POV BEY
Setting : Bey masih memperhatikan sekeliling toko roti yang disulap menjadi cafe keren khas anak muda jaman now, matanya terlihat bersemangat dengan wajah serius menatap dari dalam kantor nya
-
-
-
Semua berjalan seperti biasanya, hari yang hangat dengan suara beberapa orang bercengkrama, aku menatap keluar sebentar, menatap sekeliling ruangan cafe yang bertambah hangat dengan wajah pengunjung yang ceria, Jeany sedang sibuk di meja kasir dan kini Dina sahabat lamaku ikut bergabung. Aku merasa semuanya sangat baik baik saja
Pukul 04.00 Sore
Dina melambaikan tangan pamit pulang, Jeany masih sibuk membantu karyawan yang lain, aku menatap layar laptop, memeriksa beberapa email masuk yang belum sempat terbaca
" Ah.. dia membalas pesan singkat ku .. " aku bergumam sendiri, membuka file yang terlampir
Wajahku seperti tersorot menjadi berwarna orange kemerah merahan, ini foto matahari terbenam, efeknya yang menyala benar benar membuat mata ikut menyipit silau cahaya dari foto itu seperti penuh kehangatan
" dia sangat menyukai kehangatan .. " gumam bibirku pelan
Aku menutup email darinya mulai merapikan meja tapi foto tadi masih terbayang jelas di kepala ku, aku membuka laptop dan melihatnya lagi. Entah bagaimana warna nya mengganggu, aku seperti merasakan hangat foto itu yang siap melelehakan hati yang beku
aku mengklik balas
" Ini bagus sekali, bisahkah aku meminta satu foto sesuai image mu untuk referensi undangan pernikahan ? "
Aku mengirimkan email segera, wajah Reo yang ceria membayang di kepala ku, akan sangat cocok jika undangan pernikahan kami berkonsep hangat dan ceria. Itu sangat cocok dengan kepribadian Reo dia juga selalu membuat ku tertawa, hanya dengan memikirkannya membuat bibir ku tak berhenti tersenyum
ah... aku jadi merindukan nya
aku menekan kontak prioritas di ponsel ku
" Hallo .. "
" Hallo yang , Kamu belum selesai ? " Reo langsung melontarkan pertanyaan rutinnya
" Sebentar lagi .. " aku tersenyum mendengar suaranya di seberang sana, dalam pendengaran ku dia selalu riang seperti tanpa beban
" Aku jemput ya .. "
******* ******
POV BEY
Setting : di ruangan apartmen milik Reo, tepatnya di ruang makan, disana ada meja makan dan se set kursi yang berdisain minimalis dengan bahan kayu, Bey menuangkan air panas ke dalam gelas di dapur
-
-
-
Reo masih menggunakan kemeja dan jas hitamnya, dia mengemudikan mobil dengan santai sambil bernyanyi sesekali tangannya menggandeng bahu ku dan mengelus hangat rambut ku
aku menceritakan keinginan ku untuk desain undangan pernikahan kami, aku menceritakan keinginan ku membuat sendiri undangan dengan kartu yang hangat, Reo sangat senang mendengar ide ku, dia sangat setuju
" Kamu semangat banget yang, kamu beneran bikin aku meleleh " godanya dengan mimik wajah manja .
Aku mulai terbiasa dengan apartment Reo, kami banyak menghabiskan waktu bersama di sini, sesekali aku juga bisa memasak dan mencuci piring. Kami sudah sangat siap untuk tinggal bersama
Aku mencoba membuat kopi dan menyiapkan cemilan dari dapur Reo sementara dia berganti pakaian
Reo memelukku dari belakang, aku menoleh sebentar, aroma kopi merebak diantara kami,
aku membalikkan badan dan menyodorkan segelas kopi dia melonggarkan pelukan, meraih secangkir kopi dari tangan ku
" Hei, mana baju mu ? " tanyaku terkejut melihat dadanya yang terbuka
aku baru menyadari pria ini belum mengenakan atasannya, Reo mengangkat bahu, wajahnya menggodaku. Dia tidak memakai bajunya saat ini hanya celana tranning panjang dan rambut yang sudah mulai teracak tapi pesonanya kian bertambah
" Aku terbiasa begini " jawabannya membuat ku tersipu malu, aku tak berani menatap wajah tampan dan sorot matanya yang menatap tak henti pada wajah ku, kau selalu saja menggoda ku
Reo melingkarkan tangan sebelahnya ke pinggang ku membawa tubuh kami untuk bersender saling bersebelahan walau begitu ku tangkap jelas tadi bentuk otot kencangnya yang mulai mengganggu pikiran ku, secangkir kopi di tanganya diletakkan ke atas meja berlahan
punggungnya menyender di tepi meja makan wajahnya yang sedikit lebih rendah, menoleh dan menatap tajam mata ku, bibirnya yang perlahan lahan mengukir senyum
" Hey, kita mau makan atau nonton ? " aku berusaha mencari topik menghindari tatapan matanya yang tak henti memainkan detak jantungku tapi itu tidak berhasil, matanya kian tajam menatap ku
" Sayang , seandainya dia kembali .. " aku terkejut mendengar ucapan Reo, suaranya yang diatur pelan, sorot matanya yang serius
aku sangat mengerti arah ucapannya
" aku tetap selalu mencintai mu Bey, apapun yang akan terjadi .. " gumamnya hampir tanpa suara, kini sorot matanya berlahan meredup, wajahnya berlahan turun menatap ke bawah dan kosong
Kalimatnya membuat jantung ku berdegub ada cemas dan takut seketika menyelimuti diantara kami, aku tertegun beberapa saat jantung ku terus berdetak cepat
aku tidak menyangka itu membuat wajahya terlihat cemas Reo mencemaskan hal itu, dia mencemaskan pria lain di antara hubungan kami, dia pun memikirkan Mario sama seperti diri ku
" Reo .. " ucapku pelan sambil merapikan rambut nya
" Saat ini, aku hanya ingin mencintai mu .. "
Kalimat ku membuatnya mengangkat wajah, pandangan matanya kembali hidup, dia menggaris senyum lembut perlahan. Dia sangat tampan saat merasa senang dan bersemangat, tangannya mengambil tangan kanan ku dan menempelkan di dada terbukanya
deg ! deeg ! deeg !!
terasa kencang detak jantungnya. Dia benar benar cemas memikirkan hal itu, entah apa saja yang membuatnya cemas bahkan mugkin takut yang pasti aku tidak ingin mengecewakannya. Sudah berlalu hal itu bagi ku, seharusnya !
aku sedikit menengadah mempertemukan wajah kami. Reo yang tadi bersandar kini duduk di atas meja, kami duduk bersebelahan
kulit badannya yang terbuka benar benar menggoda ku, pacar ku tidak pernah terlihat jelek di mata ku, dia selalu mempesona bagaimanapun penampilannya
aku memberikan senyum sedikit menggoda nya, posisiku bergeser diantara dua kakinya yang terbuka, aku sudah di depan wajahnya saat ini, aku mencium sekilas ujung hidungnya
" Kamu bisa bahagia jangan cemas " ujar ku sambil meraih cangkir kopi dan berlalu menuju kamar Reo. Di belakang Reo memanggil nama ku tapi aku tidak peduli,
aku tertawa kecil meninggalkannya ke kamar merebahkan badan di kasur sambil menikmati secangkir kopi, menyalakan home teater dan mencari saluran yang menyenangkan
" Reoo aku suka kamar mu !!!! " teriak ku
***** ****
Aku masih asyik menikmati santai di kamar kekasih ku berguling guling di kasur yang empuk, menonton layar besar di dinding kamar sesekali bermain game di ponsel
Saat ini Reo masih sibuk menyelesaikan sisa pekerjaanya di ruang makan dia selalu meluangkan waktu memeriksa pekerjaanya malam hari, aku sudah hafal sekali
Aku melihat lihat feed influencer di media sosial, mencari referensi untuk pernikahan kami, beberapa wedding organizer, makeup artist, aku mencoba mengcompare yang paling cocok dengan konsep kami nanti
" wahh.. bagus baguss.. " Aku masih fokus menatap layar ponsel ku tanpa menyadari Reo sudah ikut memperhatikan di sebelah ku. Dia mencuri lirik layar ponselku
" itu bagus ! " tunjuk nya mengagetkan ku.
Aku menoleh dan memasang wajah kaget, bibir ku bergerak seolah
" Aku daritadi .. " gumamnya mencoba menjaeab tatapan terkejut ku, tapi aku tetap heran
" udah selesai yang ? " Dia tersenyum dan mengangguk menjawab pertanyaan singkat ku, tangannya menyelinap diantara kepalaku meminta ku untuk bersandar disana, aku menurut saja
Kini kami rebahan bersama, menatap layar handphone ku yang diangkat tinggi, dia sangat memberiku ruang, menanyakan apa yang aku suka, apa yang aku inginkan, aku sangat bersyukur bisa bersama dengan mu
rasanya dia seperti pangeran dengan semua keberpihakannya dan aku seperti cinderella di negeri dongeng, dia pangeran dengan istana mewahnya dan aku hanya gadis biasa, aku sangat bersyukur
aku meletakkan handphone, memutar badan mengahadap ke arah Reo aku menenggelamkan kepala di dada nya memeluk pinggangnya kokoh nya. Tangannya yang tadi menjadi bantalan leher ku berubah memelukku hangat beberapa kali dia mengelus lembut kepala ku, rasa hangat darinya selalu membuat ku nyaman dan enggan menjauh aku sudah terbiasa bersamamu .
wangi tubuhnya mulai menggoda ku, rasanya aku sungguh menyukai pria ini, perasaan yang selalu membuat ku merasa senang, aku tidak akan mengecewakannya, begitulah janji ku
aku mencium lembut dada bidang Reo, satu kali, dua kali dan beberapa kali
" Heeeeiii... " bisiknya dia bergerak geli.. Aku tetap cuek. Aku menghirup aromanya, aku benar benar menyukai aroma tubuh Reo pria yang akan menjadi bagian hidup ku nanti
" jangan menggoda ku " bisiknya
Tangannya masih mengelus kepalaku lembut, suaranya yang pelan membisik di telinga membuat dada ku bergetar
" Beeeyyy.. " suaranya memanggil lirih, aku tersenyum menggoda
" calon istri ku mulai nakal " senyumnya membalas godaan ku
Jarinya menyentuh wajah ku perlahan, ujung syaraf jarinya yang berlahan turun menyentuh dahi, mata hidung dan terakhir bibir ku, dia menatap lekat di sana, tak lama sebelum dia menikmati lagi, ah.. akupun sama, kami menimmati tiap tiap pergerakan yang mengundang gejolak penuh hasrat
Kami saling berpandangan lama dan bersiap melewatkan malam panjang berdua, lagi