POV BEY
Setting : setelah melalui ruangan acara yang ramai kini Reo dan Bey memasuki lorong menuju sebuah ruangan khusus tamu VVIP sebuah event besar, didalamnya tersedia sebuah meja dan kursi untuk istirahat, dan meja hias untuk membenahi penampilan, Bey dan Reo masih di dalam sini
-
-
-
Suara jantungku semakin tak terkontrol, langkah kaki yang pasrah mengikuti jejak Reo, tangannya menggenggam erat tanganku, kami menjauhi kerumunan acara, Reo dan aku memasuki satu ruangan
Ruangan kerja, disana ada sebuah meja ukuran sedang dengan beberapa makanan ringan, aku mengenali roti keluargaku juga ada di sana, dihidangkan, Reo menarik kursi, mempersilahkanku duduk
Dia berdiri membelakangi ku, aku melihat dirinya sedikit gugup
" Sorry Bey, baru kali ini gue ga bisa ngontrol diri " Aku berdiri mendengar kalimat Reo, aku masih tidak paham
" Gue tau, lu udah punya pacar Bey .. " Suaranya sedikit bergetar
" Tapi ... kali ini gue ga bisa tahan lagi " suara Reo terdengar sedikit tertahan
" Maafin gue Bey ... " hati ku berdenyut, jantung ku terus berguncang, perasaan apa ini ? suara lirih Reo jelas terdengar amat sedih, itu membuat perasaanku ikut teriris
" gue ga akan maksa lo Bey, jadii lebih baik, gue antar lo pulang sekarang.. " suaranya semakin gemetar
aku merasakan perasaan Reo yang berusaha kuat menahan gejolak di dada nya, aku pun tidak ingin ada luka diantara kami, itu akan sangat sangat menyakitkan
Perlahan aku memberanikan diri menyentuh bahu Reo
pria di hadapan ku menoleh dengan ragu, tangan kirinya terangkat ke wajah, seperti menyeka airmata, membuat hati ku berdenyut
Reo menangis ? aku yang membuatnya terluka ?
aku tidak ingin membuatnya terluka !
aku meraih bahu Reo , memeluknya dari belakang , dia kaget merasakan lengan ku
Aku mendekap punggungnya, menahan tangan di bahunya, heel ku sedikit menjinjit aku menenggelamkan wajah diantara punggungnya mencoba memberi sedikit ketenangan pada pria yang terlihat penuh beban ini
" maaf Reo ... " gumamku lirih
" ga papa Bey, aku paham " tangannya menepuk nepuk punggung tanganku yang mendekap bahu nya
Dia berbalik, melepas pelukanku, senyumnya dipaksakan mengembang, matanya masih terlihat basah tapi dia berusaha ceria
Kedua tangan nya menggandeng jemari ku, dia berusaha mengukir senyum riang palsu
" Ayoo aku antar pulang " serunya dengan senyum lebar, senyum yang di buat buat, aku menahan diri saat tangan Reo menuntun ku untuk keluar dari ruangan ini
" Aku belum mau pulang " gumam ku serius
" kamu tau aku punya pacar, kamu tau aku mencintai orang lain, tapi kamu tetap ada bersama ku, harusnya kamu tau itu semua .. " kata kata ku meluncur begitu saja
" Reo.. aku ga tau perasaan apa terhadap mu tapi aku ga mau kamu sedih dan terluka "
Reo menatap wajah ku, kami terdiam beberapa saat
aku sendiri tidak mengerti dengan ucapan ku aku juga tidak begitu paham perasaan ku terhadap Reo tapi aku tidak ingin kami saling terluka
" Bey, aku tau kamu ga bisa cinta sama aku " ujarnya nanar menatap wajah ku, kami terdiam beberapa saat
" siapa bilang ! " sergah ku kemudian
" maksud mu...? " Reo memandang wajah ku dalam, matanya menyipit menyelidik, memastikan apa arti kalimat ku barusan
" aku ga pernah bilang ga bisa cinta kamu Reo tapi ada orang lain juga yang aku cinta, aku egois ! " Rasa sesak saat mengucapkan kalimat ini membuat penuh mulut ku, semua seperti mendesak keluar rasanya aku seperti ingin makan sesuatu yang enak tapi tidak bisa. Perasaan ini membludak antara kesal dan marah. Aku mempunyai kekasih yang tak nyata di dekat ku, sementata Reo begitu nyata untukku tapi aku.. entahlah !
Reo meraih badanku, dia gantian mendekap hangat, kini giliran aku yang terisak di pelukannya
" Bey, jadilah pacar ku, aku akan selalu ada untuk mu, kita bisa makan bareng, nonton, main tidur atau apapun itu. " bisik Reo dengan nada rendah
" kamu juga bakal aku kenalin sama orangtua ku, bahkan ade aku itu sahabatmu. Kita juga bisa makan malam bersama, di rumah mu, di rumah ku... " tangisku semakin pecah, semua itu impianku, itu yang aku harapkan tapi Mario tidak pernah memberikan itu. Semua ucapan Reo begitu mengesalkan, kau seperti nya menyindir jujur pacar ku.
" aku akan selalu menemani kamu, senang, sedih, sakit atau apapun, aku cuma mau selalu dekat kamu Bey... " Aku menguatkan pelukanku, Reo menepuk nepuk pundakku, suaranya lirih menelusup ke telinga ku, suaranya yang berusaha menguatkan dan memberi ketenangan tapi sesak dan sakit terus saja aku rasakan karena kepergian mu, aku memikirkan Mario di dalam dekapan pria ini
" Bey .... " bisiknya menggoda di telinga ku, nada yang meminta perhatian lebih dariku, suara yang meruntuhkan dinding cinta ku pada mu
aku sudah jadi wanita dewasa saat ini, aku bisa bertindak semauku. Aku bukan bocah lagi yang terus saja memikirkan laki laki yang tidak bersama denganku, Mario maafkan aku, bolehkah aku egois kali ini ?
" Bey.. jadilah wanita ku, aku ingin kamu jadi tunanganku, istriku .. aku mohon... " aku mengangkat jari menempelkan ke bibir Reo, kepala ku menggeleng pelan, mengisyarat untuk segera diam. Aku sudah mendengar semuanya
" Pleasee ... " gumam Reo dengan nada memohon dan bahkan memelas, sorot matanya menusuk dalam meminta hati ku untuk luluh, dia tak mengindahkan jari ku yang memintanya diam
Aku memejamkan mata perlahan mengangkat tangan mengalungkan di leher Reo. Ku lihat jelas wajah Reo kali ini, wajahnya yang hangat, senyumannya yang cerah, harus nya aku terus saja memandang mu, harusnya lelaki itu selalu ada untuk wanitanya, harusnya kau lah yang ada di sisi ku
rasa hangat yang sudah lama aku rindukan, kecupan bibir yang menggelora, dari caranya menyambar bibirku cepat dan terus menghabisi jelas Reo adalah pria berpengalaman, dia sangat mengerti cara meluluhkan wanita
kami menjauhkan wajah seketika tatkala ketukan pintu mendistrak. Perlahan Reo melepaskan pelukan hangatnya, aku masih menatap bibirnya yang merah tertimpa lipstik ku, dia berlalu membukakan pintu
" Hayyy !!! " wajah Ailee menyembul di balik daun pintu
Dia menatap ke arah ku, bergantian menatap wajah Reo, tatapan penuh kecurigaan, aku langsung memalingkan wajah menyembunyikan ekspresi malu ku
Aku yakin sekali, Ailee bisa menebak apa yang terjadi
" kalian ngapain ? " selidik Ailee dengan lirikan mata menggoda
" Lo yang ngapain, ini ruangan gue ! " ketus Reo
" sorry ya beb ganggu, mau ambil sesuatu, ketinggalan... " serunya tertawa geli sambil mengambil benda di meja, langkahnya dengan cepat kembali ke depan pintu
aku mengatur wajah mencoba menggaris senyum Ailee menatapku penuh teka teki
" Bey, ayoo ke depan, pertunjukannya baru saja di mulai ! " aku kaget mendengar ajakan Ailee, dia menarik tanganku paksa
" Hey, aku yang antar Bey pulang ! " suara Reo menghentikan Ailee, dia melepas gandengan tangan ku, Ailee mencibir dengan raut wajah menggoda Reo
" jangan macem macem ya kak ! " ancam Ailee sambil berlalu, sebelumnya dia melambaikan tangan ke arah ku
Reo menutup pintu, pria itu sekali lagi menatap wajah ku dengan tersipu malu, akupun begitu. Kami salah tingkah
" Ayo pulang " ajaknya sambil tersenyum
Aku menggeleng, Reo aku tidak ingin pulang ke rumah malam ini, jadi jangan suruh aku pulang begitulah desak hati ku, aku terlalu lama mendambakan cinta yang sudah lama pergi dalam hidup ku
" aku mau jadi pacar mu, Reo .. "
Reo terbelalak, matanya membesar, tangannya menutup mulut, wajahnya tidak percaya dengan ucapanku yang diluar nalar, aku tertawa melihat tingkah nya
" Kamu seriuus ? " Aku mengangguk pelan
" tapi Reo, kamu tau kan ... " Reo menggeleng cepat, memutus kalimat ku, dia tak igin mendengar penjelasan ku lebih lanjut. Padahal aku ingin semuanya jelas bagaimana perasaan ku yang masih terbagi antara dia dan Mario, tapi Reo seolah tau itu
" yang penting kamu jadi pacarku ! " suara Reo sedikit meninggi, dia seperti menahan teriakannya dengan cepat dia memeluk ku sekali lagi dan membelai rambut ku, mencubit hidung ku gemas
" Bey, hari ini kamu cantiiiiiik banget ! " pujinya berlebihan
" hah ! " seru ku tak percaya akan tatapannya yang menggoda
" Dari aku jemput sampai saat ini, kamu ga tau rasanya jadi aku Bey, aku berusaha menahan diri sepanjang waktu tapi hari ini aku ga bisa lagi, kamu terlalu mempesona buat aku .. " aku tersenyum mendengar kalimat Reo yang terus saja mengalir lembut
" kamu terlalu cantik buat Reo Bey, kamu terlalu sempurna dimata ku, aku ga akan pernah ngecewain kamu Bey... "
Wangi parfumnya membuat perasaan ku semakin tenang dan indah aku terus melangkah mengikut Reo, aku ingin terus seperti ini
" terimakasih Reo.. "
terima kasih sudah membaca sampai disini..
terus dukung dengan memberi review dan komentar berikut 5bintang di depan..
Komentar tiap tiap babnya..
Kirim power stone sebanyak2nya
beri hadiah sebanyak banyak ya agar penulis terus bersemangat dalam berkarya
ig @anyun yun yun yun (jng pakai spasi)