur dan di makan untuk 5 orang.., dan itu sangat istimewa untuk mereka.., mereka bahkan memperebutkan telur tersebut. Mungkin Tian-tian juga berada posisi tersebut.., tunggu.. kau tidak mengatakan kata-kata terakhir pada nya kan? Kata-kata tidak ada orang yang akan menikahi nya?"
Luhan langsung menelan ludah nya beberapa kali " Aku mengatakan nya…" ya Tuhan.. kenapa aku baru menyadari nya sekarang? Padahal pada awal pertemuan kami.. ia telah mengatakan makanan special nya adalah telur.. bahkan dua telur.., kenapa aku tidak terpikir kalau harga daging sangat mahal.., dan pengganti daging bagi nya adalah telur..,aku hanya memikirkan diri ku sendiri.. karena berpikir telah bersusah payah dan bekerja keras untuk membuatkan sarapan.. dan kata-kata terakhir yang ku katakan....
" Ya.. kau gila.. kau mengatakan hal tersebut langsung di depan nya.., semua wanita akan sangat tersakiti jika mendengar nya.."
" Aku benar-benar gila…" Luhan memegang kepala nya dengan kedua tangan , terlihat frustasi " Li.. putar balik.. sekarang.. aku tidak akan berada di kantor hari ini..bantu aku urus semua nya"
Li menatap Luhan dari kaca yang tergantung di langit-langit , menatap ekspresi nya dan tersenyum kecil " Kalian benar-benar seperti sepasang suami istri" kata Li dengan suara yang kecil, bertengkar dengan hal-hal yang sepele layak nya kehidupan berumah tangga.