Chereads / Aku Kamu dan Masa itu / Chapter 40 - Cerita kecil dalam kehidupan tl

Chapter 40 - Cerita kecil dalam kehidupan tl

POV AILEE

Settig : Ailee mencari cari ponsel di kamar hotelnya, dia membuka tas nya dan tak menemukan benda penting itu

Ya ampun aku kehilangan ponsel pintarku, entah sudah berapa hari aku kehilangannya, pantas saja hari-hari ku terasa lebih tenang. Aku mencoba mengingat kapan terakhir kali aku memainkan ponselku.

" Aaah, bersama Mario ! "

iya itu terakhir kali aku memegang ponsel, hari itu aku mencoba memotret pria itu. Ah konyol sekali, aku memang ceroboh. Aku merebahkan diri di kasur kamarku, rasanya badanku kelelahan akhir-akhir ini, sangat nyaman berada di sini, semilir angin membuatku mengantuk, Aku membutuhkan tidur berkualitas saat ini.

******** ********

POV MARIO

Setting : Mario duduk di kursi rodanya menghadap jendela kamar rawatnya, dia memperhatikan langi yang terang dengan pikiran yang melayang

Ada seorang gadis yang akhir-akhir ini menemaniku selain Sofia, wajahnya mungil, matanya bersinar seperti boneka, saat dia tersenyum membuat ku membayangkan wajah mu, aku melihat sosok Bey pada dirinya.

Dia memperkenalkan diri sebagai Princess, panggilan yang lucu, tapi itu sangat cocok dengannya, pakaiannya yang stylist, cara berjalannya, cara bicaranya bahkan sesekali ku tangkap ekspresi wajah yang dengan cepat berubah, dia seorang pelakon yang hebat, dia bisa menjadi seperti apa saja, menurutku begitu. Berbeda sekali dengan gadis ku, Bey itu tidak pandai berpura-pura, dia selalu tampil apa adanya dan tulus.

Aku tak pernah bisa melupakannya walau sekian banyak tragedi yang aku hadapi, aku mohon bertahanlah sebentar lagi, aku akan kembali bersama dengan mu.

Aku hanya ingin sembuh seperti sedia kala, hingga aku bisa memeluk mu, mencium mu, menggandeng tangan mu seperti dahulu kala. Bahkan kita belum pernah perfoto dengan benar, akan aku lakukan dikemudian hari. aku akan memenuhi ruangan ku dengan senyuman mu, bukan, tapi ruangan kita, dadaku seperti akan tersedak membayangkan kita akan hidup bersama.

Bey Jika aku tak bisa lagi seperti dahulu, mungkin lebih baik aku pergi untuk selamanya tapi Sofia dan anaknya, si lucu itu, dia sudah tumbuh menjadi anak yang cerdas dan penyayang, mereka berkata padaku, aku harus kuat, aku harus bahagia, dan aku ingin bahagia bersama dengan mu.

Gadis itu datang lagi hari ini, dia bilang akan menjadi suster pribadi ku, Itu terasa aneh untukku, tiba-tiba seorang gadis mengulurkan tangan dan membantu terapi, Aku berpikir mungkin dia seorang seleb yang sedang dalam program sosial. bisa saja kan, karena penampilannya sangat tidak biasa.

Setiap saat aku berdoa di banyak temple disini, berharap pertemuan kita kembali, dulu kita pernah berpisah, dan pertemuan kita sungguh masih indah. Masa-masa itu tak akan pernah bisa aku lupakan. Gadis yang ku lihat penuh kehangatan dengan seragam sekolah dan pelukan orangtuanya telah berubah menjadi gadis yang memberi kehangatan dalam kehidupan ku yang dingin, kau memberikan ku harapan untuk hidup, untuk bisa merasakan apa itu kebahagiaan, Aku ingin menjadi bagian kehangatan di setiap langkah keluarga kita.

" keluarga? " Ah bibirku tak henti-hentinya tersenyum, membayangkan wajah itu, tangannya yang mungil saat membalas pelukkanKu. Aku semakin tidak sabar, Aku harus lekas membaik.

Bey, apakah kau mengingat hari pertama kita, Aku tidak pernah bisa melupakannya, bahkan hari itu Kau jatuh sakit dan Aku tak tau harus berbuat apa. Jika aku kehilangan dirimu entah apa yang akan aku lakukan, tapi aku percaya kau akan selalu setia menantiku.

Saat kau tidak bisa menemuiku hari itu, Aku bersyukur, ternyata aku belum cukup kuat dihadapanmu, tapi saat ini, perkembanganku semakin baik, aku akan semakin sehat, suster sukarela itu sangat membantuku, walau terkadang senyuman dan semangatnya padaku terlihat palsu, tetap saja dia selalu membantuku, bahkan beberapa malam dia tertidur di samping ranjangku, sepertinya dia lelah mengontrol jadwal rutin ku.

Hari ini dia berpamitan padaku, katanya dia akan pulang ke Indonesia, rasanya akupun ingin segera pulang dan menemuimu, hari ini dia mengucapkan kata maaf dan hati-hati entah berapa kali sampai aku bosan mendengarnya.

" Maaf ya Mario, Aku harus pulang kalau tidak hidupku akan terancam " Aku ingin tertawa mendengar kalimat dari bibirnya, bagaimana mungkin hidup seorang adik terancam oleh kakak kandungnya sendiri.

" hari ini kakak ku menikah, Aku akan habis kalau tidak di sisinya " tingkahnya seperti anak kecil, terkadang dia terlihat konyol dan ceroboh, tapi hampir semua orang disini menyukainya , bahkan semua orang memperlakukan dia layaknya seperti namanya.

" Princess "

Wajahnya cantik, semua orang bilang begitu, yah dia memang cukup cantik, tapi dirimu tidak pernah ada yang menandingi di dalam hatiku, Aku sangat merindukan mu, Bey.

" Sampaikan selamat untuk kakakmu, semoga pernikahannya abadi, Aku akan segera menyusulnya ketika aku kembali ke Indonesia, bagaimana denganmu Princess? "

Princess terdiam sebentar , lalu mengangguk, mungkin karena terburu-buru dia tidak bisa menjawab kalimatku dengan baik, Dia sangat tergesa-gesa sampai-sampai ponselnya tertinggal di atas meja kamar rawatku.

********* ********

POV AILEE

Langit-langit kamarku seperti berputar-putar, harusnya aku merasa segar setelah merebahkan diri mengikuti rangkaian panjang acara pernikahan kakak ku, tapi ternyata tidak, kepalaku terasa berat, sulit sekali mengangkat tubuh dari kasur kamar hotel ku. Cahaya mentari menembus gordeng, ah pasti sudah siang pikirKu tapi aku masih enggan bangun, rasa letihku seperti menjadi satu saat ini, rasanya sangat lelah.

" Ailee jangan pura-pura tidur! "

Baru saja mataku hendak terpejam, aku melihat sosok Bey samar, membuat mataku harus terbuka lagi, hingga sosok dengan piyama hotel itu terlihat jelas, ah ya ampun, sontak aku terbangun.

" Woaaah! " suaraku setengah berteriak.

Bey dan tentu saja kak Reo di belakangnya, terlihat bingung melihat ekspresiku.

" Lihat kalian, wajah apa itu ! " tunjukku, membuat pengantin baru ini memegangi wajah masing-masing, mereka saling pandang lalu berlari menghadap cermin berurutan. bahkan saat ini wajah mereka semakin merona merah, itu membuatku geli, Aku tertawa lepas.

" Hey, wajah ku memang begini tau " gerutu Bey sembari mengambil tempat disisi ranjang.

itu bukanlah wajah yanga biasa, wajah yang lelah menikmati malam panjang, pikir ku jahil.

" hahaha.. wajah kelelahan tapi jugaa...eeuuup ! " Kak Reo menutup mulutku dengan cepat, telapak tangannya penuh tenaga menyekap mulutku, aku mencoba melepaskan tapi dia terlalu kuat.

" berisik, bukannya sekarang Kamu yang harus mulai menjelaskan tentang dirimu, SENDIRI ! "

Aku berhenti tertawa, melihat sorot serius wajah kak Reo, dan tatapan penuh keingin tahuan dari Bey, aku harus menjelaskan mulai darimana? dalam kebingungan yang berputar di otakku, aku mencari kalimat seadanya saja.

" Pasti papa sama mama sudah cerita kan, Aku jadi sukarelawan di sebuah rumah sakit, dan aku menyukainya jadi kalian tidak usah khawatir "

Kami semua terdiam sejenak, aku sendiri tidak yakin dengan kalimatku tapi mau bagaimana lagi aku tidak bisa menceritakan semuanya, wajah bahagia mereka tidak boleh ada yang merusaknya, mungkin untuk saat ini baru sebatas itu saja yang mampu aku beritahu.

Bey dan kak Reo saling memandang.

Dengan wajah penuh selidik, dan kedua tangan dilipat di depan dada kakak laki-laki tunggal ku itu menunduk kan badan, wajahnya persis dihadapanku.

" Hahaaaa... kamu pikir Kakak percaya.. " ledeknya sambil tertawa geli, Bey menepuk pelan pergelangan suaminya tapi dia juga menahan tawa, aku tau itu, mereka meledek ku, aaah apa-apaan sih, membuat mood ku berubah jelek.

" Ailee kakak tau betul kamu, bagaimana mungkin gadis manja cerewet seperti kamu menjadi sukarelawan yang harus bekerja dengan penuh perasaan tanpa peduli waktu " Reo berusaha bicara sambil menahan tawa nya

" Betul Ailee, kakak mu hanya khwatir, apa kamu yakin ? " kalimat Bey jelas sejurusan dengan Reo

Ah pantas saja mereka berjodoh, mereka terlihat sangat serasi. Mereka kompak sekali menghakimi ku.

Aku bangkit dari duduk, meraih sebotol minuman mineral, meneguknya perlahan, mencoba menarik nafas dalam, tenanglah Ailee ini semua demi kebaikan bersama, seandainya mereka tau apa yang aku lakukan pasti tidak ada ledekan dan tawa lepas seperti tadi.

" tenang saja, aku bisa kok kak " Aku meraih handuk, memberikan sekotak kecil 'kado' di telapak tangan kakak ku dan berlalu menuju kamar mandi.

Bey dan Reo melepas pandangan dari punggung Ailee , mereka fokus menyelidik kado kecil dari gadis itu, keduanya mengeryitkan dahi.

tak berselang lama Ailee tertawa terbahak-bahak dari kamar mandi mendengar suara sesuatu dibanting diluar sana.

" Sialaaan !! Heh gue ga butuh itu !! " teriak Reo kencang, Bey menutup wajah panas.

JAMU KUAT JAKARTA-BANGKOK