POV BEY
Setting : Suasana pagi hari, dimana kedua orang tua Bey sudah sibuk di dapur, papa yang sedang membaca teliti resep andalan keluarganya, dan mama yang menyiapkan peralatan dari dalam lemari kaca, mereka bahkan saling bergantian memasangkan apron dan sarung tangan, keduanya terlihat kompak dan serasi
-
-
-
Ku lihat mama dan papa sibuk sekali pagi ini tidak seperti pagi biasanya, kedua orang tua ku itu sangat cekatan mengadon bahan kue, mereka memakai peralatan yang selama ini berjejer rapi di lemari, wah tumben sekali, aku melangkah menghampiri mereka, mama dan papa menghentikan kegiatannya untuk sesaat menerima kecupan sekilas di pipi mereka sekilas dari bibir ku
" selamat pagi " Sapa ku, mama dan papa membalas nya dengan kecupan di pipi
Sepertinya mereka masih sangat sibuk memanggang kue, mungkin ada banyaj pesanan khusus hari ini
" Wah, sibuk sekali " ucap ku kagum menyela kegiatan kedua orang tua ku
Mama menyodorkan dua piring dengan sepotong kue di setiap piringnya beserta dua gelas susu yang masih hangat, ini pasti untuk Mario pikir ku, karena biasanya aku hanya menerima satu
" Hari ini ada pesanan besar " ujar papa menjawab tatapan menyelidik dari mata ku, aku manggut manggut mencoba meraih apa yang bisa aku bantu kerjakan
" Toko kita kewalahan, jadi mama dan papa membantu dari sini " ujar mama dengan wajah hectic nya, tangannya mendorong tubuh ku untuk segera meninggalkan pekerjaan mereka. Mereka sangat kompak berdua di dapur itu membuat aku suka melihat pemandangan kedua malaikat ku itu, aku tersenyum dan memasang wajah tak kalah sumringah seperti mama dan papa
" wah, semangat mama, papa ! " seru ku seperti berbisik sambil mengangkat tangan, mereka sungguh sibuk, aku kembali memutar badan dan menghampiri mereka di dapur, membantu melipat box-box roti. Mario yang baru saja keluar dari kamarnya ikut bergabung menghampiri kami, dia sudah berdandan rapi.
" Ada yang bisa ku bantu ? " Mario menawarkan diri, mama menunjuk ke arah meja makan
" sarapan lah dulu dengan Bey, mama dan papa masih bisa handle " ucapama dan papa mengangguk setuju dengan ucapan mama
" Bey harus kuliah dan kamu harus ke kantor " lanjut mama mengingatkan sambil melirik jam dinding, beliau sepertinya tidak perlu bantuan saat ini. Mario mengangguk, mama mendorong kami berdua ke meja makan
" selesaikan makannya ya " dengan cepat mama mencium pipi ku dan Mario sekilas, aku sempat melihat ekspresi wajah Mario yang terkejut. Dia memegang pipinya. Sepertinya dia tidak terbiasa di cium di pagi hari, ini kebiasaan keluarga kami ! ish lihat wajah mu itu, terlihat menggemaskan
" Itu biasa " bisik ku menjawab wajah merona Mario
" oh ya? apa aku boleh mencium mu? " godanya, aku tertawa kecil lalu dengan segera menghabiskan susu dan roti ku
" aku sudah selesai " segerah ku meraih tas berlari ke dapur mencium kedua orang tua ku dan segera kembali ke meja makan. Aku mencium pipi Mario sekilas, dia sontak menoleh tak percaya dengan kecupan singkatku, ah bukannya tadi bahkan tidak menempel, kau tak perlu sepanik itu, ujar batin ku tak percaya dengan tatapan wajah Mario yang pekat pada ku
" Aku duluan ya ada ujian " Mario buru-buru meminum susunya dan berpamitan ke dapur, dia berlari kecil menyusul langkah ku. Kami melewati gerbang rumah bersama, tangan Mario menjangkau tangan ku, gandengan tangannya menggenggam hangat telapak ku
" Ayo bareng " aku mengangguk menerima ajakan Mario, kami mengayunkan tangan yang bergandengan hangat, meninggalkan rumah dengan senyum bahagia
" Hari yang cerah " aku mengangguk lagi setuju dengan ucapan Mario barusan, kami bertatapan sesekali sambil menikmati cahaya mentari pagi. Melihat senyum nya di pagi ini menambah semangat dan mencerahkan hari ku.
Mario menggenggam erat tangan ku, aku menoleh kepada nya. Dia tersenyum lepas, giginya terlihat jelas.
" ada apa ? " tiba tiba aku ingin bertanya seperti itu saat menatap wajah nya pagi ini. Mario menggeleng, apa maksud ku dengan kalimat 'ada apa' , aku bahkan tidak mengerti dengan pertanyaan ku sendiri
Mario masih ada di sini, dia bahkan ada di rumah ku, menggandeng erat tangan ku, tentu tidak akan terjadi apa-apa dengan nya. Kami akan selalu bersama !
**** ****
POV MARIO
Setting : Mario menyusuri jalanan dan menghentikan taksinya di sebuah gedung mewah dengan monitor raksasa yang memajang pose selebriti papan atas dalam berbagai style, pria itu lama berdiri dan menatap gedung mewah milik keluarganya itu
-
-
-
Aku masih merasakan hangat di pipi ku. Aku tidak percaya sepagi ini, pipi ku menerima kehangatan dari dua orang wanita sekaligus,
dari pacar ku tercinta, tentunya. Dan dari calon mertua ku, wah ini sih lampu hijau jelas menyala terang, batinku tertawa girang
Ini membuat hati ku sangat bahagia !
Aku terlalu bahagia pagi ini, sampai-sampai aku hampir lupa dengan apa yang akan aku hadapi ke depan nanti
Sebuah gedung dengan desain modern, dinding kaca dan bentuknya yang tak simetris, lantai marmer yang mengkilat, aku menarik nafas berat dan bersiap melangkahkan kaki memasuki gedung. Aku menaiki lift mencari ruang yang dimaksud dalam pesan di ponsel ku kemarin
ROOM C staff only!!
Selali lagi aku menarik nafas panjang, mempersiapkan diri dan mental tentunya, seseorang sudah menanti di balik pintu ini, dengan wajah apa dia akan menyambut kedatangan ku, entahlah !
Aku memutar gagang pintu, kudapati banyak snack box di atas meja bundar berukuran besar dari kayu jati dengan finish sentuhan resin yang mengkilat. Seseorang menatap jendela di sudut ruangan, dengan figure berdirinya yang kuat dan superior. Aku hanya berdiri mematung
Dia memutar badannya, sepasang mata itu, sorot matanya jelas tajam hingga terasa sembilu menusuk dada ku
Degg!!
Jantung ku mulai berdegub kencang, aku bisa merasakan getaran wajah nya yang tegang. Aku masih belum bisa membalas tatapan tajam matanya yang seperti kilatan bara api
Aku teringat hari dimana tangannya menampar pipi ku dengan keras, teriakannya, upatannya yang kasar masih terus terngiang hingga kini di telinga ku masih jelas menggema, bahkan terkadang hadir dalam mimpi malam ku
" Hallo Mario " aku terdiam mendengar sapaan dari mulut sinisnya, dia mulai berjalan mendekati ku. Aroma parfume nya menusuk hidung ku dan aku masih tetap diam
" Bawa Sofia dan cucu ku ! " nada suara nya datar tapi jelas mengancam. Dia duduk di kursi besar menatap wajah ku, kini arahnya memutar membelakangi ku
Tangannya yang telipat di dada. Dia menyalakan cerutunya, menghisap dalam asap tembakau dan menikmatinya.Aku berusaha menguatkan diri sendiri, aku harus bisa menghadapinya walau pun ini sulit, aku tak mungkin bisa membalas tatapan dan amarah nya, tapi akan ku coba kali ini
" Maaf om, aku tidak bisa " ujar ku datar
PRAAAKK !!!
Tak perlu waktu lama, tangannya menyapu benda di atas meja, membuat semua jatuh dan gaduh menyentuh lantai, dia juga membuang cerutu di mulut nya
" cuih !! " amarahnya kian jelas terlihat, wajah nya seketika berubah merah. Aku berusaha menyembunyikan rasa takut ku, walau kini tubuhku sudah mulai gemetar, kenapa pria ini membuat ku selalu saja lemah !
Aku berusaha terus berdiri tegak dan mengepalkan tangan, aku sudah bukan anak kecil lagi, aku sudah menjadi pria kini ! bisik hati ku terus menguatkan
" PRAAAANGG !!! " kini giliran rak kayu yang berisi botol minuman yang di hancurkannya, membuat botol itu saling bertabrakan dan jatuh ke lantai, suara botol pecah jelas memekakkan telinga
Pria itu mengangkat pecahan kaca di tangan nya, bau minuman mengandung alkohol menyeruak, lantai basah oleh isi botol yang sudah berserakan. Dia memecahkan banyak botol kaca dengan membabi buta sekali lagi, dia tak mau terlewatkan satu botol pun, padahal itu minuman kesukaannya
Aku masih terdiam kini tangannya mengacungkan sisa pecahan botol ke arah ku, wajahnya menyeringai, jelas aku tertegun, rasa takut dan berusaha tegar menjadi satu dalam dada ku saat ini tapi tekad ku sudah bulat
" Sofia terlalu baik pada mu, sampai kau lupa cara membalas kebaikan nya !! " suaranya semakin berat dan parau, dia berjalan mendekati ku masih dengan pecahan botol kaca di tangannya yang kian dekat pada wajah ku, aku masih mematung dan membalas tatapanya
" jangan kau lupa tempat mu ! " ketusnya sinis
" Bawa Sofia pulang, kalau Kau ingin bebas " dia mengancam ku sekali lagi, dengan ujung pecahan botol ditangannya yang hampir menyentuh dagu ku
Aku menelan ludah, melihat benda tajam di ujung mata ku. Ujungyang mengkilap itu, betapa tajamnya. Matanya menatap tak kalah tajam, lama dia terpaku menatap wajah ku
Perlahan tangannya dengan botol kaca mulai turun. Amarahnya sepertinya sedikit mereda. Aku sudah tak mampu lagi untuk berkata-kata, ada rasa lega di hati ku. Jujur aku selalu takut untuk menghadapi Alfa Widjaja,
Sikap nya tidak pernah mampu di tebak
Tapi kali ini tekad ku sudah bulat, aku tidak ingin selama nya jadi pengecut, aku akan mencari jalan hidup ku sendiri seperti halnya Sofia
" Aku tidak akan bisa membawa Sofia.. " gumam ku pelan dengan suara datar
Om Alfa menjatuhkan badannya di kursi, dia mengambil satu roti yang berserakan di meja.
Bibirnya tersenyum, tepatnya seperti menyeringai. ngeri !
Dia bangun dari kursi, berjalan ke arah ku dengan roti di tangannya. Dia berhenti tepat di sebelah tubuh ku, bahunya menyenggol bahu ku dengan sengaja
" Saya juga menyukai BEY'S bread ! " mata ku terbelalak ! Reflek ku lihat roti ditangan nya. Bisikannya jelas di tangkap oleh telinga ku. Seketika kepala ku seperti ditusuk paku, sakit! Jantung ku terasa berhenti seketika
Aku paham betul maksud kalimat barusan. Alfa widjaja melemparkan roti ke ujung kakinya, dia menginjak dan menghancurkan roti itu dengan tumit sepatunya. Dengan amarah penuh kemurkaan
Aku melihat jelas nama mu di bawah telapak sepatu nya dan Aku hanya bisa memandang tak berdaya. Aku terjatuh di ujung dengkul ku, badan ku melemas. Aku terkulai tak berdaya, mata ku memanas seketika
" HUAAAAAAAAAAA !!!! "
Teriakan ku memecah kesunyian ruangan, memantulkan gema yang kembali ke dalam telinga. Pandangan ku berkunang-kunang, ruangan ini seperti berputar-putar. Aku mengambil roti yang hancur di lantai, membaca tulisan di atasnya
BEY'S bread !
Aku menangis sejadi jadinya, menumpahkan semua ketidak berdayaan ku. Aku menjadi manusia terlemah saat ini. Aku tidak apa-apa menjadi tak berdaya dan hina, tapi jangan dengan mu, aku tidak mau sesuatu terjadi pada mu, semua ini mengoyak hati ku
Aku bahkan tidak bisa menjadi pelengkap kebahagiaan nya, tolong.. jangan buat aku menghancurkan kebahagiaan nya !
Aku sungguh tak punya daya, hati ku sudah lama hancur jangan kau buat dia juga hancur seperti ku ! banyak roti berhamburan di lantai, roti yang dibuat keluarga mu dengan penuh cinta, semangat dan kebahagiaan.
Dia hancurkan dengan mudah nya, dia hancurkan dengan penuh kehinaan karena ku ! Betapa mudahnya dia mengambil kebahagiaan orang lain, aku tahu betul itu, bahkan kebahagiaan anaknya sendiri !
Aku tidak mampu membayangkan cara Alfa merenggut kebahagiaan mu, aku tak mampu membayangkan ! tolong.. jangan ganggu wanita ku..
Terbayang oleh ku usaha mama dan papa juga diri mu tadi pagi dan aku di sini melihat semua itu hancur, di hancurkan tanpa perasaan. Aku menghapus air mata lemah ku.
Aku mengepalkan tangan.
Ku kumpulkan beberapa roti yang masih utuh, ku kembalikan dalam box nya, menata dengan tangan yang gemetar, dengan air mata yang masih terus jatuh, aku menghapusnya seketika tapi masih saja turun lagi, bayangan keluarga mu yang hangat, senyuman dan sikap tulus isi rumah itu, semua menghancurkan perasaanku
" HUHUHU... " aku berjongkok bertahan dari sudut meja, aku tak mampu lagi berdiri, semua sendi ku melemas, aku sungguh lemah, aku hanya bisa terisak seperti ini
BEY'S bread
Aku mengelus nama mu, aku terbayang senyuman mu, aku tak ingin menjadi pecundang dan lemah, demi diri mu, bahkan nyawa menjadi taruhan ku. Entah apa yang bisa ku lakukan, tapi tekad bulat ku kian berubah, rasanya kini kian melemah dan tanpa arah
Aku akan melindungi mu
terima kasih sudah membaca sampai disini..
terus dukung dengan memberi review dan komentar berikut 5bintang di depan..
Komentar tiap tiap babnya..
Kirim power stone sebanyak2nya
beri hadiah sebanyak banyak ya agar penulis terus bersemangat dalam berkarya
ig @anyun yun yun yun (jng pakai spasi)