BEY
Reo beberapa kali menelpon ku hanya untuk memastikan keadaan ku sudah rapi atau belum. Sebenarnya aku memang sedikit gugup, ini hari bersejarah dalam hidup ku
Malam ini kami akan makan malam bersama bukan hanya aku dan Reo tapi semua anggota keluarga
ya ampun membayangkan saja membuat udara kamar ku panas aku menurunkan suhu pendingin tapi masih gerah gumam ku sendiri
" sayang kamu uda siap ? " ini kali keberapa Reo menanyakan keadaanku melalu telepon, aku menarik nafas dan mengatur berlahan kudengar begitupun di seberang sana ternyata dia tak kalah nervous nya dengan ku
" Kamu gugup yang ? " aku mencoba mencari tahu
" Bukan gugup yang .. " suaranya dibuat manja
" Rasanya campur aduk , antara senang gugup takut khawatir excited waah semua deh ! " aku tertawa mendengar kalimat Reo yang cepat hanya dengan satu tarikan nafas
" ko Kamu ketawa sih ? " protesnya manja
" hahaha.. abis paniknya kamu tuh lucu yang " kilahku
" ko kamu ngetawain Aku sih Bey " dia masih tidak terima dan nadanya malah terdengar semakin lucu
Aku masih terus tertawa mendengar suara Reo yang tidak beraturan, kadang dia seperti anak kecil yang lucu, tingkahnya sering membuat aku gemas dan tertawa. Di saat tertentu dia bisa menjelma menjadi pria yang maskulin tenang dan dewasa, aku semakin memperhatikan Reo, aku hanya akan melihat Reo mulai saat ini mungkin kau lah Pria untuk ku
Mario..
Aku menggelengkan kepala, membuang lamunan kosong. Sekali lagi aku mematut diri di cermin, memastikan penampilan ku
sesuatu menyembul di bawah lemari ku
Aku berjongkok menggapainya, kutiup debu yang sudah menebal di atasnya
Kotak ini !
Bibir ku tersenyum kecut, aku membukanya berlahan, Sebuah album foto dan kotak kecil cincin pemberian dari mu
' Aku akan melamar mu '
Aku tertawa sendiri mengingat kalimat itu, aku tertawa terbahak bahak sampai tenggorokan ku kering dan yang tersisa hanya rasa sakit yang tercekat, perlahan airmata ku mulai runtuh aku mulai terisak, sesak di dada ku kembali lagi, rasa sakit yang berkali kali aku rasakan, rasa yang selalu kau berikan. Rasa ini masih saja sama walau aku terus mencoba mengabaikannya
hiks...
Drrrrrttttt....
Layar ponsel ku menyala ada pesan singkat Reo di sana
' Sayang Aku semakin dekat , tolong siapkan obat penenang dan anti depresi ya, sekalian langsung campur di minuman ku, Ailee membuat kadar stress ku makin dasyat 😠'
Aku tertawa kecil membaca pesan lucu dari kekasih ku, dia selalu saja membuat ku tertawa, aku segera menghapus air mata dan memastikan riasan ku di cermin. Aku menutup album foto dengan cepat, mengembalikan semuanya ke dalam kotak, aku membuka tutup tempat sampah, menjatuhkan box itu di sana
Lupakanlah masa lalu, lihatlah dia yang selalu ada bersama dengan ku. Semua kebaikannya padaku sepatutnya menerima balasan untuk semua kebaikan dan cinta itu, untuk Reo
**** *****
Hidangan sudah tertata rapi, hari ini mama dan papa meminta orang dapur khusus membuat dan menata sedemikian rupa
" duh mama ko deg degan ya .. " Mama melirik ke arah ku, selain mama yang terus merapikan dress nya, wajah papa tak kalah menegang, dia mencoba membuat garis senyum dan menggeleng, sepertinya dia sedang latihan membuat senyuman terindah
sementara aku sendiri, ya aku juga sama gugupnya, jari ku terus mengetuk ngetuk sisi gaun untuk sedikit meredakan perasaan ku
Tatkala suara mesin mobil mulai terdengar mendekat, degub jantung ku semakin terasa kuat dan cepat, rasanya mau copot
ku lihat wajah mama dan papa tak kalah frustasi, ya mereka memang orang hebat. Keluarga Reo bukanlah orang biasa wajar jika keluarga ku merasa seperti ini
Mama dan papa menghambur keluar, menyambut kedatangan keluarga Reo, ada mama, papa, Reo dan Ailee
Tidak seperti keluarga ku keluarga Reo terlihat santai dan rileks, mereka melambaikan tangan dan tersenyum lebar
aaah... syukurlah, hembus nafas ku terasa lega
" Ayoo silahkan, silahkan .. " ujar papa menyambut tamunya ramah
" Hay Bey, aimicu .. " Ailee memeluk ku erat dengan bibir monyongnya yang konyol, rasanya seketika badan ku kembali tenang aku sedikit lebih santai, aku mencium pipi sahabat ku dan bergantian dengan mamah nya
" Mam ini Bey, calon... " goda Ailee saat memperkenalkan aku pada mama nya
dia memanggil mam. Aku tersipu saat mama nya memeluk ku hangat
Semua berjalan masuk ke rumah tapi Reo masi berdiri di dekat mobilnya, aku meliriknya dan mengedipkan mata memberi aba aba untuk segera ikut masuk
Dengan kemeja biru muda dia terlihat santai dan manly, tangannya mengelus dada seperti menahan lega, wajahnya memberi kode untuk minta di tenangkan, aku hanya membalas dengan senyum kecil, aku juga sama seperti mu Reo ! batin ku geli
Malam ini pertama kalinya bagi ku, makan malam bersama keluarga Reo yang ramah, pertama kali juga untuk ku melihat wajah gembira kedua orangtua ku yang tanpa celah.
Suara riang Ailee yang memecah kecangguhan dan membuat suasana lebih santai sungguh pantas mendapat julukan si penghidup suasana
" Kakak itu rewel tante, hati - hati nanti Bey lelah " semua tertawa mendengar celoteh Ailee yang disambut tatapan sinis Reo
Papa Reo menghabiskan potongan terakhir dessert nya, dia meneguk air perlahan sebelum membungkam suasana
" Begini pak.. " semua kompak terdiam
" Saya Darwin Ayah dari Reo berterimakasih atas jamuannya, ini enaaaak sekali ... " suara berat Darwin yang diakhiri dengan nada riang disambut senyuman oleh semua, jempol nya pun ikut diangkat bertanda dia menyukai suguhan orang tua ku malam ini, Reo pasti mewarisi sifat ayah nya pikir ku
" Sebenarnya maksud kami kesini, untuk mengenal keluarga ini lebih dalam terkhususnya untuk anak kita Bey " Semua menatap ke arah ku. Aku hanya bisa memasang wajah bingung dan mencoba menggaris senyum
Rasanya wajahku seketika memanas, Reo hanya mencuri lirik sambil tertunduk, terlihat jelas dia mengulum senyumnya
" Bey, Reo ingin saya meminta pada papa mu untuk melamar putri satu satunya keluarga ini .. "
Aku ternganga, jariku menutupi mulut, mata ku membesar , aku masih belum percaya dengan apa yang aku dengar, Melamar ?! aku menoleh ke arah Reo, kau serius ! teriak batin ku tak percaya
Wajahnya yang dari tadi menunduk perlahan mulai terangkat hingga wajah kami saling bertemu, dia mengerutkan alisnya terlukis jelas wajah camasnya yang menanti jawaban ku
Aku menggerakkan dagu, mencoba meminta penjelasan, anggukan pelan Reo menjawab semuanya keraguan di hati ku. Ya ampun ini sungguh lamaran ? aku tak percaya
" Hey !! " Ailee menepuk bahu Reo, mengagetkan semuanya terutama Reo dia hampir saja melonjak karena tepukan adik cantik nya itu, Reo pasti kesal
" memang masih jaman ya melamar sama papa, kakak tuh harus bikin lamaran yang sweet lah, gini banget si kakak gue .. " Suara Ailee yang terdengar riang dibuat seperti setengah merengek dan meledek tentunya, dia seolah kecewa dengan cara kakaknya melamar Bey
" tapi, kakak emang gentle ! " lanjutnya sambil mengangkat jempol dan tersenyum lebar, Reo melirik kesal, wajahnya yang merah padam terlihat jelas oleh semua
Papa dan mama menyambut bahagia kalimat pak Darwin, jawaban orangtua ku melukis bahagia di wajah Reo. Kami masih berbincang bincang kecil membahas berbagai hal, mama Ailee dan mama Reo masih sibuk di meja makan entah apa saja yang mereka bahas sesekali tawa mereka menggema
Sedangkan lapa dan pak Darwin duduk di ruang tamu, berbincang berbagai hal yang pastinya bukan gosip, sesekali mereka terlihat serius kadang tertawa kecil, mereka berdua cepat sekali akrab
Aku mengelap piring terakhir, membantu pekerjaan di dapur, Reo menghampiri ku dan menatap lama diantara pintu
" Bey, bagaimana dengan mu ? " aku masih sibuk mengelap piring terakhir ku, padahal ini sudah kering tapi aku belum siap menatap balik wajah Reo
" Heii ... kamu dengar aku kan " Suara Reo menusuk di telinga ku, dengan ragu aku menoleh, dia sudah melangkah mendekat
" sayaaaang ... " panggil nya pelan memaksa ku berhenti dan melepaskan piring di tangan ku
Aku membalikkan badan menatap wajah calon suami ku ini. Ya tadi kedua orangtua kami sudah sepakat, kami akan segera menikah
" Bey, maukah kamu menikah dengan ku ? "
aku masih terpaku, sementara Reo berlutut di hadapan ku, aku bersender pada dinding dapur, tak mengerti harus melakukan dan menjawab apa
tingkahnya membuat aku bigung harus bagaimana ? degub jantung yang terus menderu membuat tingkah ku kikuk dan ragu
kalimatnya yang menyentak hati ku membuat ledakan hebat yang siap menerbangkan ku, kau terlalu istimewa memperlakukan ku, Reo..
" Bey.. jadilah istri ku.. " gumamnya sambil bangun dari posisi berlutut nya, aku masih mematung melihat tingkah pria di hadapan ku ini, binir ku bergetar tak bisa berkata kata, mata ki terasa hangat menahan haru, jantungku berdetak kencang, kau memperlakukan ku seperti ini, membuat hangat hingga ke dasar hati ku
Aku mengangguk pelan, bibirku menggaris senyum, rasanya wajah ku semakin hangat, airmata mulai menggenang. Aku menangis haru. Reo mengangkat tangan kirinya, ditangannya ada sebuah kotak kecil
Tangan kanannya membuka kotak kecil di tangan satunya, cincin dengan mata yang indah, berkilau diterpa cahaya lampu. Aku seperti dejavu aimata ku jatuh, aku tak bisa menahan lagi, rasanya begitu berat dihati ku ada rasa senang karena perlakuan Reo tapi juga ada sesak seperti dulu yang pernah aku rasakan
Aku cepat menghapus airmata ku, Reo memasang cincin di jari manis ku
" terimakasih sayang , sudah mau menerima ku.. " gumamnya pelan disela mencium tanganku, aku memeluknya cepat , aku mencoba melepas semua beban di hati ku mempererat pelukan ku mengeluarkan aimata haru bahagia atau apapun itu
Reo menggapai tanganku melepaskan pelukanku, tangannya menghapus airmata ku
bibirnya tersenyum seolah memintaku untuk membalas senyumannya, aku berusaha menggaris senyum dengan mata yang masih berkaca kaca
Wajah Reo semakin mendekat, matanya menatap lurus bibir ku, uap nafasnya kian hangat terasa, jarak kami semakin tipis
" oke ! besok besok lagi ya , sekarang udah malem calon manteeeen ... " suara mengejutkan kami
Aku dan Reo segera menarik diri, Ailee tersenyum jahil melihat tingkah kami yang panik dan gugup. Dasar !