POV BEY
Setting : di kampus Bey. Reo sudah bersender lama meneliti tiap mahasiswi yang lewat. Jam bubar membuat pelataran kampus kian ramai
-
-
-
Reo bersender di tembok lobby kampus. Wajahnya terlihat cemas dan panik. Bahasa tubuhnya jelas sedang gelisah. Sepertinya dia sudah tak sabar lagi menanti kedatangan seseorang. Jelas dia sedang menunggu seseorang. Kepala nya mencari tahu sosok yang lalu lalang tapi tak juga melihat wajah yang dia nantikan
Sepatunya menepuk-nepuk lantai. Kegelisahan dalam dirinya semakin menjadi. Dia melirik jam tangan. Matanya meneliti sekeliling terus menerus. Nampaknya sudah lama Reo berdiri di sana. Kegelisahan semakin terlihat, sesekali dia menghentak-hentakkan kakinya menahan gejolak penantiannya
Akhirnya Reo mengambil nafas panjang. Matanya menangkap sosok yang dia nanti-nantikan. Raut wajah nya tidak berubah, masih penuh kegelisahan tapi setidaknya urat tegang nya sudah sedikit mengendur
" Bey ! " Teriak suara seorang pria mengejutkan ku
Seseorang memanggil namaku dari lobby di depan sana. Aku melihatnya berlari menghampiri ku. Nafasnya sedikit tersengal saat menatap lurus ke dalam bola mata ku. Ada apa dengannya ? kenapa ada kegelisahan dalam tatapan itu ?
" Reo " ujar ku singkat
Dia tidak terlalu memperdulikan wajah heran ku. Tangannya segera meraih lengan ku. Dia menggandeng ku. Menuntun ke dalam kelas yang kosong. Tangannya dengan cepat mengambil bangku dan menyuruhku segera duduk. Kami mengambil posisi saling berhadapan. Dia mencondongkan tubuhnya mendekati tatapan heran di wajah ku. Tingkahnya membuatku bingung. Dia mengeluarkan ponselnya, lalu memintaku melihat layar ponselnya
PROMOTOR X MENGAMUK DI BACKSTAGE KONSER Wstar !!
Aku mengeryitkan dahi. Tidak mengerti dengan video yang ditunjukan Reo. Aku melirik wajah panik Reo dengan bingung. Ini bukan urusanku, bisik hati ku tak mengerti
" Kamu liat deh videonya, coba liat deh ! " pinta Reo dengan ketus. Dia meminta ku untuk lebih teliti lagi dengan video yang dia putar sekali lagi. Oke baiklah ! ujar batin ku terpaksa
Aku mendengar suara pria yang berteriak dan mengupat kasar. Lawan bicaranya hanya menunduk dengan topi yang menutupi wajahnya hingga tak terlihat jelas ekspresi apa yang dia buat hingga sebuah tamparan keras yang membuat ku bisa merasakan rasa pedihnya. Aku meraut meringis. Itu pasti sangat perih ! batin ku ikut prihatin
Tapi tak ada selaan, perdebatan atau apapun itu bentuk perlawanan. Pemuda itu hanya berdiam diri saat di perlakukan kasar di depan banyak crew yang hanya bisa terdiam. Seorang laki-laki bertopi yang di permalukan di depan umum. Bahkan dia kini sudah viral di internet, ya ampun ! aku tak bisa percaya vide seperti ini beredar luas
"Papa, jangan salahkan Mario pah! "
Aku mendekat ke layar ponsel. Apa aku tak salah dengar ? Mario ! Ku lihat jelas Sofia di video itu. Wanita itu berlutut dihadapan pria paruh baya dengan wajah nya yang memohon. Dia menangis meminta pengampunan. Reo menjeda video nya. Memperbesar sosok pria yang mengenakan topi putih dengan logo ternama brand dunia itu. Aku melanjutkan melihat potongan video selanjutnya
Mario. Sofia. Dan seorang pria paruh baya, ada apa sebenarnya ini !
" ini masalahnya apa sih ? " tanya ku benar-benar tidak mengerti. Reo menatap ku. Dia menghela nafas panjang dan kenapa pula dengan ekspresi pria di hadapan ku kini. Apa dia iba pada ku atau pada pria di video ini. Jelas itu Mario !
" Bey, pacar mu itu suami orang ! " Aku tidak tau harus bereaksi seperti apa. Aku tahu itu kok. Bahkan aku sudah pernah berbicara langsung kepada pasangan suami istri itu. Aku tak peduli. Hanya kejadian di video ini tak akan membuat ku meninggalkan Mario. Maaf Reo kau salah memberikan tatapan iba itu. Aku segera beranjak
" Promotor x kecewa dengan nya. Mario sudah mempermalu kan keluarga mereka " jelas Reo menahan diri ku yang hendak melangkah pergi
" HAH !! " Aku tercengang tak percaya
Ada yang membuat ku bingung di sini. Kenapa harus Mario yang salah. Ini bukan salah dia. Sofia yang salah ! ayahnya juga salah ! Mario tidak bersalah. Ingin ku berteriak seperti itu kini. Aku menahannya
" Sofia mengadakan comference pers Dia menjelaskan jika anaknya bukanlah anak Mario. Dia juga mengatakan bahwa dia memiliki kekasih bahkan hingga saat ini bernama Alex dan mereka tidak pernah berpisah " tatapan mata Reo kini seperti api yang tersiram air. Mata tajamnya seperti nya melemah
Aku tertegun
" Promotor x mungkin meminta Mario untuk Clear statement tapi Mario tidak memenuhi keinginannya. Jadilah begini. Berbuntut panjang.. " aku menggigit bibir. Menatap Reo sebentar dan tersenyum sekilas
" Thanks Reo info nya. Kamu update banget ! " puji ku
" Aku pikir, kamu harus tau Bey. Sebelum semuanya terlambat dan menjadi semakin rumit " aku mengangguk dan tersenyum seolah mengerti akan pesan yang tersirat pada kalimat Reo. Mungkin dia hanya mengkhawatirkan ku tapi maaf Reo
Aku mengembalikan ponsel Reo. Dia segera berdiri dan mencoba meraih telapak tangan ku tapi aku sudah bersiap meninggalkan Reo
" Bey.. " panggil Reo lirih. Aku jelas mendengar suara bergetarnya
Aku berhenti sebentar. Memutar badan. Ku lihat wajah Reo terlihat cemas. Mungkin dia mencemaskan ku tapi aku mencemaskan Mario. Ku lanjutkan langkah meninggalkan posisi kami
" Bey. Tinggalin Mario.. " Suaranya lirih dan bergetar. Begitupun dengan dada ku. Aku membalas dengan senyuman kecil tanpa menoleh. Maaf Reo. Aku harus meninggalkan mu
Maafkan Aku Reo. Aku tidak bisa membalas perasaan mu karena di hati ku hanya ada Mario
Kuraih ponsel dan mulai berseluncur di portal berita online. Aku membuka laman berita Mencari lebih banyak info apa yang sebenarnya terjadi
Ternyata ayah sofia sangat terkenal. Banyak sekali laman berita memuat artikel tentangnya, Alfa Widjadja. Dari namanya saja terdengar suporior. Aku tersenyum sinis
Sofia juga tak kalah populer. Walau dia tak menggunakan nama besar keluarganya. Wanita itu memiliki talenta seni yang patut diacungi dua jempol. Dia seorang koreografi yang mulai dikenal dunia
Sedangkan Mario. Aku bahkan baru tahu kalau dia seorang Fotografer alam. Karya nya banyak di pajang di pameran tingkat nasional. Dia memiliki nama lain di setiap jepretannya. Terimakasih Reo kamu memberiku sedikit banyak tahu tentang mereka.
Triiing....
Dina menelpon ku dan aku segera menyahuti panggilannya
" Bey, lu liat berita deh, ada Mario ! itu beneran Mario yang itu Bey ! " dengan suara lantang Dina memberi tahuku perihal berita heboh saat ini. Aku hanya tersenyum getir. Kini sahabat ku juga bisa menemukan sosoknya di laman berita online. Sungguh keluarga yang di kenal hebat di tanah air ini
Aku mempunyai beberapa obrolan bersama Dina. Kami sempatkan untuk bercerita banyak tentang hubungan baru ku. Aku dan Mario
Ku dengar suara Dina kadang berteriak heboh, Kadang dia mengolok dengan nada khasnya. Terbayang oleh ku wajahnya yang penuh ekspresi. Kau membuat aku tertawa sambil menyusuri trotoar. Beberapa orang mulai menatapku aneh
Dina menyambungkan sambungan telepon dengan satu kontak lagi. Siapa lagi kalau bukan Willa. Kami bertiga seperti reuni dadakan. Mereka berdua kompak menyemangati ku dan membuat perasaan ku semakin bahagia mendapati suara renyah dan semangat menggebu kedua sahabatku itu. Aku benar-benar bahagia memiliki sahabat seperti mereka
Setelah menghabiskan beberapa waktu kami mengakhiri panggilan. Seperti nya kuping ku juga sudah lelah mendengar teriakan semangat Dina dan wejangan panjang Willa yang baru saja putus hubungan dengan Vino.
Sebuah pesan masuk. Aku pikir dari salah satu sahabat ku tapi nomernya tak tertera milik siapa aku segera menekan dan mulai membaca text pesan masuk
" Aku menunggu mu di toko buku. Mario "
Aku bergegas setelah membaca pesan singkat dari Mario. Tanpa menunggu lagi tanganku segera menyetop taksi. Saat ini aku sedang di buru waktu . Berjalan kaki akan butuh waktu lama. Aku takut sesuatu yang buruk menimpa Mario. Dia bahkan tak pernah menghubungi ku seperti ini. Aku meminta supir menambah kecepatan supaya lebih cepat bertemu Mario di sana
Aku tak bisa berhenti memikirkan perasaan Mario. Aku ingin menjadi penguat nya saat ini. Dia pasti sangat sedih dan terpukul dengan kejadian yang menimpanya. Belum lagi banyak artikel yang membahas buruk keluarganya
Kesedihan yang pernah aku alami bukan lah apa-apa divandingkan dengan nya. Masa kecilnya sudah tanpa orang tua, tanpa kasih sayang. Aku sedikit mulai mengerti kejadian hari itu hingga mengapa dia pergi meninggalkan kosan tanpa pesan. Mungkin Mario terlalu tertekan dengan apa yang dialaminya. Dia bahkan tak memiliki siapapun untuk bersandar
Dia selalu menelan kesedihannya sendirian. Dia dan Sofia sama saja. Jika Mario tak merasakan figure orang tua. Sofia tak kalah lebih parah. Dia memiliki orang tua tunggal tapi seperti tak pernah ada
Aku mengerti mengapa Mario ingin menjadi ayah untuk Dave. Aku juga mengerti cara dia melindungi Sofia dan ayahnya. Aku mencoba memahami bagaimanapun Mario tidak mau merusak hubungan keluarga itu. Dia hanya mau menanggung semuanya sendiri
Dia tak ingin Dave tanpa orang tua utuh. Dia tak mau Sofia menjadi anak yang buruk walau kenyataannya Sofia tetap saja membangkang tapi Mario selalu menutupinya
Aku hanya ingin memeluknya saat ini. Aku ingin bebannya sedikit bisa berkurang. Apapun itu Mario. Ayo kita tanggung bersama. Setidaknya berbagi lah sedikit cerita dengan ku
Dengan segera aku menutup pintu taksi. Aku melihat dia berdiri di sisi pintu masuk. Dia melambaikan tangan pelan. Kali ini dia memakai kacamata dan topi. Dia menyembunyi kan wajah nya dari tatapan orang sekitar. Tingkah nya jelas terlihat kaku dan takut
Walau dia berusaha menyimpan beban dan kesedihan nya. Aku tetap bisa melihat semuanya. Aku berlari menghampiri nya dan memeluk erat. Dia sepertinya terkejut dengan pelukan eratku. Aku melakukan semua ini di depan umum tapi aku tak peduli. Aku hanya peduli dengan mu !
Kami memilih sebuah kursi di sisi jalan. Aku membelikan dua botol minuman segar dan memberikan nya satu pada Mario. Kami duduk dengan sedikit menjaga jarak. Hingga kepalanya mendekati telinga ku
" Aku tidak bisa pulang. Apartement ku penuh pewarta.. " bisiknya
" Kamu akan kemana ? " aku ikut menoleh dan menatap wajahnya yang tertutup itu
" entahlah.. " jawabnya dengan mata sedikit menyipit. Mungkin bibirnya menyunggingkan senyum di balik kain masker yang dia gunakan. Senyum terpaksa. Mungkin
" Apa akan ke hotel? " tanya ku, dia menggeleng
" dana ku semua dibekukan " ujar Mario menundukkan wajah. Matanya menatap ujung sepatu kets putih yang dia kenakan
" Hah ! " Aku terkejut. Jadi Mario tidak akan pulang dan tidak punya uang. Aku harus bantu apa. Masalah nya aku juga belum punya uang. Aku ini hanya mahasiswi yang masih bergantung pada orang tua ku
Padahal aku sudah di sini bersama dengannya. Tapi aku masih saja tak bisa membantu masalah Mario. Ah, rasanya aku adalah gadis yang tak berguna untuk pacarnya
" aku masih punya ini " aku melihat tas kamera nya. Dia menyelempangkan nya
" aku akan menjual nya dulu " lanjut Mario. Aku tak bisa menangkap ekspresinya dengan jelas. Kain masker dan topinya terlalu menutup rapat
Aku melirik kamera di sisi Maria. Bahkan saat aku bersama nya tetap saja tidak bisa membantu nya. Aku memukul kepalaku merasa kesal sendiri. Rasanya benar-benar tidak berguna untuk Mario
" Hey, kenapa ? " Dia mengambil tanganku meminta aku untuk berhenti bertingkah konyol. Tangannya mengelus pelan kepalaku
" Aku merasa payah. Aku tidak bisa membantu mu " ujar ku cemberut
Mario menarik lengan ku sehingga badan ku bergerak dekat ke dalam dekapannya. Mario memelukku dengan setengah badannya. Dia melepas maskernya dan tersenyum pada ku. Aku senang masih bisa melihatmu tersenyum dalam keadaan seperti saat ini
" Mau menginap di rumah ku ? " hah. Aku mendongakkan kepala menyadari kalimat ajakan ku. Mata Mario menatap pekat. Dia juga tak percaya dengan ajakan ku barusan
Mario melepaskan pelukan nya. Wajahnya bengong seperti berpikir dan tak mau percaya. Akupun tidak mengerti dengan ucapan ku barusan. Itu tiba-tiba saja terucap. Aku gila kali !
****** *******
Kami berapa lama terpaku di depan rumah ku. Kaki ku terasa berat untuk melangkah masuk. Aku mengepalkan kedua tangan dan menggoyangkannya. Menghilangkan rasa khawatir ku.
Sesekali Aku melirik Mario. Wajahnya tidak kalah tegang, dia menggigit bibirnya, itu seperti kebiasaan saat dia merasa risau. Kadang tingkahnya yang seperti itu menggoda hasrat ku tapi aku tidak merasa gemas saat ini. Aku lebih merasa cemas !
" Lain kali saja aku kesini lagi " Mario hendak memutar badan nya tapi aku berusaha menangkap ujung kemeja nya tanpa merubah posisi berdiri ku. Aku mencegah langkahnya yang ingin kabur dari situasi akward ini. Aku hanya menunduk menatap lantai di depan pagar dengan wajah yang memanas. Apa apaan ini Bey ! kesal batin ku gemas
CKLEK !!
Mama membuka pintu depan. Beliau pun ikut mematung melihat anaknya di depan sana mencubit ujung kemeja seorang pemuda yang memberinya punggung
Kulihat mama membuka pintu depan. Matanya menatap lurus ke arah ku. Mengikuti arah tangan ku yang menggapai ujung kemeja Mario. Matanya berhenti saat bertemu dengan wajah Mario. Ada tanda tanya besar di wajah mama yang meraut heran
Aku melirik Mario. Sedikit menarik ujung kemejanya hingga pacar tampan ku itu membalikkan badan. Dia meluruskan cara berdirinya saat melihat mama. Aku terdiam, Mario terdiam dan Mama pun diam
terima kasih sudah membaca sampai disini..
terus dukung dengan memberi review dan komentar berikut 5bintang di depan..
Komentar tiap tiap babnya..
Kirim power stone sebanyak2nya
beri hadiah sebanyak banyak ya agar penulis terus bersemangat dalam berkarya
ig @anyun yun yun yun (jng pakai spasi)