POV MARIO
Setting : Mario meninggalkan gedung mewah perusahaan milik Alfa Widjaja dengan wajah paniknya, pemuda itu menelusuri jalanan dengan hiruk pikuk yang tak bisa membuyarkan pikirannya, Mario sedang memikirkan apa yang harus dia pilih
-
-
-
Raga ku telah keluar dari ruangan itu tapi jiwa ku masih menetap di sana, di dalam ruang dengan bau alkohol, dengan lantai yang berserakan
Aku tak sanggup melihat banyak roti yang berhamburan di lantai, om Alfa sengaja melakukan semua nya
Dia memesan banyak roti dari toko keluarga Bey, aku mengingat kembali kesibukan mereka tadi pagi, keluarga Bey bahkan mempersiapkan nya dengan penuh cinta. Menyelesaikan pesanan dengan sepenuh hati tapi, roti-roti ini hanya berakhir di ujung kaki, menjadi alas pijakan lelaki gila itu !
Aku menelusuri trotoar dengan keringat yang perlahan jatuh bergantian di wajah ku. Angin menembus kulit punggung ku, kemeja ku jelas sudah basah karena keringat .
Aku berlari lalu berhenti. Berlari lagi dan berhenti. Menyeka keringat dan berlari lagi terus begitu berulang kali, aku hanya ingin beban di dada, masalah di kepala ikut berkurang seperti energi ku yang terkuras karena berlari menyusuri jalanan
Bagaimana aku menghilangkan semua masalah ini ? harus bagaimana aku melepaskan semua beban ini ? bagaimana cara agar kau dan aku bisa bersama dan bahagia bersama gadis yang kucintai ? mengorbankan Sofia !
Aku tidak sanggup saat senyuman anak kecil yang tulus muncul di depan mata ku. Aku tidak sanggup jika hidup Dave juga berakhir seperti Sofia, seperti aku, seperti kami !
Aku ingin Sofia bahagia dengan keluarga kecilnya
Aku ingin Bey bahagia dengan keluarganya.
Aku harus apa ?! bagaimana..
Langkah ku sudah memelan, ternyata aku sudah tiba di depan rumah keluarga Bey, aku berdiri di depan gerbang beberapa saat lamanya, aku menatap rumah di dalamnya, rumah yang sederhana
Rumah yang biasa saja tapi kehangatannya luar biasa. Baru sehari aku bersama kalian, tapi rasanya Aku tak ingin melepaskan kebersamaan kita
Aku perlahan membuka gerbang, mendorong pintu depan, menikmati ruangan yang rapi dan teratur ini, menyapu sekeliling, masih sepi. Aku melihat jam tangan
Pukul 03.00 sore
Rumah masih sepi, mama dan papa Bey pasti masih di toko, pikir ku. Dengan langkah gontai kaki ku melangkah berjalan menuju kamar yang di persiapkan sedemikian rupa oleh pemilik rumah spesial untukku, ah.. raut kusut wajah ku terpantul jelas di kaca rumah. Aku merebahkan diri, nafas ku terasa kian berat, seberat beban pikiran ku saat ini
Aku mendengar derap langkah yang kian jelas tapi berat rasanya untuk bangun, aku tidak menghiraukannya
Cklek!
Wajah Bey menyembul dari balik pintu, aku memaksakan menggaris senyum
" sudah pulang ? " dia berjalan menghampiri ku, dengan santai duduk di sebelah kepala ku yang sedang merebahkan punggung
Aku menatapnya sebentar, memikirkan bagaimana memberi senyuman terbaik. Aku tidak mau dia mengkwatirkan diri ku, cukuplah ini menjadi bagian dari rahasia ku, aku hanya ingin menjaga mu
" Hey, apa ada sesuatu ? " tangannya mengayun di depan wajah ku, menyentakkan tatapan kosong, Aku tersadar. Aku mengangkat kepala ke atas pahanya. Dia sontak kaget , tubuhnya sedikit mundur, Aku tidak perduli.
Aku memejamkan mata, mencium aroma badan nya, mencari kenyamanan di sana.
Kami terdiam, tidak ada yang memulai kata-kata, Aku memejamkan mata menyamankan diri dalam pangkuan nya, dia pun tidak protes, tangannya membelai rambut ku lembut. Aroma tubuhnya menenangkan ku.
Rasanya beban pikirann ku menghilang, walaupun sejenak. Aku ingin terus bisa seperti ini, menikmati waktu bersama dengan mu Bey. Aku takut akan kekurangan diri ku yang akan membuat luka di hati mu.
" Hey ayolah, nanti ada yang pulang " Aku mengangkat kepala melihat wajah nya, ada rasa cemas dan ada rona merah di sana, Aku tersenyum.
" sebentar lagi " pinta ku.
Bey tidak menolak, Aku menikmati pangkuan nya untuk berapa lama.
triiiing....
Ponsel Bey berbunyi. Dia mengangkat ponselnya dan aku masih enggan beranjak dari pangkuannya, aku masih nyaman menjadikan pahanya bantal yang hangat dan empuk
" Iya ma, aku bersama Mario di rumah kenapa ? " suara mereka yang jelas bisa ikut aku dengarkan
Aku menguping obrolan mereka, suara di seberang sana terdengar nyaring jelas sekali sedang bahagia, mungkin ada hal baik di sana, pikir ku
" Selamat ma..! semangat ! " wajah Bey seketika cerah
Bey mengangkat tangannya yang terkepal, dia sedang memberi semangat untuk orang tuanya di seberang sana, aku menahan senyum memperhatikan tingkah nya, dia terlihat lucu dan menggemaskan dengan wajah cerianya itu
" Mama dan papa tidak bisa pulang malam ini... " suara dari seberang sana jelas masih bisa kutangkap, tapi aku mengganti posisi menjadi berbaring, menahan senyum ku sendiri
" APAA ! " teriakan Bey seperti memecah telinga ku reflek aku menutup kuping, dia sendiri melemparkan tawa kecil dan berusaha menahan mulutnya, walau begitu jelas ekspresi wajahnya terlihat bingung, aku tersenyum kecil
" ada apa " bisik ku, bertanya ingin tahu padahal aku sudah jelas menyimak obrolan mereka
Bey mengangkat tangannya, alisnya bertaut, dia menatap wajahku sesaat lalu mengisyaratkan ku untuk jangan bersuara, ups.. sorry ! aku kembali ke posisi awal, tidur miring di pangkuan nya
" aduh jangan begitu geli " ucap Bay sambil meletakkan ponsel di atas ranjang tak jauh dari posisi tangannya yang kini menumpuh badan yang sedikit condong menjauhi kepala ku, mata ku menatap lurus bibir gadis ku yang merona dan menggoda
" Ada apa ? " aku mengulang pertanyaan ku wajah Bey terlihat bingung, kini dia tak berani menunduk membalas tatapan ku, wajahnya sedikit menengadah sebelum bibirnya bergerak, aku hanya bisa terus memperhatikan wajah gadis ku itu dari sudut bawah dagunya yang lancip
" Mama menerima pesanan dari rumah produksi xx dalam jumlah yang besar " aku segera bangkit dan mengangkat badan, mengatur posisi duduk dengan bergeser di sebelah Bey, apa aku tak salah dengar ? gadis ku itu menoleh dan mengangguk cepat, raut wajahnya yang berbinar dia jelas sangat senang
" wah selamat " ucapan ku mungkin tulus tapi rasa beban di hati ku membuat ku ragu. Aku melihat Bey yang gembira, pantas saja suara mama Bey di telpon terdengar ceria, mereka mendapatkan pesanan perusahaan besar dalam jumlah yang menakjubkan, batin ku bergetar, ada ketakutan di dalam hati ku kini
Tapi
biarlah aku menyembunyikan kecemasan ku,
Rumah produksi XX
Aku menoleh ke arah wajah kekasihku sekali lagi, Bey tersenyum lepas ke arah ku, matanya jelas berbinar - binar. Aku membalas senyumannya, membalas dengan garis sesempurna mungkin
Apa yang dia rencanakan ? batin ku bergejolak, pasti ada alasan di balik semua pesanan itu !
Aku yakin ada alasan lain di balik pesanan kue di toko roti Bey, dia sudah melakukan nya sekali tadi pagi, lalu sekarang apa lagi ! aku takut sesuatu melukai Bey, melukai orang tua nya, melukai keluarga ini
Aku memeluk Bey seketika sontak gadis ku itu terkejut, dia tak menyangka mendapat serangan tiba tiba dari ku. Aku memeluk nya erat, tak ingin melepaskan nya, aku ingin kau menjadi milik ku untuk selama nya. Aku ingin kita memiliki keluarga dan bahagia, apa itu dosa?
Lalu haruskah aku penuh dosa ?
***** ******
BEY
Setting : Bey melangkah dengan kaki berjinjit, dia berjalan pelan seperti maling ke arah kamar tamu keluarganya yang sedang di pakai Mario, gadis itu sudah terlebih dahulu memeriksa rak sepatu di depan sana, dia yakin Mario sudah mengisi kamar tamu keluarganya
-
-
-
Aku melangkah memasuki kamar Mario, memastikan siapa yang tadi membuka pintu. Aku yakin itu Mario, tapi kenapa dia tidak menyadari kalau aku sudah terlebih dahulu pulang ke rumah
Dia tidak menyadari sepatu ku yang ada di rak ? Huuuuh... dia sungguh tidak peka. Aku mengintip dari daun pintu, benar saja dia sudah pulang, gerutu ku sedikit kecewa
Aku berusaha tersenyum walau sedikit kecewa, aku tetap senang melihat mu. Dia merebahkan setengah badan di kasur. Aku mendekatinya dengan tarikan senyum terbaik, wajahnya membalas tersenyum tapi sepertinya ada sesuatu yang dia rahasiakan, Mario menyimpan kecemasan nya
Aku mengambil duduk di sebelahnya, aku sempat mendapat lirikan mata nya yang melihat ke arah ku sekilas dan .. Dia menaikan kepalanya di atas paha ku, sontak itu mengejutkan ku, jantung ku seperti akan lepas di dalam sini tapi dia dengan santai nya mulai terlelap di pangkuan
Aku memandangi wajah itu, bibirnya merah muda, hidungnya mancung. Dia sempurna di mata ku, Mario memang tampan tapi aku menyukai mu bukan hanya karena paras tampan mu, setiap kali aku melihat wajah mu rasanya hatiku bergetar, rasanya aku sudah lama mengenalmu, rasanya wajah mu begitu ku kenal, tapi entahlah !
Aku mengangkat telpon dan bicara sebentar dengan Mama. Beliau senang sekali mendapat banyak pesanan. Aku juga sangat bahagia, usaha mereka akan bertambah sukses, bahkan hal baik datang beruntun dalam keluarga ku
Mario yang ada di sini dan pesanan toko yang meningkat tajam, sudah berapa hari berturut tueut ada pesanan dalam jumlah besar tadi pagi pun begitu. Aku merasa sangat bersyukur
Tapi ada sesuatu yang mengganggu ku saat ini
" Mama dan papa tidak bisa pulang.. "
Mereka, kedua orangtua ku harus tinggal di toko, mengurusi semuanya, dikarenakan masih kekurangan karyawan, mama dan papa harua kerja ekstra di toko hingga esok hari
Dan aku hanya berdua dengan pacar ku yang tampan ini, ya ampun ! ini membuat wajah ku panas. Aku menatap wajah Mario yang masih di pangkuan ku, lihatlah lekukan bibirnya yang menawan, hidungnya yang sempurna dan.. garis di lehernya begitu jantan ! ah tidak, Bey tolong bersihkan pikiran mu segera !
Deg ! deg ! deg !
Dada ku berdegub kencang. Membayangkan apa yang bisa saja terjadi antara kami, tanpa papa dan mama malam ini.
Ya ampun pikiran ku kotor sekali. Aku menggelengkan kepala, mencoba membuang semua pikiran jorok yang menghantui ku
Mario mengubah posisi kepala nya, itu membuat sentuhan rambutnya menembus dress ku, rasanya geli, ya ampun dari tadi aku menahannya. Ini menggelitik ku Mario ! Dia tidak sadar kalau paha wanita itu sensitif sekali
Mario bangkit dan duduk di sebelah ku, matanya menatap ku sendu, sesuatu mengganggu pikirannya, sepertinya
Dia memeluk ku tiba-tiba, itu membuat ku terkejut, perlakuannya yang seperti ini membuat perasaan ku tak menentu, ada apa?
Mario mempererat pelukannya, membuat dada ku merasa sesak dalam kebingungan aku membalas pelukan nya. Jantungnya berdetak kencang, aku bisa mendengar nya
" Mario.. " bisik ku ragu
" Bey " diia membalas dengan suara yang serak
Aku mengelus punggung nya berusaha mengerti dengan perasaanya yang membingungkan untukku. Dia mengelus rambut ku, berkali kali dan terus berulang ulang. Haduh sampai kapan begini, pikir ku
Dekapan eratnya, sentuhan hangat telapaknya di kepalaku, nafasnya yang hangat di pundakku, semua perlakuan mu yang spontan ini..
Aku harus bisa menahan diri !
" Bey, aku ingin selalu bersama mu, aku ingin melindungi mu, percayalah pada ku " aku melepaskan pelukan, menatap wajah Mario
Dia mengangkat kedua tangannya dan menyentuh pipi ku, kini rasanya dingin.
Rasa apa ini? membuat dada ku bergetar, rasa takut menyelimuti ku seketika, aku pernah merasakan perasaan seperti ini. Aku tidak mau merasakan lagi . Aku menahan diri ku, tapi tak sanggup
Mata ku mulai panas, berkaca-kaca, wajah ku tak sanggup menahan rasa yang berkecambuk dalam dada, Mario kau tak akan meninggalkan ku kan ? Mario ada apa ?
" Mario.. ada apaa ? " aku berusaha menahan tangisan tapi akhirnya aku terisak juga
Rasa takut yang menyelimuti perasaan ku, rasa tak ingin kehilangan akan dirimu. Aku tak bisa menahan rasa takut yang ada saat ini, aku takut kamu pergi lagi, menghilang dari hadapan ku, seperti dahulu
" jangan menangis " pintanya dengan suara bergetar, terlukis jelas rasa cemas di mata nya, bagaimana mungkin kau katakan jangan menangis sedangkan wajah mu meraut sendu
" Jangan pergi, jangan pergi.. jangan tinggalkan aku lagi.. huhuhu.... " aku menutup wajah dengan kedua telapak tangan, terisak dan tangisan ku pun pecah. Mario menahan tangan ku, memaksa aku melepaskan dan mulai membalas tatapan matanya yang penuh teka teki, tapi aku tak mau, aku tak ingin melihat raut wajah dingin itu lagi ! telapaknya yang menggenggam pergelangan tangan ku terasa dingin, ujung jarinya yang menyentuh pundakku semua terasa beku
" Aku mohon, aku mohon.. " isak ku semakin menjadi, badan ku bergetar, aku turun dari sisi ranjang
Aku berlutut dan memohon dalam pangkuan nya, aku tidak mau lagi berpisah, aku tak ingin kisah kita terulang lagi seperti dahulu, aku tak mau Mario
Dia menjangkau bahu ku, menuntun tubuh ku untuk berdiri mengikuti nya, dia memeluk ku lagi dan aku membalas dengan erat
Aku terus memeluk nya walau tangan Mario yang memegang bahu ku berusaha melepaskan. Aku tetap enggan. Aku menggeleng, aku tidak mau melepas mu, aku takut saat ku lepas pelukan ini, kau akan pergi meninggalkan ku.
Aku takut kehilangan mu.
terima kasih sudah membaca sampai disini..
terus dukung dengan memberi review dan komentar berikut 5bintang di depan..
Komentar tiap tiap babnya..
Kirim power stone sebanyak2nya
beri hadiah sebanyak banyak ya agar penulis terus bersemangat dalam berkarya
ig @anyun yun yun yun (jng pakai spasi)