POV BEY
Setting : Di balkon hotel dengan kolam renang yang sepi dan lumayan berukuran besar, airnya mengalir hingga ke bawah gedug dengan tampungan penuh tanaman warna warni, ada tangga kecil yang sedikit menjorok pemisah antara lantai kolam dan teras balkon, Bey menikmati air kolam sementara Ailee lebih dulu menyudahi ritual berenangnya dan merebahkan diri di kursi kayu dengan menu sarapan yang telah tersedia
-
-
-
Pagi ini udara sangat sejuk walau kepadatan dan keramaian di jalanan sudah menjalar. Aku menikmati segarnya air di kolam berukuran besar yang di buat di balkon hotel. Gedung gedung tinggi terlihat seperti miniatur papan catur. Bangkok kota yang maju dan aktif, beruntung amu tidak lahir disini, melihat kesibukan nya saja membuat kepala ku pening tapi wisatanya setimpal dengan kadar stress disini. Aku menyukainya
Ailee menikmati cokelat hangat dan beberapa mangkuk makanan hangat khas lokal. Dia bersandar di kursi menikmati cahaya matahari yang masih malu - malu
" Bey, gue terakhir pemotretan hari ini, besok kita jalan jalan bareng " uajr Ailee
Aku mengangguk tanpa menoleh ke arahnya. Aku masih terpaku memandang ke atas melihat langit yang cerah, dari dalam air yang sejuk ditambah udaranya masih segar, benar benar membuat beban hilang
" lo mau kemana hari ini ? " tanya Ailee
" Aku mau coba jajanan disisi jalan dekat sini , mungkin naik tuk tuk " jawabanku membuat cengiran Ailee. Dia meledek selera wisata ku, tentu saja seleranya jauh berbeda dengan ku, Ailee pasti lebih memilih belanja di mall dan menikmati festival di pinggir pantai yang penuh dengan kemewahan
" ngapain sih Bey, bajaj kan banyak di kita " Aku tertawa kecil mendengar jawaban Ailee, iya juga ya
" tapi kan beda Ailee, aku mau belanja pernak pernik gajah gajahan " jawab ku asal sambil menaiki tangga dan mengikuti Ailee bersandar sambil menyambar cokelat hangat. Dia tetap saja tertawa sambil menghabiskan cokelat hangat di tangannya
" Besok aja shopping nya kita ke metropolitan ! " Seru Ailee sembari bergegas meninggalkan ku
Aku mengangguk saja kulihat isi mangkuk yang menggugah selera, sekarang lebih baik menikmati makanan pagi, wah apa ini ? Aku mencicipi sarapan yang dipesan Ailee, rasanya sama seperti sate, pagi pagi sudah makan daging, bisa bisa gaun pengantin ku perlu revisi. Aku menaruh mangkok ku berlalu mengikuti langkah Ailee
******* ********
POV AILEE
Setting : Ailee mengintip dari balik gordeng melihat Bey yang masih menikmati snatapan paginya, wajah Ailee terlihat cemas
-
-
-
Aku mencuri lirik Bey di luar sana. Dia masih asik menikmati udara pagi dan langit yang cerah. Aku menggigit ujung kuku, ada rasa gugup dan takut yang coba ku tutupi, aku memastikan lagi alamat cafe yang di maksud dalam Email Mario, ya ! fotografer itu Mario, firasat ku seratus persen benar
Dada ku bergetar hebat berpacu bersama rasa takut gugup dan kebohongan yang membuat semua bercampur dan menjadi pikiranKu saat ini. Bagaimana mungkin Mario ada di sini saat ini ? Bagaimana bisa Bey dan dia bertukar email dan kakak yang memberikannya.
Bagaimana dengan pernikahan mereka ? jika Bey dan Mario harus bertemu sekali lagi. Bagaiman dengan Reo ? dengan semuanya !! Kepala ku jadi sakit memikirkan semua ini, dan semua ini adalah kesalahan ku juga !
Ayolah Ailee apa yang akan kau katakan saat bertemu Mario nanti ? bagaimana aku harus menatap wajah Bey dengan kebohongan ku bagaimana dengan Kakak mu Reo !
" aaaaaaahhh... pusiiing ! " keluh ku kesal sendiri
" Kenapa ? " aku kaget mendengar suara Bey dan wajahnya yang terlihat heran melihat ke arah ku
Aku menyisir rambut dengan tangan, tadi tanpa sadar aku menjambak rambut sendiri. Aku berusaha tenang dan santai tapi tetap saja akting ku belum pro
"mmm Bey, asisten ku akan menemani mu hari ini .. " aku tersenyum lebar dengan cangguh berusaha menutupi kegugupan ku saat melihat wajahnya, Bey seperti terlihat heran *jelas saja, tingkah ku terlihat dibuat buat. Apa aku kurang natural ya ? pantas saja sampai saat ini casting film ku belum ada yang lulus, hiks
" ga usah Ailee, biar Aku jalan sendiri. Aku pengen santai naik tuk tuk, jajan dan belanja .. "
" gapapa, Domi suka kok ! " potong ku cepat dan sedikit memaksa. Aku mendorong tubuh Bey ke kamar dan menutup pintunya
" cepetan dandan. Aku telpon Domi ! " seru ku berlalu. Aku memilih ke kamar ku menatap layar ponsel, mondar mandir bingung
" haduuuh, gimana ya ? "
Kita bertemu jam 11. 00
Aku membacanya lagi, sampai kalimat itu menempel di kepala ku
Apa yang akan aku katakan nanti ?
Jangan hubungi Bey lagi !
Dia akan menikah dengan kakak ku!
Berhenti mencintai Bey!
Carilah wanita lain !
Aaaakkkh !!! itu apa tidak terlalu sadis, begini begini aku mana tega menyakiti orang lain, apalagi aku tahu jelas Bey masih menyimpan rasa padanya. Aku tidak mau semua jadi rusak. Apa yang harus ku lakukan ?
Aku menatap punggung Bey dan Domi, dengan wajah ceria mereka menelusuri trotoar, terakhir terlihat jelas senyum mengembang dari bibir Bey. Dia benar benar bahagia dan di saat aku sedang bingung, hadeeh
Selang beberapa saat aku memesan taksi, dan meminta di antar ke cafe yang dimaksud Mario, sepanjang perjalanan banyak rasa yang bercampur dan pikiran yang melayang kemana mana. Aku sendiri tidak tahu apa yang aku lakukan ini benar atau salah
Dari kejauhan aku melihat wajah nya, oh seperti bayangan ku selama ini, yah banyak yang bilang dia tampan, not bad, ya ok lah. sabar ya ka Reo saingan mu berat. Ya ampun aku masih sempat berpikiran seperti itu hadeuh ! seriuslah Ailee ini demi orang yang kau kasihi, dulu aku pernah mengagumi Mario dan karya nya, tapi tidak lagi setelah tahu dia mencampakkan Bey begitu saja dan berakhir melihatnya lagi di sini
Perlahan aku mulai mendekati mejanya, wajahnya terlihat ceria dia duduk dengan secangkir minuman di depannya, sesekali tangannya mengenggam, dia terlihat gugup, seperti hal nya diri ku
Aku sudah berdiri di depan mejanya tapi dia tidak begitu peduli, pandangannya masih melihat kemana mana. Dia mencari sosok Bey. Aku hanya bisa diam. Dia berhenti menoleh dan mulai melihat ke arah ku yang mematung
" Ada apa ? " tanya nya pelan tapi seperti keras di telinga ku. Aku mencoba rileks, menarik napas, memasang wajah sedikit santai, mungkin masih terlihat tegang
" Aku Ailee, teman Bey .. " sapa ku sambil menjulurkan tangan
Dia tidak menyambutnya, matanya mencari sosok lain di belakang ku. Dia jelas kecewa karena hanya ada aku sendiri disini
" mana Bey ? " pertanyaanya, sekaligus meredupkan cahaya matanya yang tadi terlihat berbinar, wajah sumringah nya hilang seketika, yang ada hanya wajah cemas dan kecewa
" Bey tidak akan datang " Aku sedikit meninggikan suara, dia menatap ku dalam, tergambar jelas rasa sedih di wajahnya, mata itu seperti berkaca kaca, cengeng !
" Aku ingin bertemu bey " serunya diantara isak yang tertahan. Aku menatapnya heran. Aku tau mereka saling mencintai dan merindukan tapi haruskah aku melihat seorang pria tampan yang terlihat manly di hadapan ku ini menangis ? hellow ..
Mario meraih ponselnya. Dia menelepon seseorang
" Sofia .. antar aku pulang "
Suaranya yang samar diantara isakan itu membuat ku merasa ada yang aneh, ada apa dengan pria ini ?
Tidak berapa lama seorang wanita dan anak laki laki berusia sekolah kanak kanak datang, mereka menghampiri Mario. Wanita itu heran melihat keberadaanku
" Dimana Bey ? " tanyanya sambil mengeryitkan dahi. Aku mengangkat bahu, dia memasang wajah kecewa
Anak kecil itu membantu membuka lipatan kursi roda. Mereka memapah Mario pindah duduk. Aku hanya bisa tercengang melihat apa yang ternadi di depan mataku. Ada apa dengan nya ?
" ini tidak mudah buat Mario, katakan pada Bey ! " suara wanita itu menggema di telinga ku jelas marah dan kecewa tersirat di.wajahnya, mereka berlalu dengan Mario yang duduk di kursi roda, menyusuri ubin gedung dan berlalu di lobby.
Seorang pria berbadan besar menunggu diluar dengan mobil yang terparkir. Aku masih mencuri lihat, bingung
Ada apa sebenarnya, rasa penasaran berkecambuk di dada ku, tanpa berpikir lagi aku menyusul mereka, menyetop taksi dan meminta mengikuti mobil hitam yang bersiap meninggalkan parkiran