Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Aku Akan Selalu Menyukaimu

Kucing Lupa Bernapas
--
chs / week
--
NOT RATINGS
986.1k
Views
Synopsis
Cinta memang tidak memandang waktu dan usia. Cinta juga tidak bisa di prediksi kedatangannya. Kunjungan Zhou Ling kerumah Zhou Wei menjadi pertemuan pertama Xiaotu (putri Zhou Ling) dengan Cheng Zhiyan (putra Zhou Wei). Pertemuan itu membuat Xiaotu yang masih berusia 3 tahun menyukai Cheng Zhiyan yang berusia 10 tahun, Xiaotu menyukai Cheng Zhiyan pada pandangan pertamanya. Namun, hanya Xiaotu yang berbahagia, sedangkan Cheng Zhiyan masih belum menganggap memiliki perasaan khusus pada Xiaotu. Sejak saat itu, selalu ada Xiaotu di hari-hari Cheng Zhiyan. Akankah cinta Xiaotu terbalas oleh Cheng Zhiyan? Berapa lamakah perasaan Xiaotu pada Cheng Zhiyan akan bertahan? Ini adalah kisah romansa cinta di masa kecil.
VIEW MORE

Chapter 1 - Aku ingin Menikah Denganmu

Pada pertengahan musim panas bulan Juli, langit biru cerah tak berawan, hanya sinar matahari yang menyilaukan menyinari bumi. Udara dipenuhi dengan aroma manis es krim dan semangka.

Bai Xiaotu adalah seorang gadis berusia tiga tahun. Setelah dia bisa berjalan, dia menggandeng tangan ibunya dan dengan sengaja mengajaknya pergi mengunjungi tetangganya.

Ngomong-ngomong, tetangga baru dan ibu Bai Xiaotu sudah lama mengenal satu sama lain. Ibu Bai Xiaotu bernama Zhou Ling dan tetangga barunya bernama Bibi Zhou Wei. Sejak SMA mereka memiliki hubungan yang begitu dekat bagaikan kakak adik. Marga mereka yang sama membuat orang lain mengira mereka adalah kakak beradik.

Saat ini, Bai Xiaotu melihat ibunya dan Bibi Zhou mengobrol dengan seru. Dia sedikit bosan duduk di sofa rumah bibi tetangga baru itu. Tangannya menggenggam pisang, apel, dan Snack Shang Haojia, sambil memikirkan mana yang sebaiknya ia makan terlebih dahulu.

Namun, sementara masih kebingungan, dia mendengar suara "ping ping pang pang" dari lantai atas. Diikuti oleh suara "Bruk", seolah-olah ada sesuatu yang jatuh ke tanah.

Orang-orang yang duduk di lantai bawah hanya merasa sofa mereka sedikit bergetar.

Wajah Bibi Zhou tertegun dan kemudian tersenyum dengan sedikit aneh: "Sepertinya Yanyan sudah terbangun dari tidur siangnya."

Baru saja dia berkata, seorang bocah tampan dengan kemeja putih, muncul dari tangga. Dia memegang dahinya dengan satu tangan dan yang lainnya memegang pegangan tangga, dengan penuh malas dia berkata: "Bu ... Mengapa Ibu meletakkan lukisan di tempat tidurku??"

"Ah... Hehehe... Maaf... Ibu lupa, ibu akan lebih memperhatikannya lain kali." Bibi Zhou tersenyum meminta maaf pada bocah itu.

"Oh... Ada tamu yang datang ke rumah??" Bocah itu turun dengan gerakan yang elegan, seperti berjalan di antara daun teratai hijau. Dia berusia sekitar sepuluh tahun. Pipinya putih dan kulitnya mulus seperti porselen giok. Di kedua matanya seperti ada bintang-bintang yang berkilauan, bulu mata yang lentik bergerak lembut, dan bibir merah muda pucatnya dihiasi dengan senyum lembut.

Dari luar jendela, sinar matahari yang cerah masuk menyinarinya, seolah-olah dia dilapisi dengan lingkaran cahaya.

Dia terlihat sangat tampan.

Bai Xiaotu dengan wajah lugu menatapnya. Dalam hatinya berpikir, dia belum pernah melihat orang yang begitu tampan.

"Yanyan, kemarilah, aku akan memperkenalkan mereka kepadamu." Zhou Ayi tersenyum dan memanggil putranya itu. Ketika Yanyan datang, Bibi Zhou menunjuk ke Bai Xiaotu: "Ini adalah Adikmu Bai Xiaotu, ini adalah bibimu, dia juga bermarga Zhou, satu marga dengan ibu."

"Bibi." Remaja itu dengan sopan tersenyum kepada ibu Bai Xiaotu dan kemudian memandangi Xiaotu dari ujung kaki hingga ke kepala.

"Ini putraku, Cheng Zhiyan." Zhou Ayi menepuk nepuk bahu Cheng Zhiyan sembari tersenyum dan memperkenalkan Cheng Zhiyan kepada mereka.

Jus jeruk ... garam ...? ? ?

*dalam bahasa mandarin Cheng Zhi 橙汁 berarti jus jeruk, dan Yan 盐 berarti garam.

Mata Xiaotu dipenuhi dengan tanda tanya, dan berpikir apakah lezat jika Jus Jeruk diberi garam...

"Xiaotu, cepat ucapkan 'halo Kakak'" ibu Xiaotu menepuk-nepuk kepala putrinya dan berbisik.

"Halo kakak" Xiaotu itu sangat patuh dan menunjukkan senyum cerah ke arah Cheng Zhiyan dengan sepasang mata besarnya yang jernih, tersenyum lalu tertawa.

Cheng Zhiyan mendengus sedikit, lalu ujung mulutnya sedikit menekuk, memperlihatkan senyum lembut ke arah Xiaotu.

Meski hanya sesaat, saat ini Xiaotu merasa seperti melihat banyak bunga indah yang bermekaran dalam sekejap.