Chereads / Terjepit Umur / Chapter 14 - Inspeksi mendadak

Chapter 14 - Inspeksi mendadak

Malam ini lebih sunyi dari malam sebelum nya saat aku berada di sini.., lelaki itu tidak datang lagi hari ini.., dan ini malam terakhir aku di rumah sakit ini…, aku sudah di nyatakan sehat untuk kembali dan akan menjalani kembali aktifitas ku dua hari mendatang. Dan mala mini.. aku hanya terbaring sendiri.., tidak tahu harus berbuat apa.. rasa sangat membosan kan.., baru ku sadari jika aku tidak memiliki teman yang dapat ku ajak bicara.

Sementara itu Luhan kembali ke apartemen nya.., bersama Xian-xian di dalam apartemen tersebut, mereka tinggal bersama di sana.. tentu saja dengan kamar yang berbeda. Luhan menatap jam di atas televisi, mereka berdua duduk di sofa dengan kepala Xian-xian menyender manja di bahu Luhan, mereka berdua menonton film terbaru di tv yang besar nya sebesar ruangan tersebut.

" Kenapa kau terlihat sangat gelisah baby…?" Xian-xian menyentuh wajah Luhan

" Tidak.., tidak ada apapun.. aku hanya sedikit lapar.." Senyum Luhan.., namun dalam hati nya ia merasa khawatir.. apakah Tian-tian baik-baik saja? Apa dia perlu sesuatu di sana? Apakah dia telah tidur? Ah.. apa yang ku pikirkan? Bukankah di sana banyak suster yang membantu nya?

" Kalau begitu aku potongkan buah untuk mu" Xian-xian berjalan kedapur, Luhan sama sekali tidak mendengarkan apa yang di katakan oleh Xian, pikiran nya sedang di tempat lain.

" Auwwwh.." Teriak Xian-xian memecah pikiran Luhan yang berkelana

" Ada apa?" Luhan segera berlari kearah Xian-xian dan mendapati jika tangan halus, lembut itu telah meneteskan cairan berwarna merah

" Bagaimana bisa kau melukai tangan berharga mu…, " Luhan segera menarik tangan Xian-xian, tangan nya terasa sangat halus, lembut, dan terawat. Pikiran nya kembali berkelana mengingat kejadian yang sama terjadi pada Tian-tian.. kata yang sama yang ia katakan, dengan tangan yang berbeda…, tangan nya penuh dengan luka dan kasar.. Tanpa di sadari ia menghela nafas panjang.., ingatan nya Flash back kembali ketika ia mencoba menghisap darah Xian-xian, dia teringat kata jijik tersebut.. dan tersenyum. Ia mengambil tissue dapur… dan mengelap tangan Xian-xian, bagaimana bisa aku memikirkan orang lain saat aku bersama Xian-xian

"Apa yang sedang kau bayangkan? Kau menghela nafas dan tersenyum sendiri"

" Tidak ada…, sebaik nya kita tidur saja.., aku merasa sangat mengantuk tiba-tiba" Luhan menepuk lembut kepala Xian-xian dan berjalan meninggalkan nya.

Ada yang salah dengan Luhan.., tidak mungkin kan.. kalau dia sedang memikirkan wanita itu? Akan ku hancurkan wanita itu jika berani merebut Luhan.., tidak ada yang perlu ku cemaskan.. dia bahkan bukan saingan ku.., pikir Xian-xian dalam hati.

*********************************************************************

Tian-tian memberekan semua barang nya di dalam tas kecil milik nya, kembali mengecek ke semua ruangan untuk memastikan tidak ada yang tertinggal di sana. Ia menatap pintu kamar cukup lama.. mata nya mencari-cari sosok yang ia harapkan datang ke sana. Wanita itu menarik nafas nya panjang sambil memejamkan mata nya.. apa yang ku harapkan..

Ceklek… suara pintu terbuka, membuat Tian-tian langsung membuka mata nya dengan perasaan bahagia, senyum nya merekah ketika melihat sosok lelaki di depan nya

" Ah.. aku datang terlambat.. kau bahkan sudah membereskan barang mu. Luhan menyuruhku untuk membantu dan menjemput mu"

" oh…" Ada nada kecewa dari balik perkataan nya, senyuman nya lenyap begitu saja ketika menyadari jika lelaki di hadapan nya adalah manager Li

" Biar aku bantu mengangkat barang mu"

" Terimakasih.." Setidak nya dia masih memperdulikan diri ku, dan.. ada seseorang yang menjemputku.., aku tidak terlalu terlihat menyedihkan.. " terimakasih sudah datang menjemputku… , aku tidak pulang sendiri" Tian-tian tersenyum lebar

" Tanpa Luhan menyuruh ku pun.. aku akan tetap menjemput mu Tian-tian" Manager Li tersenyum simpul

" Tian-tian.." Seseorang memanggil dari arah belakang, Mereka berdua yang hampir sampai di pintu keluar rumah sakit menoleh ke belakang.

" Bos…"

" Aku sedikit terlambat.. untung kau belum pulang.. ayo aku antar diri mu" Lelaki itu menarik tangan Tian-tian

"Aku bisa pulang sendiri…jangan khawatir.." Tian-tian dengan lembut melepas genggaman lelaki tersebut, semua gerakan tersebut tertangkap oleh manager Li

" Bagaimana bisa aku membiarkan mu pulang sendiri…, kau baru saja sembuh.. "

" Dia tidak pulang sendiri.. dia bersama ku.., ayo jalan Tian-tian.. mobil sudah menunggu"

" Tian-tian…" Bos masih menarik tangan Tian-tian sambil menatap nya senduh

" Maaf bos.. , terimakasih , dia menjemputku lebih dulu.." Tian-tian kembali melepaskan tangan nya dengan perasaan sedikit bersalah sambil berjalan tanpa menoleh sama sekali. Entah kenapa ada perasaan menyesakkan saat melepaskan tangan nya.. , tian-tian mengelus dada nya pelan

" Kau sudah melakukan hal yang benar kok.., jangan mencemaskan hal itu."

" Hah?" benar.. aku telah melakukan hal yang benar..

" Seperti nya kau sedikit kesulitan dengan nya.."

" Dia orang yang baik kok.."

" Ingat Tian-tian dia sudah menikah.. sebaiknya kau jaga jarak dengan nya"

" aku mengerti…, hm.. apa Luhan bekerja?" aku sudah tahu dengan jelas akan jawaban nya.. tapi aku masih bertanya hal yang sudah ku ketahui.., tentu saja dia bekerja dengan wanita itu

" Luhan sedang bersama Xian-xian.., mungkin dia akan bekerja siang hari nya"

Nyuttt… nyuttt..

Puas? Kau sudah mendengar nya langsung.. untuk apa aku mencari penyakit? Seperti nya kau lebih suka mendengar langsung dan merasakan sakit nya lebih dalam. Apa yang ku sakiti? Kami tidak mempunyai hubungan apapun selain jalinan kebohongan. Tapi bagaimanapun kami telah hidup bersama selama 4 bulan ini.. aku sudah menganggap nya seperti saudara ku sendiri… rasa sakit ini pasti karena aku terasa di abaikan saudara ku sendiri.

Xian-xian membuka pintu apartemen nya dan menatap rumah nya yang terlihat sangat kotor setelah tiga hari tidak di bersihkan, diri nya mengelengkan kepala .. rasa lelah itu belum hilang… ia harus segera mengerjakan hal yang menguras tenaga

Ting tong… ting tong…

" Ya.. sebentar.. siapa?" Tian-tian mengintip di lubang kecil yang memang khusus untuk melihat tamu yang datang.

" kami dari dinas pernikahan , datang ke sini untuk berkunjung "

" Di.. di… dinas pernikahan?" Tanya Tian-tian sekali lagi untuk memastikan yang ia dengar tidak salah, ia menutup mulut nya tidak percaya, jantung nya berdetak cepat sekali seperti orang yang barusan berlari cepat. Ia melihat ke kiri dan ke kanan.., berusaha untuk mencari benda-benda yang akan menjadi kecurigaan bagi mereka, selimut serta barang milik Luhan segera ia pindah kan ke dalam kamar

" Sebentar…" Tian-tian berlarian dengan cepat dan membuka pintu

"Terimakasih.. kami akan masuk" Dua lelaki itu langsung masuk ke dalam dan melihat ke dalam ruangan.

" Di mana Luhan?"Kedua lelaki tersebut duduk di sofa kecil tersebut.. menatap kesekeliling

" Dia…" Tubuh Tian-tian menegang sempurna.. " Bekerja…"

" Selarut ini…?"

" Ah… bapak seperti tidak tahu.., kalau kami harus bekerja double untuk membiyai hidup kami.., tunggu sebentar aku akan menelpon nya" Tian-tian menelan ludah nya, dan berbalik badan membelakangi kedua orang tersebut.

Tut.. tut.. tut..

Ayolah Luhan…, angkat telpon mu.., aku tahu kalau kau sedang asyik bekerja dengan wanita itu.. tapi ini ada yang lebih penting. Ia mulai mengigiti jari jemari nya dengan kuat.., kebiasaan yang tidak dapat ia hilangkan

" Hallo.." Luhan mengangkat telpon nya

" Sayang… kenapa kau belum pulang juga? Aku menunggu mu di rumah.., apa kau akan pulang cepat?"

" Seperti nya salah sambung.." Luhan hendak menutup telpon nya.. ketika Xian-xian berjalan di depan nya sambil bertanya kepada Luhan siapa yang menelpon nya, Luhan menjauhkan telpon nya.. hendak menutup nya..

" Tung… tunggu.. sayang… , sayang.. sayang.. kau ingat kan.. kalau aku masak masakan enak malam ini" Tian-tian menekankan kata-kata nya

" Kau mabuk Tian-tian?" Luhan semakin heran dengan ucapan Tian-tian yang ngawur

" Iya.. ada dua burger besar …, hah? Apa .. jas berdasi yang kau cari? Iya, ada dua jas berdasi… apa sayang penting sekali.., oke.. aku akan cari jas berdasi tersebut" Tian-tian masih memutar otak untuk memberikan petunjuk untuk Luhan.., ia menekan kan kata-kata jas berdasi yang bermaksud mengungkap ada dua orang berdasi dan menggunakan jas datang.. dan menekan kan kata cari.., sebagai ungkapan orang yang dinanti Luhan .. dan ini penting. " Cepat lah pulang sekarang aku menunggu mu…" Tian-tian memberikan petunjuk lagi

Luhan hening sebentar dengan perkataan Tian-tian, ia berusaha memecahkan kode yang di berikan oleh Tian-tian.., kenapa aku mencari jas berdasi? Penting…? Aku tidak tahu apa maksud nya.. tapi ku rasa ini sangat penting.., dan ia memanggilku sayang…, tunggu kata-kata ini hanya akan di ucapkan saat seseorang memiliki hubungan… jangan-jangan… , Luhan langsung berdiri dan mengabil jaketnya

" Ada apa? Kenapa kau buru-buru.., kau mau kemana?"

" Aku harus kerumah Tian-tian..dan seperti nya malam ini aku tidak pulang"

" Kau meninggalkan ku demi wanita itu? Aku jarang sekali pulang dalam waktu yang panjang seperti sekarang.., dan besok aku harus berangkat.. kau memilih menghabiskan malam dengan nya"

" Ini sangat penting Xian-xian.., kalau dugaan ku benar..ini lebih penting dari apapun" Luhan menarik lembut kepala Xian-xian dan mengecup kening nya " aku pergi dulu…"Luhan berjalan meninggalkan Xian-xian, dan Xian-xian menghentak kan kaki nya kesal dan mengerutu.. ia melempar bantal di sofa dengan kuat.

**************************************************************

Luhan berlarian dengan cepat, ia mengatur nafas nya saat berada di depan pintu, menarik nafas sangat panjang… dan menghembuskan nya.., tangan nya berada di ganggang pintu dan menarik nya kebawah.., pintu terbuka dan berada dua orang berdasi dan berjas di sana.., ah.. dua jas berdasi… , angguk Luhan mengerti maksud perkataan Tian-tian dengan telat.

" Owh.. tuan Luhan sudah kembali…, aku tidak tahu kalau kau bekerja sampai selarut ini tiap hari.., "

" tapi pak Luhan kenapa kau memilih tinggal di sini.. bukan kah ini terlihat sangat kecil…"

" Ah… aku berusaha hidup sederhana.." Luhan mendekati Tian-tian dan merangkul nya kuat layak nya suami istri, tangan Tian-tian yang tegang.. terpaksa merangkul Luhan

" Kau yakin dapat tinggal di tempat seperti ini…, Ny Tian-tian kau tahu kan pekerjaan suami mu… aku ragu kau mau tinggal di sini kalau mengetahui pekerjaan suami mu"

Sekarang giliran Luhan yang menegang karena percakapan mereka berdua, ia berharap kalau mereka tidak membocorkan pekerjaan sebenar nya. "ah.. kalian terlalu meninggi kan.. tempat ini sangat bagus kok hahahahaha.." Tawa nya kaku

Apa maksud dari perkataan mereka? mereka menghina rumah ku? Apa pekerjaan sampingan yang satu itu juga tercatat dalam pengadilan? Pekerjaan memuaskan itu termasuk legal? " Tentu.. tentu saja tahu… dia bekerja keras untuk itu…, rumah kecil ini sangat efisien untuk menghemat waktu saat membersihkan nya.."

" Bagaimana kalau kita selesaikan dengan cepat.." Lanjut Luhan yang sudah merasa risih dengan kehadiran mereka berdua

" Kau mengusir kami pak Luhan"

" Bukan begitu maksudku.. bapak tahu sendiri.. jika malam dingin begini dan pengantin baru… ah.. tidak perlu di katakan lagi.. bapak pasti tahu maksud ku"

Tian-tian langsung menatap Luhan sedikit melotot karena kaget, tangan nya mencubit Luhan.., kau terlalu melewati batas..kau tidak perlu mengatakan hal tersebut.

" Ah.. kami mengerti .., kalau begitu kami urutkan pertanyaan itu menjadi no 1.. seharus nya ini berada di pertanyaan terakhir.. tapi karena anda telah menyinggung nya.. , berapa kali kalian berhubungan dalam seminggu.."

"A.. ap… apa hal itu juga lazim di tanyakan?" Tian-tian terbata-bata

" Benar…, dengan menanyakan hal tersebut.. kami dapat mengetahui bagaimana kehidupan kalian berdua"

" Sekali…." Tian-tian menyebutkan sekali dan saat bersamaan dengan perkataan Tian-tian.. Luhan mengatakan " Hampir setiap hari"

Luhan dan Tian-tian kembali langsung menatap satu sama lain.. mengetahui perkataan mereka berdua berlwanan. Itu diri mu sendiri dengan para pembayar mu…, jangan katakan hal menjijikan itu sambil membawa diri ku…

" Ah.. sayang kau tidak perlu malu untuk mengatakan nya.., kita selalu… di ruang kecil itu di musim dingin seperti itu…" Luhan tersenyum mengejek pada Tian-tian , sambil memeluk nya semakin erat

" ha.. hahaha…" Tian-tian berusaha mengukir senyuman setulus mungkin dan tertawa sealami mungkin.. namun mulut nya terasa kaku.., dan tawa itu terdengar aneh

" Kemarin kalian tidak sempat mengelar upacara kecil di tempat ibadah…, tidak ada wedding kiss yang terabadikan di folder kami.., bisakah kalian berdua melakukan nya di depan kami.."

" Hah?" Luhan dan Tian-tian sama kaget nya

" Ya.. kenapa kalian begitu kaget…bukankah itu hal yang lumrah sebagai suami istri yang sedang hot nya seperti kalian.., pasangan yang lain bahkan melakukan nya di depan kami tanpa di minta"

Luhan dan Tian-tian menelan ludah masing-masing. Luhan menarik tubuh Tian-tian ke hadapan nya.., ia mulai meletakkan tangan nya di pinggang Tian-tian.., sealami mungkin.. kami harus melakukan sealami mungkin.. tapi aku benar-benar tidak bisa melakukannya.., aku merasa mengkhianati Xian-xian.., tidak dengan wanita lain.. aku tidak bisa.. tapi.. apa yang harus ku lakukan? tangan Luhan yang satu nya lagi memegang wajah Tian-tian.., apa yang kau memikirkan hal yang sama Tian-tian

Tubuh Tian-tian kaku.. sekaku-kaku nya, ia tertarik mendekat ke tubuh Luhan, ia tidak tahu harus berbuat apa, tangan nya tergelantung di sisi kiri dan kanan tubuh nya, benar-benar kaku.., aku harap aku tidak melakukan nya… aku berharap dia tidak melakukan nya…, bagaimanapun ini adalah yang pertama untuk ku…? Apa yang di pikirkan nya..,apa aku termasuk seperti wanita lain nya…, melakukan nya secara professional tanpa perasaan…, jantung ini mulai kembali berdenyut menyakitkan..

" Rilekskan diri mu…" Luhan berbisik di kecil pada Tian-tian yang terlihat seperti boneka tanpa nyawa

Jangan.. jangan lakukan.. ingin sekali aku mengatakan nya…tapi tenggorokan ini kering dan mulut ini tertutup rapat. Mata itu menatap dalam Kediri ku… membuat ku hanya bisa terpaku diam.

Luhan mengibaskan rambut yang ada di wajah Tian-tian.. perlahan wajah Luhan semakin mendekat.., memiringkan wajah nya.. sambil mengeratkan pelukan nya.., mereka berdua saling menatap mata satu sama lain.. berdiam di sana..

Deg….deg… deg….