POV BEY
Setting : Bey dengan sebotol minumannya duduk di kursi meja makan yang mengarah jendela dapur sementara Mario bersender pada sisi meja makan, mereka salif menatap dengan botol minuman yang telah kosong
-
-
-
Lama kami saling terpaku memandang satu sama lain, angin dari jendela menggerakkan rambut ku, rasanya sejuk. Ujung kaos Mario bergerak, leher kaos yang basah oleh keringat dan tumpahan air mineral tadi, akan ku ingat jelas semua nya. Aku menikmati setiap momen denganmu bisik hati ku. Mario merogoh saku nya, aku menangkap wajahnya yang memerah
sebuah cincin !
Aku terperanga melihat benda kecil di ujung jari nya.
" Maaf ini tidak indah , aku hanya tidak sabar lagi Bey " ucap Mario pelan sambil malu malu
Aku melihat jelas rona merah dan rasa malu di wajah Mario. Dia mencuri lirik di sudut mata sabit nya, dia mencari tahu dan ingin melihat reaksi ku
Aku terperanga, wajahku tak terkontrol antara terkejut dan juga takjub. Aku tidak menyangka melihat tingkah nya saat ini semua itu membuat hatiku bergetar hebat, aku merinding, tak pernah terbayangkan kau sampai membelikanku sebuah cincin
Lelaki yang ada di hadapanku saat ini. Senyum malu - malu nya, rasa gugup nya. Aku tidak pernah menyangka jika mencintai bisa sebahagia ini, jika mempunyai pacar akan sedeg -degan ini
Mata ku menatap wajah Mario, sedikit terlihat memudar, mata ku mulai berkaca - kaca. Aku mengulurkan tangan membuka jari jemari ku, dengan cangguh Mario memasangkan cincin mungil itu ke jari manis ku, tangannya sedikit gemetar
Aku terharu
Aku segera memeluk nya dan berbisik sambil menahan tangisan bahagia.
" Terima kasih sayang.. " dia mengelus rambutku, mengusap - usap lembut. Aku menahan airmata dan rasa haru, perasaan di hatiku rasanya berebut ingin meluap hebat, semua perasaan bahagia yang bergejolak, meletup seperti tertahan di pangkal lidahku, aku berbisik untuk kesekian kali sambil menahan air mata yang kini bergulir juga turun di pipi
" terimakasih sayang " Mario mengangguk pelan
" Boleh Aku mencium mu ? " akupun mengangguk cepat, mengiyakan pertanyaannya, mempersilahkan wajah pria tampan ku yang merona ini. Pria yang akan bersama seumur hidup ku. Ahh.. aku terlalu bahagia ! aku tak bisa membayangkan pernikahan, hari bahagia dan semua yang tak tahu lagi rasanya akan sebahagia apa !
Kini aku bukan hanya mengizinkan kau mencium ku Mario, Kau tau jelas itu pandangan mata ku pada wajah mu menjadi sayu karena semua perasaan ini, dada ku bergetar hebat hanya dengan melihat sorot mata tampan mu itu. Mario mengangkat tubuh ku mendudukan di atas meja makan. Dia sedikit membungkuk menyamakan tinggi kami, wajahnya mendekati wajah ku perlahan , aku mengulum senyum dan dia membalas dengan tersenyum lebar.
Tangannya mencubit ujung hidung ku, gemas membuat aku semakin tersipu
" Aku akan melakukannya dengan benar " ujarnya
Terdengar ambigu di telingaku, aku kurang mengerti maksud Mario tapi apapun itu asal dengan nya semua aku mau ! hehe... tentu saja apa lagi yang ada dalam otak ku !
" Aku akan melamar mu dengan benar " aku melototkan mata
Jadi ini maksudnya yang akan dilakukan dengan benar ? lamaran ! Aku terperanga tak percaya dengan pendengaranku. Aku tidak salah dengar. Kalimat barusan terngiang berulang - ulang di telinga ku. Aku merasa menjadi wanita paling bahagia saat ini.
Aku tidak pernah berpikir pria yang bersama dengan ku serius menjalin hubungan bahkan Mario sudah berpikir tentang lamaran ? Jantung ku berdetak kencang, luapan emosi ku semakin menjadi - jadi
" Mariooo .. " aku tidak bisa meredakan emosi yang bergejolak seperti meletup - letup dalam hati ku, aku terlalu bahagia. Aku bahagia memiliki mu.
Mario melepaskan pelukanku, tangannya mencubit ujung daguku lembut, wajahku sedikit terangkat, kepala ku pun ikut terangkat, memandang lurus ke dalam sorot mata hangat nya, aku sangat menyukai pria ini. Aku melupakan semua nya saat bersama dengannya yang aku mau hanyalah menikmati waktu dengan mu, Mario
Aku menginginkan semuanya, ku harap kau juga. Wajahku semakin panas, badan ku juga, aku tak sanggup lagi mengontrol nya. Yang aku mau hanya ada kita
Dia menyentuh leher ku merasakan naik turun nafas ku, aku mencoba menahan nafas dan tak tahan dengan sentuhan telapak lebarnya yang hangat. Aku sedikit merasa malu hingga aku berusaha menutupi wajah dengan telapak tanganku tapi itu tak berhasil malah mengundang tawa kecil Mario, ah dia jangan jangan menggoda lagi ! batinku sedikit terluka mengingat momen indah kami tempo hari menjadi konyol
Aku merasakan degup jangung diantara kami yang tak menentu. Dia meraih pinggangku dengan kedua tangannya, mengangkat tubuh ku, dia menggendongku. Kami menuju kamar nya
Aku menatap wajahnya yang tersenyum, ketampanan mu memabukkan ku. Kami saling mengerti akan tatapan yang terus terpaut kian dalam dan penuh arti ini. Dia tersenyum lagi, mencium dahiku lembut dengan amat lembut, aku bisa merasakan bibirnya yang kenyal di jidatku, jarinya merapikan rambut ku, kini dia menggigit bibirnya pelan seperti menahan hasrat di dalam dirinya. Sementara aku masih terus menatapnya dalam
" jangan seperti itu Mario, itu sangat gemas dimata ku " suara hatiku menggelitik melihat bibirnya yang di gigit sebagian, kudengar ada sebagian orang melakukan hal kecil tanpa disadari untuk mengurangi ketegangan dalam dirinya, mungkin itu juga yang membuat Mario sering menggigit kecil bibirnya yang penuh itu, tingkahnya itu malah membuat gejolak ku kian naik, kau terlalu penuh pesona Mario
" ini juga pertama bagi ku, jadi maafkan aku jika banyak melakukan kesalahan " aku mencoba mengangguk perlahan, mencoba mengerti akan kalimat bisikannya barusan, anggukanku sudah cukup kah untuk menyahuti bisikannya ?
Berbagai rasa berkecambuk di dalam dada ku, yang pasti bahagia tak terkira karena ini pertama kalinya untuk kami, ah ini sungguh membuat ku cangguh dan takut
Mario melepaskan pakaiannya dengan amat sangat perlahan seperti kedua sorot matanya enggan untuk berpaling dari wajah ku, kini aku merasa senang, cemas, panik, penasaran aah.. semuanya menjadi satu
Aku memegang dada yang terus bergemuruh, mata ku bisa melihat jelas bentuk otot kekasihku yang mengeras, ya ampu ! dia super panas ! fiuuh.. nafas ku semakin berat rasanya, mata ku sungguh tak bisa menolak figure indah di depan ku saat ini
Mario meraih ujung kaos ku, dia membantu melepaskan pakaianku masih dengan perlahan, aku hanya tertunduk dengan perasaan yang berkecambuk, kami cangguh dan jelas kaku, ini pertama kalinya untuk aku dan juga untuk Mario
Mario menuntun tubuh ku hingga rebah di kasurnya, mata kami masih saling menatap dalam, hingga tubuh ini jelas merasakan suhu tubuh yang bertemu hangat
Dia mencoba sekali lagi dan aku berusaha menahan teriakan ku dengan kedua tangan yang menutup mulut memaksa untuk tak mengeluarkan suara apapun, sudut mata ku kini basah. Ini sakit sekali ! Biar lah rasa sakit ini, asal kami tetap bisa menikmatinya bersama
Aku mengangkat tangan yang menutup mulutku, kini aku bisa merasakannya, rasa sakit dan perih yang seperti mengoyak tubuh ku tapi tak apa asal aku bersama dengan mu, inilah cinta. Mario memanggil nama ku lirih berulanh ulang kali
" Beeyy.. " Aku mencoba menahan air mata dan mengangguk meminta dia tak perlu memasang wajah cemas seperti saat ini, malam itu semua terjadi. Aku yang mencintai mu, kau yang mencintai ku. Semoga kita akan selalu bersama
" Mario aku mencintai mu to the moon and back " bisik ku pelan karena lelah sebelum akhirnya terlelap, badanku seperti melemah, api yang membakar seakan padam.
**
kirimkan dukungan kalian untuk mengisi inspirasi melanjutkan kisah mereka !!
terima kasih sudah membaca sampai disini..
terus dukung dengan memberi review dan komentar berikut 5bintang di depan..
Komentar tiap tiap babnya..
Kirim power stone sebanyak2nya
beri hadiah sebanyak banyak ya agar penulis terus bersemangat dalam berkarya
ig @anyun yun yun yun (jng pakai spasi)