" Aku berangkat dulu… , aku tidak makan malam hari ini.." Luhan berlarian mengambil tas nya dan berlari secepat kilat melewati Tian-tian tanpa menatap nya…, ia berlari secepat mungkin karena merasa sangat malu.. ia bahkan memejamkan mata nya berkali-kali ketika kata-kata ternodai itu tergiang di dalam otak nya
" Oh…" Tian-tian menatap Luhan yang berlari melewati nya dua kali dengan sangat cepat. Rasa malu yang di perlihatkan Luhan malah mengingat kan nya kembali pada peristiwa tadi.. , ia menutupi wajah nya dengan kedua tangan.., akh… aku bahkan tidak melupakan nya… sungguh memalukan dan menjijikan.
Bagaimana? Bagaimana aku bisa menghadapi nya? Bagaimana aku harus bertatapan dengan nya? Aku tidak punya muka untuk bertemu dengan nya.., dia… dia sudah melihat semua nya.., Luhan menatap diri nya sendiri di kaca kantor yang berdiri tegak di setiap koridor, ia melihat tubuh nya sendiri.., sungguh memalukan.., apa yang dia pikirkan? Bagaimanapun.. aku percaya diri akan bentuk tubuh ku…, tubuh ku sangat bagus.. karena aku menjaga nya setiap saat. Tunggu.. bukan itu yang harus nya ku pikirkan.
Ia malah mengagumi tubuh nya sendiri di depan kaca sambil tersenyum bangga, beberapa karyawan menatap Luhan dengan tatapan penasaran dan aneh.., ia berhenti cukup lama di depan kaca tersebut sambil tersenyum.. ada yang salah dengan bos mereka. beberapa karyawan menegang… ketika mencoba menghubungkan tingkah aneh bos mereka dengan rapat yang akan di adakan nanti.. , apa kah tindakan nya itu berkaitan dengan hasil laporan yang mereka buat.
" Kau.. mau sampai kapan di depan cermin tersebut.." Manager Li berdiri tepat di samping Luhan sambil menepuk pundak nya, mereka berdua sangat sempurna di cermin tersebut.
" Bagaimana menurut mu…?" Tanya Luhan .. masih menatap tubuh nya
" Apa? Kau mau berfoto bersama dengan ku?" Manager Li mengeluarkan ponsel dan mengarahkan kamera nya ke cermin tersebut " katakana Cheese " Lanjut nya
" Tubuh ku…, bentuk tubuh ku…" tanya Luhan serius sambil menatap Manager Li
" Maaf… aku tidak tertarik dengan lelaki.." Manager Li langsung menepuk pundak Luhan dan berjalan meninggalkan nya
************************************************************************
" Manager Li.. apa yang kau pikirkan jika melihat seseorang telanjang?" Luhan melipat kedua tangan nya di depan dada, sambil duduk di kursi nya yang sangat besar dan nyaman, sesuai dengan ukuruan tubuhnya yang besar, ia menatap serius pada manager Li.. seperti nya.. pendapat Tian-tian soal tubuh nya sangat penting
"Pfffftttttttttttttttttt" Manager Li langsung menyemprotkan kopi ke meja tamu di dalam ruangan tersebut. " Kau mengintip nya? Sejak kapan kau … punya hobi seperti itu?"
" Bukan itu maksud ku…, maksud ku.. apa yang kau pikirkan saat melihat tubuh telanjang ku.."
" Apa lagi ini? kau punya kelainan seksual? Bagaimana bisa kau menanyakan hal tersebut pada ku? Tentu saja itu sangat menjijikan… kau berharap apa dari jawaban ku? Aku tidak tertarik dengan pria…"
" Ah…. Lupakan.., kau tidak akan mengerti"
" why? Hormone mu sedang memuncak? Bagaimana bisa kau malah membidik wanita sepolos itu Luhan….? Kau harus segera di obati.. aku akan membuat janji dengan dokter untuk mu.."
"Atau… terjadi sesuatu padamu dan diri nya….. yang melewati perjanjian kontrak?" Manager Li mulai mendekat dan mencari tahu
" Ti.. tidak ada…," Luhan terbata dan memutarkan kursi nya menghadap kearah lain, menghindari kontak mata dengan manager Li, dia tidak bisa membohongi teman semasa kecil nya itu.., dan ia juga tidak dapat mengatakan hal yang memalukan tersebut pada nya " oh.. manager Li.. bisakah kau mencari informasi kenapa Tian-tian pulang cepat hari ini? aku merasa ada yang tidak beres"
" huwooo… kau sekarang mengkhawatirkan nya… apa kau mulai menyukai nya…?"
" Perkataan bodoh apa itu.., tentu saja yang paling ku suka adalah Xian-xian.."
" Baiklah…,aku akan mencari tahu nya sekarang.."
Jam telah menunjukkan pukul sepuluh malam, dan mereka baru saja menyelesaikan rapat penting tersebut, ada rasa enggan untuk kembali pulang ke apartemen kecil tersebut.., selain karena kejadian tadi pagi.., ia rindu sekali untuk tidur di ranjang super size king milik nya.., beberapa hari ini tubuh nya mulai menunjukan efek samping akibat tidur di sofa kekecilan tersebut dalam wakut lama.
" Manager Li.., bisakah kau membeli kan ku ranjang lipat ukuran besar.., aku rasa tubuh ku akan menciut jika terus tidur di sofa tersebut"
" Ah.. soal Tian-tian.., aku dapat kabar jika dia mengambil izin sakit pertama nya dalam kurun waktu 5 tahun.."
" Lima…. Tahun? Izin pertama?" Luhan memastikan kembali apa yang ia dengar
" oh.. benar.. selama lima tahun berturut-turut ia mendapat kan gelar pekerja teladan.. dan mendapatkan bonus dari kehadiran nya.., dan ku dengar ia langsung mendapatkan surat istirahat 3 hari tanpa surat keterangan dokter"
Luhan kembali mengingat terakhir kali ia bertemu dengan Tian-tian, wajah nya memang sedikit pucat dari biasa nya.., dan… ia kembali mengingat-ingat rasa tubuh Tian-tian…, ia menatap tangan nya sendiri.. dan mencoba mengingat.. rasa nya. Saat tangan nya menyentuh mulut dan wajah Tian-tian.. memang terasa panas.
" Kalau begitu antar aku pulang sekarang.."
Luhan membuka pintu dengan perlahan , berusaha untuk tidak mengeluarkan suara dari pintu tersebut, namun pintu tua itu tetap mengeluarkan suara dencitan nya. Dengan tubuh sedikit membungkuk .. ia masuk ke dalam rumah dan melihat ke kiri dan kanan, sambil menutupi selangkangan nya dengan tas milik nya… sebelum nya ia sangat percaya diri dengan tubuh nya. Dan yakin jika ia telah memberikan kenangan indah tentang tubuh sempurna pada Tian-tian, namun ketika ia berada di depan pintu.. kepercayaan diri nya menghilang dan tergantikan dengan rasa memalukan…, dia tidak ada? Apakah sudah tidur?
" Tian-tian?" Luhan berdiri di depan kamar Tian-tian, dan memanggil nya.. berharap segera mendapatkan respon dari pemilik nya, 5 tahun berturut-turut.. ia tidak pernah izin sedikit pun.., dan sekarang ia mengambil izin…, izin yang ia gunakan pun izin sakit. Ku harap ini bukan seperti yang ku pikirkan
Lima menit Luhan menunggu jawaban tersebut, namun tidak juga mendapat kan nya " Tian-tian?" Luhan memanggil dengan suara yang lebih besar dan mengetuk pintu , ia mulai merasa cemas. Ia menunggu dengan berusaha sabar.., namun ia kembali tidak mendapatkan jawaban.. dan langsung membuka pintu kamar nya
Aku mendengar nya.. tapi tubuh ini tidak merespon seperti yang ku inginkan.. kepala ku sangat sakit, dan tubuh ini tidak memiliki tenaga sama sekali. Bahkan mata ini sangat berat untuk di buka.. mungkin aku harus tidur lebih lama lagi.
Ketika pintu itu terbuka, terlihat Tian-tian sedang terbaring di ranjan nya dengan selimut tebal di atas tubuh nya, Luhan langsung menaiki ranjang Tian-tian , menyibak selimut Tian-tian dan memeriksa suhu tubuh Tian-tian , ia merasakan suhu tubuh nya lebih panas dari siang tadi. " Tian-tian.." Luhan menepuk pelan wajah Tian-tian
" owh.. kau sudah pulang?" Jawab Tian-tian, sambil berusaha sekuat mungkin untuk membuka mata nya dan menatap Luhan dengan tatapan kosong
" Kau tidak apa-apa? Kau sudah makan?"
Tian-tian mengeleng pelan untuk mejawab semua pertanyaan Luhan, wanita di depan nya.. tidak terlihat seperti Tian-tian yang selama ini ia kenal, penuh semangat , dan sedikit galak.., ia terkapar tanpa daya.
" Kau membawa daging sisa lagi?" Senyum Tian-tian
Bagaimana bisa dia masih memikirkan itu? Senyum Luhan terukir di wajah nya, rasa cemas nya menghilang sejenak.., itu tanda nya ia baik-baik saja " Oh… benar.." jawab Luhan.
" Kepala ku sakit sekali.." Dengan lemah Tian-tian berbicara… bahkan terdengar berbisik., Luhan menarik tubuh Tian-tian ke peluk kan nya untuk mendengar lebih jelas apa yang di katakan Tian-tian
" Jangan mencari kesempatan…" Lanjut Tian-tian
Luhan tertawa kecil ketika mendengar perkataan Tian-tian " apa yang akan kau perbuat jika aku mencari kesempatan? Bukan kah ini waktu yang baik?"
" Aku akan memukul mu dengan sangat kuat..."
" Kau bahkan tidak memiliki tenaga untuk berbicara" Ide iseng Luhan kembali muncul, ia memeluk Tian-tian dengan lebih erat dan lebih dekat ke diri nya, hingga tidak ada lagi jarak di antara tubuh mereka dan mendekat kan wajah nya semakin dekat.. semakin dekat.
Tian-tian dengan bersusah payah mengumpulkan tenaga nya dan mengarahkan pukulan nya.. kea rah Luhan.. dan dengan cepat langsung di tangkap oleh Luhan, ia mengenggam lembut tangan Tian-tian.., bahkan tangan nya yang memukul pun terkulai lemas ketika aku menangkap nya. . , ia menatap wajah Tian-tian yang terlihat sangat manis.. , ia memiliki bulu mata yang panjang.., bibir yang mungil.. jika di perhatikan baik-baik.. dia terlihat sangat manis.., ia menatap hidung Tian-tian yang mengeluarkan cairan…
Wajah Luhan yang tersenyum … tiba-tiba saja berubah menjadi jijik.. bagaimana bisa.. dia mengeluarkan cairan dari hidung nya.., wajah Luhan menjauh karena jijik.., dia merusak semua nya.. tidak ada yang manis dari diri nya…, aku hanya terbawa suasana.., itu menjijikan..
" Seperti nya.. ada sesuatu yang keluar dari hidung ku" Tian-tian mengunakan tangan nya untuk menyentuh hidung nya
Cairan tersebut…. "Darah…"