Chereads / Terjepit Umur / Chapter 9 - Daging

Chapter 9 - Daging

Luhan mengambil handuk dari bahu Tian-tian dan kaget ketika wajah mereka bersentuhan… ia hampir saja tanpa sengaja mencium wajah Tian-tian jika ia tidak cepat menghindar.

" kau masih di sana sayang?"

" Ya.. aku mengambil handuk ku.." Lanjut Luhan menjawab Xian-xian.

Sementara Tian-Tian segera menutup mulut nya dengan sebelah tangan ketika diri nya hampir saja teriak ketika wajah mereka berdua bersentuhan. Ia menutup nya dengan sangat rapat.. dan kuat hingga membuat tangan sebelah yang memegang ponsel tersebut bergetar.

" Sayang.. aku ada urusan.. aku matikan dulu ya" Luhan langsung mematikan video call tersebut. Dan mengambil ponsel nya.

" Kau tidak apa-apa Tian-tian" Luhan mendekati Tian-tian , tangan nya terulur mengecek kondisi Tian-tian.

" Ja.. jangan mendekat…" Tian-tian yang masih dalam keadaan duduk di bawah lantai sambil memegang ponsel itu .. mendorong tubuh nya mundur beberapa dengan menggunakan kaki nya dari Luhan.. gerakan nya sangat cepat.. terlihat layak nya laba-laba yang berjalan.

Bagaimana bisa dia dengan santai nya mendekati ku? Jantung ini bahkan masih belum bergerak dengan semesti nya.., apa hanya aku saja yang terlalu berlebihan soal ini? muka kami baru saja bersentuhan.., ah…, aku lupa.. dengan pekerjaan nya… dia sudah biasa bersentuhan .. bahkan lebih dari ini. Tian-tian menampar wajah nya sendiri untuk menyadarkan diri nya dari sensasi dari apa yang baru saja terjadi pada diri nya.

Luhan menghentikan langkah kaki nya ketika melihat Tian-tian yang memundurkan diri nya dengan sangat cepat. Tangan nya berhenti terulur.. , mungkin dia sedikit jijik dengan obralan kami tadi… ah.. aku bisa mengerti.., Manager Li selalu mengatakan ia mual jika mendengar pembicaraan kami. Mata Luhan tiba-tiba saja terbuka lebar ketika mendapati Tian-tian menampar diri nya sendiri dengan kuat.. hingga meninggalkan warna merah di pipi nya

" Tian- tian… apa yang kau lakukan? " Luhan menarik tangan Tian-tian dan menarik nya mendekat untuk mengecek pipi nya yang merah

" Sudah saat nya makan malam kan" Tian-tian melepaskan genggaman tangan Luhan dan segera berdiri , meninggalkan Luhan yang masih terduduk bingung " Kau sudah menunggu lama kan.. aku akan siap kan sekarang" Tian-tian mengulung baju lengan panjang nya dan mulai memotong bawang putih.

" Auwh…sshhhhh" Tian-tian meringis ketika menyadari jika mata pisau itu mengiris tipis daging telunjuk milik nya, ya… apa yang ku lakukan? apa yang terjadi pada ku hari ini? kenapa aku melakukan kesalahan beberapa kali? Seolah-olah aku sengaja berbuat demikian untuk menarik perhatian Luhan. Me.. menarik perhatian nya? Tian-tian merasa ngeri sendiri dengan pikiran nya.. dengan cepat ia menyembunyikan tangan nya yang terluka.. seolah-olah tidak ada yang terjadi

" Kau mau menyembunyikan nya? " Luhan berdiri di samping Tian-tian dan menatap nya dalam " Ya… bagaimana bisa kau melukai tangan mu sendiri.. kau tidak tahu.. wanita itu selain wajah , tangan nya juga sangat berharga… tangan lembut dan halus wanita.. harus tetap di jaga" Luhan menarik tangan Tian-tian dan memeriksa nya.. darah segar itu terus mengucur dari telunjuk nya.., kata-kata Luhan berhenti ketika ia menyentuh telapak tangan Tian-tian.. tangan nya begitu kasar , dan banyak luka gores di telapak tangan nya, kulit nya terkelupas di mana-mana.

Luhan menatap wajah Tian-tian yang menahan sakit, ia menelan ludah ketika menyadari keadaan tangan nya.. sungguh menyayat hati nya. Pekerjaan apa yang ia lakukan hingga membuat tangan nya seperti ini? bukan kah dia bekerja di kantor? Atau.. perusahaan memanfaatkan diri nya untuk mengerjakan pekerjaan yang bukan kewajiban nya karena diri nya tamatan SMA ? Luhan mengelus telapak tangan Tian-tian dengan lembut, ia menaikan telapak tangan itu mendekati bibir nya..

" Stop" Tian-tian menahan kepala Luhan dengan tangan sebelah nya, mendorong kepala Luhan menjauh dari telapak tangan nya, walaupun harus berjinjit karena perbedaan tinggi mereka berdua sangat jauh..

" Jangan bilang kau ingin menghisap nya.., kau kira kau vampire? sungguh itu sangat menjijikan.. berhenti berkelakuan menjijikan.. kau terlalu banyak menonton drama. Di jaman sekarang ada yang nama nya cairan antiseptic dan obat luka"

" Benar juga…, aku hampir mencelakan diri ku sendiri dengan menghisap darah mu.., aku tidak tahu virus apa yang menjangkiti diri mu … hingga berkelakuan sangat aneh hari ini? kau melukai diri mu berkali-kali hari ini…, aku bisa saja tertular"

" Aku hanya terlalu lelah …, sana jangan menganggu ku.. biarkan aku menyelesaikan makan malam hari ini"

" Tidak.., kau tidak perlu repot-repot memasak makan malam hari ini.. karena…." Luhan mengeluarkan daging dari kulkas.. ia sudah tidak sabar untuk melihat reaksi Tian-tian yang kesenangan " Taraaaaa... tinggal di panas kan dan kita bisa memakan nya"

" Apa itu?" Tian-tian terlihat penasaran dan mendekati Luhan , ia menginjit untuk melihat nya.. " Da… Daging.... Daging…" Teriak Tian-tian

" Wah… aku tidak percaya dengan apa yang ku lihat… boleh aku menyentuh nya" Mata Tian-tian berbinar-binar, wajah nya di hiasi senyuman yang sangat lebar, ia terlihat seperti bocah yang sangat senang ketika di beri permen..ini lah yang di tunggu Luhan.. , dan Luhan menyukai wajah itu

" Tentu saja boleh…" Luhan menurunkan piring yang berisikan daging ayam itu ke meja, wajah Tian-tian tak berhenti-henti nya tersenyum sambil menepuk tangan kecil karena senang, Luhan bahkan ikut tersenyum lebar melihat wajah nya

" Tunggu… kau dapat dari mana ?" senyuman di wajah Tian-tian menghilang.. diganti dengan tatapan menyelidiki.

" Kau tidak perlu tahu dari mana ini berasal… yang pasti ini sudah berada di depan mu" Luhan masih tersenyum

" Aku tidak bisa memakan nya…, orang tua ku mengajarkan ku untuk tidak makan makanan dari uang kotor.. seperti itu.." ini pasti di dapatkan dari tante-tante yang membayar nya.., aku tidak bisa makan –makanan seperti itu. Namun mata Tian-tian sama sekali tidak dapat lepas dari ayam panggang mentega dan bawang putih tersebut.. mata nya terus menatap kearah ayam tersebut, beberapa kali Tian-tian menelan air ludah nya, dan mengelap bibir nya.. takut-takut ia mengeces karena merasa sangat tergoda.. , ia sudah lama sekali tidak memakan daging.

" U.. Uang kotor" Jantung nya hampir copot ketika mendengar tuduhan tersebut.. sungguh sehina itu kah diri nya? Hingga ia sampai dapat mengatakan kata-kata tersebut. Seumur hidup nya tidak pernah ia mendengar tuduhan sekejam itu.. dia bukan seorang koruptor.. dan dia juga bukan seorang lintah darat.

"Ya.. bagaimana bisa gembel seperti mu bisa membeli makanan semahal ini.., kau tidak menc…" Tian-tian sama sekali tidak menatap kearah Luhan saat bicara.. matanya masih menatap ayam tersebut

Luhan menatap tingkah laku Tian-tian dan menahan tawa karena kelakuan nya.., dia snagat ingin memakan ayam tersebut… dia bahkan hampir menjatuhkan air liur nya.., aku harus mencari cara agar dia bisa memakan ayam ini."Tentu saja tidak…, aku… aku.. baru saja mendapat pekerjaan di restoran.. dan ini makanan sisa dari restoran tersebut"

" Sungguh…., sungguh? kau sungguh-sungguh? kau tidak berbohongkan?"

" Tentu saja.., aku akan membawa makanan sisa lain nya untuk di bawa pulang"

" Kau yakin ini makanan sisa? Kau tidak salah membawanya kan?" bentuk nya masih utuh untuk makanan sisa

" Mereka memesan makanan yang salah.. dan tidak ingin memakan nya.."

" Jadi… aku boleh memakan nya kan?" Muka Tian-tian kembali cerah, senyum itu merekah lebar.. sangat lebar..

" Tentu… saja" tanpa disadari nya.. tangan nya telah berada di kepala Tian-tian dan mengelus nya seperti anak kecil. Walaupun ia sangat menginginkan nya.., diri nya sama sekali tidak rakus.. ia bisa saja langsung melahap nya tanpa bertanya dari mana asal nya.. tetapi ia memastikan bahwa ini sama sekali tidak merugikan siapapun. Orang baik dan polos seperti nya sangat susah di temukan di zaman sekarang.., dia harus bertemu dengan orang yang baik yang dapat melindungi nya.., entah kenapa.. aku merasa harus dan ingin sekali melindungi gadis kecil ini