Chereads / Aku Kamu dan Masa itu / Chapter 56 - Memperbaiki hubungan

Chapter 56 - Memperbaiki hubungan

POV. Bey yang masih terlelap di ranjang

Aku terbangun oleh aroma coklat hangat yang menusuk kedalam hidungku, wanginya yang semerbak seperti masuk kedalam tidur lelapku

" aah sudah pagi "

Aku menggeliatkan badan, meregangkan otot otot yang rasanya kaku. Suamiku dengan langkah santai melangkah dari depan sana, suara sendal nya sedikit mengejutkanku. Reo tersenyum masuk ke kamar menghampiriku, ditangannya ada secangkir cokelat hangat. Aaah... wanginya sungguh menggoda

Suamiku menyodorkan gelas itu komplit dengan senyum indahnya, aku tak langsung menerimanya, ada yang harus terlebih dulu aku lakukan

Aku meraih handuk kecil di lehernya, menjangkau kepala suamiku, kulihat ujung rambutnya masih meneteskan air, aku membantunya mengeringkan rambutnya

Pria itu menurut saja, aku mengelap rambutnya dengan bertumpu pada ujung kedua lututku, punggungnya yang bidang dengan sisa-sisa percikan air mencuri mataku, Reo belum mengenakan kaosnya

Aku menurunkan handuk dari kepala menuju punggungnya, mengelap pelan disana, beberapa titik rona merah di sekitar lehernya mencuri mataku, beberapa titik merah yang jelas di kulit mulusnya. Seketika dadaku berdegub kencang

" leher mu kenapa sayang ? "

Tangan Reo menjangkau arah telunjukku, menghempas perlahan tanganku, ada beberapa titik merah dileher suamiku, aku memperhatikan lagi dengan seksama, aaah.. ada beberapa di dadanya, juga di sekujur bagian perutnya

Dadaku seketika bergetar, apa ini ! perasaan tak enak menyergapku. Membuat resah dan takut menjadi satu. Perasaan macam apa ini?

Reo menggaruk perlahan,

" Ah aku sepertinya alergi sayang, aku salah makan " walau wajahku meraut datar tapi aku tak ingin keraguan semakin jadi di dalam hatiku, aku berusaha menepis perasaan buruk yang seketika menyergapku

" apa kau sudah minum obat ? " Dia tak menjawab pertanyaanku, dengan cepat Reo menarik tanganku, membuat tubuhku terjerembab di dalam pelukannya, tangannya yang mencengkram kuat pinggangku, sementara satu lagi menahan gelas coklat yang masih mengepulkan asap

wajahnya mengarah pada wajahku, sorot matanya tajam seperti menusuk mataku dalam, garis senyumnya jelas sedang menggoda, wajah cerianya sudah kembali lagi kini, Reo tersenyum lebar hingga memperlihatkan deretatan giginya yang rapi

" kau lah obatku " ujar Reo sambil melepaskan tawa kecil, bibir yang tertawa lepas itu segera meraih bibirku, wajah itu perlahan turun ke pangkal leher dan dadaku, menelusup menghangatkan dengan indra perasanya kontras dengan suhu kulit tubuhnya yang dingin menghimpit badanku yang masih menggunakan dress malam. Reo mencium terus menerus bersamaan dengan hangatnya aroma coklat ditangan kiri

Aku menaikan kepala, melingkarkan tangan di leher suamiku, aku hanya ingin pernikahan ini bertahan dan menjadi cerita manis. Walau kau pernah melukaiku atau pun sebaliknya, aku tak ingin pernikahan ini gagal. Aku ingin pernikahan yang penuh kehangatan seperti orangtuaku

Reo semakin menjadi, bermain main dengan lidahnya di kulit leher hingga menuju dadaku, harusnya aku menikmati rangsangan ini, tapi mengapa rasanya gemetar ku bukan karena hormon bahagia yang naik, melainkan rasa cemas yang semakin jelas

" aahh... " setidaknya penantian ku malam tadi akan terbayar segera, kucoba terus berpikir seperti itu. Aku menutup mata berusaha menikmati sentuhan Reo, berusaha membangkitkan gelora cinta kami sebelumnya, berusaha memperbaiki hubungan buruk ini, aku ingin semua kembali seperti dulu lagi

****

Reo menjeda gerakannya sebentar, dia meletakkan gelas coklat di meja kecil di sisi ranjang. Dengan senyuman menggoda Reo kembali mengelus lembut rambut istrinya, Bey balas mengukir senyuman

" aku jatuh cinta padamu sebelumnya, tapi rasa kecewaku lebih besar dari rasa cintaku pada mu " suara batin Reo membuat bibirnya tertahan untuk tidak menggaris senyuman sinis

" tapi setidaknya kau menjadi milikku, dan pecundang itu tak bisa memilikimu " dengan cepat Reo menaikkan telapak tangannya menelusuri leher jenjang Bey, mengelus hangat dan memberikan kecupan berkali kali, menandai jika Bey memang miliknya

Reo mencium bibir dingin Bey dengan lembut. Bey menginginkan ini kan ? wajah gadis itu seperti tersenyum hanya saja Reo bisa merasakan kedinginan di bibir kenyal itu, rasa dingin di dalam hati istrinya. Kau memang selalu memikirkan pecundang itu ! gusar batin Reo semakin membabi buta, dia mendorong tubuh istrinya hingga terjerembab di kasur, Reo bertumpu pada kedua lututnya dan siap melepas gstring Bey

Reo melempar ke arah mana saja dengan seringai jantannya. Jari jemarinya mulai memijat dan merasakan gemetar dari tubuh Bey

" Sayang.. " gumam Reo sedikit berbisik dari atas perut Bey dengan dress yang sudah tersingkap jelas, telapak Reo beralih ke dua buah kenyal di dada Bey dan menangkap cepat, merasakan kekenyalannya

Mereka akan menikmati suasana di pagi indah dengan ciuman hangat, hubungan selayaknya suami istri dan suasana yang panas pengganti cokelat yang sudah nganggur di atas meja

Tiba-tiba suara ringtone handphone Reo mengagetkan mereka, memberi jeda suasana mesra yang sedang dinikmati. Reo melempar senyuman kecewa sementara Bey berusaha tak menampakkan wajah lega nya

Entah mengapa wanita itu masih takut dengan Reo, dia berusaha untuk menikmati moment dengan suaminya tapi di dalam lubuk hati ada rasa cemas yang seketika menyergap, apa dia trauma ?

" Ailee lagi ! "

Reo meraih handphonenya malas, dia sudah berapa kali mengabaikan panggilan adiknya mungkin kali ini dia harus menjawabnya

" Hallo.. "

" kakak kemana aja sih, dari kapan tau ga pernah diangkat, kakak kenapa sih, kakak ga kayak biasanya. sebenarnya ada apa sih ka, please.. dong ka aku pusing denger omelan papa, ini semua gara-gara kakak tau ! " Suara Ailee terus saja nyerocos tanpa jeda, membuat kening Reo berkerut

" kakak tahu, kak Rio juga mengabaikan kami di sini ! "

Sudut mata Reo menangkap tatapan Bey yang tampak serius menyimak obrolan kakak adik itu, dia segera beranjak dari kamar menuju meja makan, pria itu menyeduh segelas kopi sambil menjempit ponsel diantara bahu dan kepalanya

" Kakak ga bisa kayak gini, sebenernya ada apa sih kak, aku ngerasa kakak akhir-akhir ini berubah, kakak jadi aneh, kakak ada masalah apa sih ! " Ailee terus saja berceloteh tanpa jeda

" kakak tahu, kak Rio pun tak ingin bertemu, sekarang kakak seperti ini. Kalian menyulitkan ku! " jelas suara Ailee terdengar kesal

Wajah Reo masih terlihat santai, tapi dalam hatinya dia enggan menanggapi serius kalimat adiknya yang terus saja mengomel. Reo sudah memiliki masalah sendiri dan kini keluarganya pun menambah beban masalahnya karena tingkah sepelenya tempo hari

" gimana disana ? " tanya Reo mengalihkan topik

" Apa kamu dapat bule ? " Reo membuat lelucon

" kakak aku serius, jangan bercanda deh ! kakak kenapa sih, kakak ga pernah kayak gini sebelumnya ! " kini nada suara Ailee kian tinggi

Reo menjauhkan ponsel dari telinganya, dengan cepat dia menekan layar, dia mematikan ponselnya

Ah gara-gara Ailee mood ku hilang, gerutu Reo sambil mencuri lirik ke dalam kamarnya, dia tidak ingin istrinya itu memperhatikannya, tapi kekhawatirannya salah, Bey sedang menghadap cermin riasnya dengan santai

Bey memang sedang menatap diri di kaca, tapi dia bisa melihat punggung Reo dari pantulan cermin, dia sekilas melihat wajah tegang Reo lalu berubah terlihat santai dengan seketika, semudah itu ekspresi Reo berubah. Semua itu membuat kecemasan di hati Bey bertambah

Reo melirik ponselnya lagi

" Aah apa lagi sih ! " gerutu Reo kesal mendengar suara ringtone hanphonenya yang berbunyi lagi, dia pikir Ailee kembali memanggil

Dia membaca nama kontak di layar ponsel dengan kesal, tapi raut wajahnya seketika berubah, Reo menggaris senyuman kecil mengetahui itu sambungan dari Fika