POV BEY
Aku menghirup aroma yang keluar dari toko roti keluarga ku ini, aroma khas yang wangi dan menggugah selera. Toko ini adalah usaha turun temurun keluarga besar dari papa ku.
" Wangiiinyaaa... " hirup ku dalam, rasa dan aroma yang sangat aku kenal, Bey's bread. Itu nama baru yang di resmikan setelah Aku lahir.
Mama melambaikan tangan di ikuti papa dari balik dinding kaca, aku mempercepat langkah mendorong pintu toko yang bergantung papan bertulis open. Aku menyapa sekilas karyawan toko yang sudah sangat akrab selanjutnya berlari kecil ke arah dapur menghampiri orang tua ku yang sedang sibuk
" Sudah makan sayang ? " aku mengangguk menjawab pertanyaan Mama.
Papa mengambil beberapa potong roti dan dua gelas minuman meletakkan di atas sebuah baki berwarna cream, dia mendorong baki penuh itu ke arah ku, dengan mengeryit heran aku menyambut baki dari tangan papa.
Papa dan mama memberi kode dengan kepala ke arah teras samping jelas mereka meminta aku segera menoleh, ada punggung Mario yang kulihat jelas dari sini. Aku tersenyum mengerti, ah orangtua ku memang paling bisa menggoda anaknya
Mama dan papa ini paling bisa saja membuat anaknya senang, hehe
Aku melangkah cepat ke arah Mario, langkah ku menjadi ragu saat mendapati sorot matanya yang kosong seperti mengambang, tangannya masih memegang kamera, dia seperti melamun atau termenung entah lah, wajahnya membuatku cemas. Aku tak bisa menebak pikirannya
Aku mungkin sedikit dapat menangkap apa yang dia bayangkan aku melirik layar kamera di tangan Mario yang memajang foto papa dan mama yang terlihat ceria di depan adonan kue mereka
Aku mencoba mengingat cerita Papa tempo hari , Mario adalah anak adopsi keluarga Widjaja, dia bahkan tidak memiliki keluarga kandung dan saat ini Mario bersitegang dengan ayah angkatnya, itu pasti berat untuk Mario
Aku menarik napas berat, mencoba membuat senyum seceria mungkin. Aku meletakkan baki di meja sedikit menyentak, benar saja Mario terkejut ! itulah maksud ku, menyadarkan lamunannya, hehehe ... aku tertawa kecil membuat Mario segera menoleh ke arahku dan melemparkan senyuman
" Wah lihat ! ada foto Papa dan Mama di sana " Aku memasang wajah terkejut lalu memonyongkan bibir seperti cemburu, nada bicara ku buat sekesal dengan seimut mungkin, aku berusaha menggoda dan mungkin saja bisa memperbaiki sedikit mood buruk nya
Mario membuka mulutnya seakan tidak paham maksud mimik wajah ku yang cemberut dan melengos itu
" Kau belum pernah mem-foto ku ! " Sambung ku ketus, menjelaskan kenapa kini aku memasang wajah seperti ini
Mario tertawa kecil, ah sepertinya sekarang dia sudah paham dengan bibir monyong ku. Jarinya menyentuh ujung hidung ku sekilas, pasti dia mengira aku sedang melucu, rona wajahnya sekejap berubah ceria, yes ! berhasil teriak hati ku senang
Mario mengangkat kamera nya seketika, dia beberapa kali memetik tombol kameranya tanpa aku sadari. Aku masih belum sadar dengan bidikannya ke arah ku yang sibuk menyeruput minuman, menikmati air segar di gelas ku, dan disaat aku mendongakkan kepala, Mario terus menjepret tanpa henti sambil menarik bibirnya
" Hey. Heii.. duh !" aku berusaha menghentikan Mario walau tangan ku berusaha menjangkau kamera tapi Mario lebih sigap mengelak. dia segera berdiri dan terus membidik ku berkali kali, ya ampun tingkah kami mengundang tatapan pengunjung lain, membuat wajah ku merona merah, aku jadi malu sendiri
" Mario plisss, pliss.. " wajah ku sudah kianmemanas, tatapan beberapa tamu yang melihat ke arah kami membuat ku salah tingkah. Aku semakin malu tapi Mario tidak peduli. Dia terus saja mengambil gambar ku hingga aku menyerah dan tak lagi berusaha merebut kamera yang dia angkat tinggi
Aku kembali duduk berusaha menahan rasa malu, tangan ku menutupi wajah tapi Mario terus begitu, memasang wajah jahil dan senyuman menggoda. sekarang dia malah tersenyum ! bahkan senyuman itu bertambah mengembang tanpa henti, saat ini wajah tampan nya membuat Aku kesal
Setelah beberapa lama kami menghabiskan waktu di toko dan Mario masih sibuk dengan kameranya sampai dia merasa semua sudut toko ini sudah cukup memenuhi galeri kameranya
Aku dan Mario memutuskan pulang ke rumah sementara papa dan mama masih banyak persiapan untuk pesanan esok hari. Mario menggenggam tangan ku, kami bergandengan tangan menyusuri jalanan. Sesekali Mario masih mencuri memoto ku sepanjang perjalanan pulang, dan beberapa kali juga aku berusaha menjangkau kamera nya, aku masih belum menyerah
" ah lihat ! " aku menunjuk arah lain berusaha menipu Mario, ah bemar saja ! aku segera mengambil alih kamera di tangannya, Mario sedikit tercengang hingga dia sadar aku sudah mengikuti gayanya, mulai mencoba menggunakan kamera hitam itu
" Kamu curang , hanya aku yang di foto " dengan sedikit berlari melangkah di depan Mario, aku menyalakan tombol on dan mulai membidik sebisaku, yang penting Mario nya terlihat begitu saja ujar batin ku sok tahu
Dia merona merah, jelas ujung jarinya menyentuh hidung berusaha menahan tingkahnya yang terlihat cangguh, tuh lihat bahkan photografer pun tak biasa dengan jepretan kamera, wajah Mario yang merona dan tingkahnya yang cangguh sungguh menggoda
" Kamu lucu sayaaang ! " teriak ku meledek, menggoda wajahnya yang tersipu, dengan berjalan mundur aku menjepret kamera berkali kali, tak lupa untuk terus mengolok nya. Salah tingkah Mario membuatku terlalu senang, senyum tak lepas di wajah, begitupun dengan mu, Mario i love you !
Mario melangkah mendekati ku dengan cepat tangan nya menjangkau tangan kosong ku, dan membuat aku tertegun, tangkapannya terasa kuat hingga aku lengah, sementara tangannya yang lain mengambil kamera dari genggaman tangan ku. Aku mengerutkan dahi, memasang wajah kecewa
Dia mendekatkan wajahnya, mencium hidung ku sekilas. Aku menahan rasa malu dan juga bahagia ! kau menipuku dengan sangat baik. Dengan begini saja bersama mu membuat hati ku penuh bunga, rasanya selalu mendebarkan saat berada di sisi mu. Bahagia yang tak bisa terbendung
Mario mengarahkan kamera ke arah kami, membuat dahi ku bertaut, dia melakukan wifie ? tangan kiri nya menangkap pangkal lengan ku, dia menarik badan ku mepet ke dada nya, dan aku malah membuat wajah bingung
Flash !!
Kami mengambil gambar bersama
" aaaah aku belum siap ! " rengek ku mengambil langkah berlari menyusul Mario yang meninggalkan ku lebih dulu, dia sudah menjauh di depan sana. Cahaya sore ini terasa hangat dalam hubungan kami, aku merasakan jika Mario sudah menyatu dalam keluarga ku.
Bagi keluarga ku kehadiran Mario memberi warna lebih banyak dalam hidup kami. Aku merasakan bagaimana papa dan mama menyukai nya.
Hey , bahkan mama dan papa, mereka sudah lama ingin anak laki - laki. Aku tersenyum rasanya sangat bahagia. Rasanya sangat bahagia jika kekasihmu di sambut baik oleh orang tua mu, semuanya sungguh terasa mudah dan indah saat ini. Keringat turun di dahi ku dan itu menyegarkan. Aku merentangkan tangan sambil berlari, terimakasih Tuhan anugerah Mu sungguh indah.
Aku menatap langit sore, melawan bias silau cahayanya, aku sangat menikmati hidup ku. Aku sangat bersyukur Mario lah yang menjadi pasangan ku, teruslah begini
Aku memasuki rumah, dan lihatlah Mario sudah menikmati air dingin di depan kulkas. Aku segera menghampiri dan menggeser tubuhnya dengan pinggang ku, membuat posisi Mario tergeser, ahh.. suhu rendah dari dalam kulkas menyegarkan tubuh ku
Aku menjangkau sebotol air mineral, Mario merebutnya dari ku, membuat dahiku berkerut. Oh ternyata dia membuka tutup nya, aku tersenyum dan menenggak minumanku dengan dahaga. Kamu sungguh memperlakukan ku dengan manis pacar ku
Rasanya legaa.. dahaga ku hilang, badan ku langsung segar. Mario mengambil botol ku yang masih tersisa. Dia meminumnya dengan cepat, itukan bekas ku !
Aku terperanga melihat tingkah nya dan tidak bisa memalingkan wajah, tubuhnya membuat sorot mata ku terpaku saat air mineral yang dia tenggak mengalir diantara mulut dan jatuh menelusuri kulit leher nya yang naik turun
Dia seksi sekali
Dimata ku Mario sangat sempurna, bahkan saat minum pun aku bisa melihat seperti ada cahaya di sekitar tubuh nya yang menyilaukan pandangan ku, dia seperti model pria profesional di televisi, membuat ku terus mematung menatap Mario
Aku masih menikmati pandangan indah ini, menatap pacar ku. Aku menelan ludah melihat butiran air yang jatuh di ujung dagu nya. Mario menarik botolnya membuat ku harus tersadar. Apa yang ku pikirkan sih ! Aku memutar badan, hampir saja aku melakukan hal konyol seperti kemarin !
" bahaya bahaya ! " pikir ku membuang bayangan yang mulai kotor di otak
" Dia terlalu seksi, bibir nya yang menantang saat minum dan tenggorokan nya yang naik dan turun " bisik hati ku tak kuat dengan figure menggoda Mario
" Ah, ini menyesatkan. Bukannya Aku pernah menikmatinya ? " pikiran ini kacau, kacau sekali. Aku selalu lepas kendali terhadap pesona Mario. Lebih baik Aku mandi saja ! barangkali bisa mencuci otak mesum ku ini
Aku akan meninggalkan dapur dan menuju kamar ku tapi tangan mario menjangkau lenganku dia menghentikan langkah ku seketika.Aku terhenyak tapi tak berani memutar badan menghadapi wajahnya
Pikiran ku sendiri sudah membuat wajah ku memerah, bayangan di otak ku sudah kemana - mana kini, jangan sampai aku lepas kendali lagi seperti saat itu, itulah mengapa ku tidak berani menatap mu
Mario memutar bahu ku memaksa aku untuk menghad ke arahnya. Aku terpejam sambil memainkan bibir, terlalu banyak bayangan vulgar di dalam pikiran ku, apa dia akan menciumku ? tangannya hangat menyentuh pundakku
" Bey , ada yang ingin aku kata kan " Suara Mario yang pelan membuat aku harus membuka mata perlahan, kutatap wajahnya yang terlihat tenang, senyum kecil juga menghias disana
Aku memasang telinga, Mario menyentuh rambut ku dan merapihkan helaian yang mengganggu mata ku. Dia membelai kepala ku, tangannya menjangkau lenganku menyusuri dan memainkan jari ku. Aku menatap dalam mata Mario, lama kami saling bertatapan
Aku seperti masuk kedalam sorot mata nya yang dalam dan terasa kian kelam, kemana mata bercahaya tadi ?
terima kasih sudah membaca sampai disini..
terus dukung dengan memberi review dan komentar berikut 5bintang di depan..
Komentar tiap tiap babnya..
Kirim power stone sebanyak2nya
beri hadiah sebanyak banyak ya agar penulis terus bersemangat dalam berkarya
ig @anyun yun yun yun (jng pakai spasi)