Hujan turun sangat deras. Tidak tahu apakah itu air mata ataukah hujan yang membasahi pipinya. Xu Qiaoqiao menatap gadis di depannya, jantungnya seperti berkontraksi, rasa sakit yang menyiksanya semenjak tadi, sekarang telah berlalu.
Perlahan-lahan ia melangkah maju. Tubuhnya berjongkok, ia mengulurkan tangannya dan memeluk erat Tang Tiantian. Akhirnya tangis Tang Tiantian pecah.
Ia mencoba menstabilkan mulutnya yang tak bisa berkata-kata, anak-anak kecil itu satu persatu menyaksikan ini, hatinya juga merasakan kepahitan yang dialami Tang Tiantian.
Xu Qiaoqiao memeluknya sangat erat, "Tidak..."
Ia perlahan membuka mulut dan berkata, "Tiantian, kau harus ingat bahwa setiap orang adalah malaikat tanpa sayap, hanya jika kamu mencintai dirimu sendiri, barulah kamu bisa membuat orang lain mencintaimu."
Tang Tiantian mengangguk sambil menangis. Xu Qiaoqiao memeluknya lagi dan menariknya dari tepi atap gedung itu.
****
Kepala panti dan sekumpulan orang-orang yang melihat situasi ini, segera bergegas mengambil Tang Tiantian dan menggendongnya masuk ke dalam. Beberapa sebelum ini, ternyata Xu Mushen masih mengemudikan mobilnya mengikuti jalur yang mungkin diambil Xu Qiaoqiao.
Wajahnya pucat, tangannya memegang kemudi dengan keras sehingga sedikit menguras tenaganya. Matanya dipenuhi dengan kemarahan yang semakin tidak terkendali.
Meskipun ia hanyalah anak dari seorang anak angkat, tapi sekarang bisa dikatakan bahwa ia adalah nona muda dari keluarga Xu. Jika ia membiarkan dirinya menjadi kekasih seorang kepala pemilik bisnis kecil, ini benar-benar akan menghancurkan reputasi keluarga Xu!
Ada pepatah yang mengatakan bahwa sulit untuk mengubah sifat seseorang, terakhir kali memberinya kesempatan terakhir, dan hasilnya seperti ini...!!!
Mata Xu Mushen bergerak turun, 'jangan salahkan jika aku sampai bersikap kasar.' Ia berpikir sampai di sini. Kembali mengangkat kembali matanya dan melihat taksi itu berhenti di depan pintu sebuah panti asuhan.
Ia sedikit terkejut, ketika itu ia baru menyadari bahwa ternyata dia telah salah paham terhadapnya. Ia berhenti sejenak di luar dan memikirkan sesuatu hal, saat itu dia masih mengemudikan mobil itu.
Lalu dia mengambil payung cadangan dari dalam mobil, menggenggam payung itu di satu tangannya dan kemudian ia berjalan masuk ke dalam panti asuhan. Begitu memasuki panti asuhan, ia melihat sosok kecil di lantai paling atas atap gedung itu.
Xu Mushen berdiri di sana, menyaksikan gadis itu berlari menuju lantai paling atas. Tidak tahu seperti apa perasaannya saat itu, dia hanya berlari mengikuti gadis itu.
Lalu ia menyaksikan semua yang terjadi. Gadis itu menangis, ia menarik dan menyelamatkan anak perempuan itu. Orang-orang yang menyaksikan itu segera mendekat untuk menghampiri mereka.
"Cepat! Apakah sudah siapkan selimut? Anak ini telah kehujanan cukup lama harus segera mandi air panas supaya tidak masuk angin."
"Sudah disiapkan, ada di bawah ..."
"Oke, ayo turun ke bawah, kita bawa dia ke rumah sakit untuk diperiksa, apakah ada yang terasa sakit ... "
Mereka dengan sigap melakukan pertolongan awal pada anak itu dan menggendongnya untuk dibawa ke bawah. Namun, tidak ada seorangpun yang memperdulikan Xu Qiaoqiao.
Ada kilatan petir di langit, cahayanya membuat wajah gadis itu tampak jelas di hadapannya. Ia masih berdiri di sana, rambutnya yang basah menempel di wajahnya, wajah kecilnya yang tampak pucat seperti kertas.
Ia masih menatap ke arah orang-orang beranjak pergi, tubuhnya yang kurus runtuh dan tergeletak diantara derasnya hujan, seolah-olah telah dilupakan oleh seluruh dunia.
Saat ini dia benar-benar terlihat sangat berbeda dari yang biasanya, nakal seperti hantu. Xu Qiaoqiao yang sekarang adalah orang yang tampak lemah dan hanya sukses membuat orang merasa kasihan.
Pria ini masih menatapnya belum bergerak dari tempatnya berdiri. Tidak tahu pasti sudah berapa lama ia mematung seperti itu, sampai akhirnya gadis itu kembali sadarkan diri. Ia menundukkan kepalanya dan berjalan kembali.
Begitu ia berjalan, Xu Mushen melihat bahwa pakaian di bagian pahanya telah ternoda oleh darahnya. Matanya seakan terbuka sedikit lebih lebar.
Sambil menatapnya dalam-dalam, ia berbalik dan baru melangkah dua langkah, tubuhnya langsung roboh dan jatuh ke atas tanah!
Xu Mushen mau tidak mau langsung melangkah maju dan menangkap gadis itu dalam pelukannya.
Gadis itu mendongak dengan tatapan kosong. Setelah melihatnya, dia tersenyum, "Kakak ..."
Lalu matanya tertutup dan akhirnya jatuh pingsan di lengan Xu Mushen. Sebaliknya, Xu Mushen menatapnya dalam. Hatinya yang dingin tiba-tiba saja seperti melunak.