POV BEY
Setting : Bey terjaga dari tidurnya di ranjang besar kamar Reo, pakaian masih tergeletak di lantai, robekan bungkus karet pelindung pria masih ada di meja kecil dekat ponsel Bey
-
-
-
" selamat pagi cantikku, gimana tidurnya ? " aku mencium wangi enak sereal di hadapanku, Reo memakai celana tranning, dan berjongkok dengan semangkuk sereal
" ini sarapan untuk gadis cantik ku " ucapnya sambil mengecup dahi ku
" makasih Reo " ucap ku melempar senyumn
Reo mulai menyuapi ku dengan sereal
" Aaaa... " pintanya, aku menuruti mulut nya yang imut menganga, aku menikmati sarapan sederhana pertamaku dari tangan Reo, aku tersenyum menatap wajah pria ku, ya sekarang Reo lah yang akan menjadi Pria ku
" Ayo mandi, Ailee tadi ngirim baju untuk kamu " Aku mendelik mendengar kalimat Reo, Ailee ?
" Aku bilang kita jadian " ucapnya enteng
" Haah ! " Aku cuma bisa kaget
" Dia senang loh, coba baca chat nya " aku menyambar ponsel di meja. Membuka pesan singkat Ailee.
" ciee yang udah pasangan langsung kabur , congrats ya sis , awet ya kecayangan Akyu , kalo bandel tabok aja "
Aku tertawa kecil membaca pesan Ailee, lucu gumamku pelan. Reo mencuri lihat padahal dia sudah membaca pesan Ailee
" Semoga aku bisa bahagain kamu ya Bey " Aku mengangguk cepat menjawab doa Reo
" semoga aku bisa jadi wanita terbaikmu " ujar ku malu
" apa, coba ulang " aku menepuk pundak Reo manja
" Ayolah, aku mau dengar " pinta Reo. Aku menarik telinga Reo perlahan mendekatkan ke bibir ku
" i love u sayang .. " bisikku pelan, senyum Reo merekah sementara aku menahan malu
Kami menghabiskan pagi bersama, aku bersiap menuju cafe, aku harus kerja hari ini, hari minggu pasti ramai, Reo akan membantu ku hari ini. Yess !! bekerja untuk pertama kalinya dengan pacar
***** *****
POV BEY
Setting : Reo membukakan pintu mobil untuk Bey, selayaknya pasangan baru keduanya berjalan cangguh, Reo berusaha meraih tangan Bey dan menggandengnya walau wajah keduanya jelas merona merah, mereka bersiap masuk ke dalam toko keluarga Bey
-
-
-
" Selamat pagi bu, hari ini ibu sama bapak kompak banget " Jeany menyadari setelan baju kami, Reo merangkul bahu ku. Ailee sengaja sekali memberikan pakaian couple ini, aku merona merah memperhatikan baju seragam kami
" iya dong " Kode senyuman kami memberi pencerahan pada Jeany dan karyawan lainnya, mereka bersorak sorai ikut bahagia dengan hubungan baru kami. Aku menahan malu. Beberapa orang mengucapkan kata selamat bergantian
Kalau aku merasa malu tapi Reo terlihat senang dan bahagia, dia menuju dapur produksi melihat proses pembuatan disana, sementara sku memasuki ruangan ku memeriksa beberapa laporan yang masuk, oh dan sebuah paket besar disana !
Aku merobek kertas pembungkusnya, ada catatan kecil di sana
*untuk nona Bey
terimakasih, senang anda menyukainya
semoga bisa bersama selalu
Fg, Super M
Aku mengangkat bahu tidak begitu perhati terhadap pesan dari photografernya. Aku memandang takjub foto yang dia kirimkan, ini lebih mencuri perhatian ku ! wah benar benar cerah dan indah. Aku harus mengucapkan terimakasih padanya. Aku membuka surel dan menulis thx singkat di sana
dengan hati hati kubawa ke luar ruangan dan meminta seorang pekerja pria untuk memajangnya di depan tepat mencuri mata saat konsumen ketika memasuki cafe, pasti indah pikir ku
" wow bagus ! " aku mengangguk setuju dengan Reo
" ini dari dia ? " aku mengangguk lagi, pandangan ku belum lepas dari hiasan besar baru ku
" Keren ya, dia itu u ga pernah muncul di acara atau undangan formal tapi karyanya keren " lanjut Reo ikut takjub
" oh ya ? " tanya ku tak percaya
" iya , Dia Fg yang tak mengekspos diri, katanya dia juga bukan di indo " Aku manggut manggut mendengar penjelasan Reo, tapi itu tak terlalu aku pedulikan
" Mau kopi ? " aku menawarkan Reo minuman selagi pekerja ku bersiap memasang pajangan itu di dinding. Dia menaikan alis cepat bertanda setuju. Aku mengambil dua gelas kopi dan sepotong roti kami berdua memasuki ruang kerja ku
" Sayang, ada undangan pameran nih " aku melihat layar ponsel Reo, membaca undangan yang dikirimkan atas namanya
" boleh tuh yang ! " jawab ku saat melihat tagline acara yang berhubungan dengan food and festival ibu kota
" apa ? " tanya Reo pura pura tak pah
" boleeh .. " ulang ku
" bukan yang itu " aku menatap wajah Reo dan menautkan alis bingung
" yang tadi belakangnya " Reo mulai menggoda ku. Aku mencubit pelan lengannya
Aku bisa menyebutnya ' yang ' dengan ringan, itu semua karena perlakuannya yang hangat padaku, Reo paling bisa membawa suasana menjadi hangat dan hidup
Reo mendekatkan wajahnya mencium rambut ku
" nanti ada yang liat " kilah ku menghindar
Reo melengos cuek, bibirnya mengembang, dia menatap keluar ruangan dari kaca yang tembus pandang
" sayang, coba bikin mini stage di sana, kita undang talent lokal buat hiburan minimal untuk hari libur " pendapat Reo sambil menunjuk ke arah depan sana
Aku menatap arah telunjuk Reo, sebuah sudut menuju teras, tempat dulu dia termenung ! aku berusah melupakan apa yang barusan melintas
" ide bagus " ucap ku cepat mengalihkan pandangan
" Aku suruh crew untuk bantu ya " Aku mengangguk, menerima bantuan dari Reo. Sekarang dia adalah pacar ku menerima bantuannya tidak lagi membuat ku sungkan
" terima kasih sayang " ucap ku pelan sambil berlalu, meninggalkan Reo di dalam ruangan sendiri, meninggalkan kekasih ku yang masih terus menatap tubuh ku yang menjauh
Aku membantu Jeany di meja kasir .
" Duh please !! gue minta ganti !! " Aku mencoba mendekati wanita yang setengah berteriak, wajahnya terlihat jengkel, ada minuman yang tercecer di lantai
Seseorang mencoba menjelaskan, ada anak kecil yang menyenggol meja dan membuat minumannya tumpah dan itu sampai membasahi baju dan sendalnya .
" maaf ya ka, kaka bisa bersihkan diri disana " Aku mencoba menengahi. Tapi sepertinya wanita ini sudah terlanjur kesal.
" lu siapa, lu bisa ganti baju gue ! " Aku terhenyak mendengar suaranya yang lantang, tapi aku berusaha tenang
" maaf kaa... " aku berusaha menahan diri dan bersikap sopan
" besok besok orang kere, bocah kampung jangan boleh masuk sini ! paham !! " aku hanya menunduk
" Eh lu denger ga ! " hardiknya lagi. Aku berusaha sabar menenangkan diri
" Fikaaa ... " suara Reo mengejutkan ku
"Reo !! " suara jengkel wanita itu sekejap menjadi lembut, aku mengangkat wajah
" Kamu ko di sini ? " tanyanya dengan wajah sok imut
" oh, kenalin ini Bey " Reo mengambil tangan ku
" siapa ? " tanya nya dengan mimik heran
" Dia pemilik cafe ini, sahabat Ailee dan pa.."
" Oh! haaaiii ... " potongnya dengan gaya yang dibuat buat, wanita ini sungguh menyebalkan ! dia seperti hitam dan putih dalam sekejap saja
Dia beralih menatap Reo tanpa peduli dengan ku
" Reo ko lo ga pernah mampir sih, semenjak pindah lo jadi sombong " Wanita ini sungguh membuat ku kesal, setelah tadi dia berteriak kasar sekarang tangannya dengan enteng bertengger di bahu Reo, dia itu pria ku ! teriak batin ku kesal
" hahaa.. bisa aja, apa kabarnya ? " Reo menggandeng tangan ku dan menyembunyikannya dibalik punggung sepertinya dia menyadari kejengkelan ku
" Baik ko Reo, iiih kangen tau ! kapan kita main bareng lagi .. "Aku benar benar mulai muak dengan nada bicaranya yang dibuat seimut mungkin, itu menyebalkan tau .
Reo meraih pinggang ku tapi wanita itu cuek saja, dia seolah tidak melihat, baginya hanya wajah Reo saja yang patut di pandang
" duh baju lo kotor, di ujung sana ada butik bagus deh fik, coba cari ganti disana, barangnya import punya " Reo mengangkat jempol, Fika langsung setuju dengan pendapat Reo, Dia segera pamit
" Lo masih lama ? tar gue balik lagi ya " ucapnya sebelum pergi meninggalkan toko Bey
" oke " Fika berlari kecil menuju parkiran, Reo melambaikan tangan pelan. Aku mencubit lengan Reo. Dia meringis kecil
" kenapa sayang ? " tanya nya sedikit pelan
" tau ah " rengut ku sambil berlalu, Reo menyusul ku dengam cepat. Aku membanting diri di sofa ruang kerja ku
" sayang jangan cemburu dong " rayu Reo dengan wajah memelasnya
" siapa sih ? " ketus ku
" itu Fika , dia tetangga jaman masih kecil " jelas Reo
" oh akrab dong ! " hardik ku dengan nada tinggi
" Kamu cemburu ya " Aku membuang muka, kesal dengan senyuman Reo, bisa bisanya sekarang dia malah menggoda ku
" Dia tuh marah sama aku tau, sebel " ketus ku marah
" iya sayang, makanya aku usir dia secara halus , padahal di ujung sana mana ada butik " aku mengeryitkan dahi, mencoba mengingat toko di ujung jalan, benar kata Reo disana tidak ada butik pakaian
" Jadi kamu bohong ? " Reo mengangguk
" kalo ga gitu nanti lama, urusannya panjaaang " aku tertawa kecil melihat ekspresi Reo, wajahnya terlihat malas berurusan lama dengan wanita tadi, itu membuat ku senang
" Kamu bisa aja " pujiku. Dia mengedipkan mata menggoda, wajahnya sangat imut, aku mencubit pipi Reo, dia juga suka melakukan ini. Jarinya menepuk pipi memberi kode untuk sebuah ciuman.
"muuuaaaah ... " Aku mencium lepas pipi kekasihku
terima kasih sudah membaca sampai disini..
terus dukung dengan memberi review dan komentar berikut 5bintang di depan..
Komentar tiap tiap babnya..
Kirim power stone sebanyak2nya
beri hadiah sebanyak banyak ya agar penulis terus bersemangat dalam berkarya
ig @anyun yun yun yun (jng pakai spasi)