Chereads / Terjepit Umur / Chapter 10 - Aku Melihat nya

Chapter 10 - Aku Melihat nya

"Wah… ini sangat enak Luhan… wah… benar-benar enak" beberapa kali Tian-tian mengungkapkan kata-kata tersebut. Ia tidak percaya akan memakan makanan seenak ini.Luhan terus menatap Tian-tian yang tersenyum bahagia sambil menikmati makanan nya, Wajah Luhan ikut tersenyum menatap nya.

" Ah… aku hampir lupa.." Tian-tian berdiri dan mengambil daging , tulang hingga nasi. Ia berlari keluar dengan cepat, tanpa menggunakan penghangat

" kau mau kemana?" Luhan ikut berlari sambil mengambil jaket milik nya

" Selama ini dia juga tidak pernah makan enak…. Tiap hari hanya makan tulang sisa yang ku bawakan dari sisa teman kantor, sekarang dia juga pasti sangat bahagia.. benarkan abi dan Nana?" Tian-tian mengelus anjing liar dan juga anak kucing yang ia rawat dari dulu,bahkan ia membuatkan rumah kecil di dekat pembuangan.

Entah perasaan apa yang menjalar dalam dada ku…,perasaan hangat yang mengelitik di sekitar sana.. melihat wanita di depan ku.. membuat jantung ku saat ini bergejolak.. membuat tubuh ini ingin sekali memeluk nya.. apa yang salah dengan ku.

*********************************************************************************************

Luhan berada di dalam apartemen, ia pulang lebih cepat dari biasa nya, di lantai bertebaran berkas yang sangat menumpuk, semua tugas kantor ia bawa pulang untuk di kerjakan hari ini, karena malam nanti ia harus kembali ke kantor untuk mengadakan rapat mendadak. Ia mengaruk-garuk kepala nya karena merasa pusing, mata nya tertujuh pada jam yang tergantung.. seperti nya aku perlu mendinginkan kepala ku dulu. Luhan merapikan semua berkas nya dan memasukan dalam tas.

Luhan berjalan ke dalam kamar mandi, ia melepaskan semua pakian nya di luar kamar mandi dan hanya berjalan mengunakan handuk kecil ke kamar mandi, tidak ada orang yang melihat, hanya diri nya di dalam sana.

KREEEKKKKKK…..

Suara pintu terbuka, Tian-tian berjalan masuk ke dalam apartemen.., ia pulang lebih cepat .. sangat cepat dari biasa nya.. ia merasakan badan nya kurang begitu sehat. Dan mengambil izin untuk pulang lebih cepat, hal yang tidak pernah terjadi dalam hidup nya.. karena uang kehadiran nya bisa di potong.

"Aish.. laki-laki ini.. bagaimana bisa dia membuang baju-baju nya sembarangan seperti ini.." Tian-tian memungut satu-satu pakaian milik Luhan sambil mengumel tanpa henti dengan suara kecil dan tangan nya berhenti ketika melihat celana dalam Luhan yang ikut tergeletak di sana, ia merasa sangat jijik… untuk menyentuh nya

" be.. be.. benda apa itu.." tanya nya pada diri nya sendiri.., kenapa benda itu ada di sana? Ya.. benda menjijikan itu kenapa harus ada di sana? Apa yang harus ku lakukan? aku tidak mungkin membiarkan nya di sana? Itu menganggu pemandangan ku… dan aku tidak mungkin menyentuh nya.., Tian-tian berdiri cukup lama sambil menatap celana dalam tersebut, dan memutuskan untuk mengambil sapu dan menggunakan sapu untuk mengambil celana dalam tersebut, sementara tangan kanan nya membuka pintu kamar mandi.. untuk segera menyingkirkan celana dalam tersebut kedalam kamar mandi.

Pintu terbuka….

Luhan sedang asyik menyabuni tubuh nya dengan sabun sambil memejamkan mata, tangan nya beralih kerambut nya.., menikmati pijatan tangan nya sendiri di setiap syaraf di sana, busa-busa dan bubble dari sampoo itu jatuh ke lantai.. sebagian berterbangan karena percikan, Luhan benar-benar menikmati nya

Tian-tian membuka pintu kamar mandi, tangan nya yang memegang sapu dengan cepat ia hempaskan kedalam kamar mandi, membuat sedikit suara gaduh ketika sapu tersebut terjatuh di lantai, mata Tian-tian berhenti pada satu tempat.

Luhan menyadari suara tersebut, ia menghentikan aktifitas nya dan menatap kearah suara yang berhasil menganggu dan mengejutkan nya.

Mereka berdua saling menatap… aktivitas mereka berdua berhenti.. mereka terdiam dalam hening. Yang bisa Luhan lakukan adalah membuka keran air… masih sambil menatap Tian-tian, dan membiarkan air tersebut jatuh di tubuh nya, menghilangkan setiap busa yang menutupi tubuh nya yang polos, air tersebut membuat tubuh Luhan malah lebih terlihat dan tereskpos seluruh nya, entah apa yang di pikirkan Luhan hingga menghidupkan keran air tersebut.

Suara air tersebut membangunkan pikiran mereka berdua dan secara bersamaaan mereka teriak " AKHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH" suara itu mengema di seluruh ruangan hingga ruangan bawah.

" Akhhhhhhhhhhhhhh, kenapa kau tidak mengunci pintu…" Tian-tian segera menutup pintu nya kembali sedangkan Luhan langsung membalikkan badan dan menutupi tubuh nya, tindakan yang sangat terlambat.. terlalu terlambat.

Tian-tian menutup kedua mata nya dengan kedua tangan nya.., ia mengelengkan kepala nya berkali-kali…, berusaha menghilangkan ingatan buruk yang tertanam di otak nya.

" Kau… kau tidak melihat nya kan?" Tanya Luhan sambil menelan ludah.. ia berharap Tian-tian tidak melihat apapun

" Tidak…., aku melihat nya… aku melihat nya seluruh nya… dengan sangat jelas… huwa… ini merusak mata ku.. merusak otak ku…." Tian-tian terus mengelengkan kepala nya sambil berlari di tempat karena jijik, ia merasa kotor telah melihat nya..dan merasa mata nya ternodai.

" Ya…!!!!! Bagaimana bisa kau mengatakan hal tersebut.. seharus nya kau pura-pura tidak melihat nya.., cepat hilangkan ingatan itu dari kepala mu" Luhan berdiri di pojokan dan menutup wajah nya karena terlalu malu. seharus nya busa-busa itu bisa menutupi sebagian tubuh nya.. tapi entah dengan pikiran apa.. ia malah menyalahkan keran tersebut

" Huwa… aku tidak bisa menghapus nya… ini selalu terbayang di pikiran ku.. tolong aku.. aku merasa ternodai.."

" cukup!!!! Jangan katakan lagi…, aku lah yang ternodai" Luhan menundukan kepala nya.. ketika mengatakan kata-kata ternodai..

" Aku ternodai… ternodai.. sungguh… ini sangat menjijikan…"

" Cukup!!!!!!jangan katakan lagi…" Luhan menutup mulut Tian-tian dengan kedua tangan besar nya " Kenapa kau pulang cepat…. Seharus nya… seharus nya…. Seharu nya… ini tidak terjadi" Luhan menundukan mukanya di depan wajah Tian-tian, tiba-tiba saja.. ia terhipnotis perkataan Tian-tian … dan merasa ternodai…

" Tian-tian ah~" Terdengar suara gaduh di depan pintu mereka " apa yang terjadi.. kenapa kau berteriak begitu…, tian-tian.." Suara gedoran pintu itu semakin kuat.

Luhan dan Tian-tian saling menatap, jika di biarkan terus menerus.. ia bisa pastikan jika mereka tidak akan memiliki pintu lagi untuk beberapa hari.., dengan cepat Tian-tian menurunkan tangan Luhan

" Ah… tunggu sebentar" teriak Tian-tian sambil membuka pintu

" Apa yang terjadi? Ada apa?" Tian-tian dan Luhan langsung terbengong ketika melihat mereka membawa panci , kayu jemuran serta pisau rumah.

" Ma.. maafkan kami.., ini bukan seperti yang kalian pikirkan. Aku hanya terjatuh di kamar mandi.. karena itu aku berteriak sangat keras."

" Ah… syukur lah.. aku kira ada apa.., lebih berhati-hati lain kali.. dan lihat kau pasti begitu terkejut hingga muka mu memucat seperti itu. Baiklah.. bubar-bubar.."

Hal mengejutkan lagi… sebuah teriakan dapat membawa begitu banyak orang datang ketempat nya.., aku harus berhati-hati saat bicara.. bisa saja mereka mendengar semua nya.