Chereads / Aku Mencintaimu Suatu Hari Nanti / Chapter 29 - Terdiam Malu

Chapter 29 - Terdiam Malu

Xu Qiaoqiao mengerutkan keningnya, sesaat kemudian raut wajahnya menjadi muram.

Tadinya ia berpikir bahwa Xu Nanjia telah melupakan niatnya untuk mengambil krim bekas luka itu darinya, tapi ia tak menyangka, ternyata Xu Nanjia belum melupakan masalah gelang itu.

Xu Nanjia terus-menerus menuduhnya, "Nenek memberikan kepadamu gelang yang telah dipakainya selama tiga puluh tahun, seperti ini kah kau menghargainya? Aku tahu kau sebenarnya membenci keluarga ini karena telah melemparkanmu ke panti asuhan! Tapi kau juga tidak boleh menyakiti perasaan orang tua seperti ini! Tidak heran kalau perilakumu buruk! Aku memaklumi karena kau memang dibesarkan di panti asuhan."

Mendengarnya mengatakan bahwa 'perilakunya buruk', seketika itu juga sorot mata Xu Qiaoqiao langsung berubah menjadi tajam. Di sebelahnya, nenek berusaha menghentikannya, "Sudah, sudah, jangan bicara begitu kasar. Aku pikir, mungkin Qiaoqiao juga tidak sengaja merusaknya ... yah!"

Jadi itu sebenarnya adalah gelang yang sudah dipakainya selama bertahun-tahun lamanya, gelang itu sangatlah berarti baginya, melihat gelang itu telah hancur menjadi serpihan, pasti itu sangat menyedihkan baginya.

"Apanya yang tidak sengaja? Kalau ia tidak sengaja menjatuhkannya ke lantai paling parah gelang itu hanya akan terbelah menjadi dua bagian, tetapi lihatlah gelang ini hancur sampai seperti ini, hanya dengan melihatnya sudah terlihat jelas kalau itu disengaja! Nenek, orang seperti ini apa masih bisa diberi hati? Aku melakukan ini supaya nenek sadar!

Setelah mengatakan itu, kemudian Xu Nanjia berjalan ke belakang neneknya, ia menatap Xu Qiaoqiao sembari mengangkat bibirnya seolah ingin mencibirnya.

Dia berdiri di tempat nenek tidak bisa melihatnya dan mengangkat alisnya bermaksud melakukan provokasi. Melihat kelakuannya itu, Xu Qiaoqiao memilih untuk menutup matanya. Ia merasa tidak memiliki kesempatan untuk membalas pernyataannya tersebut.

Nenek mengerutkan keningnya, "Nanjia, kau sudah cukup banyak mengatakan hal buruk tentangnya, tapi aku percaya Qiaoqiao bukanlah orang seperti itu."

Sampai sekarang pun nenek masih berpihak kepada Xu Qiaoqiao. Perasaan nenek inilah yang membuat Xu Qiaoqiao merasakan sedikit kehangatan di rumah ini.

Ia kembali mengangkat pandangan matanya hendak menjelaskan sesuatu, tapi tiba-tiba terdengar suara, "Tuan, apa anda mau keluar?"

Suara itu adalah suara pelayan rumah. Kata-kata itu membuat semua orang langsung memalingkan pandangan mereka melihat ke arah tangga.

Xu Mushen berdiri di sana, ia mengenakan setelan jas dan sepatu kulit, penampilannya kali ini menunjukan aura dingin tapi juga elegan pada dirinya. Postur tubuhnya yang tegap tinggi, membuat semua orang yang ada di ruang tamu terpana karena kehadirannya itu. Suasana ruangan ini seketika menjadi sedikit tegang.

 Selangkah demi selangkah dari lantai atas beranjak menuruni tangga, seketika ketegangan langsung menyebar di ruangan itu dan sedikit demi sedikit perasaan tegang itu semakin menguat.

Saat Xu Qiaoqiao melihatnya, ia tiba-tiba memikirkan kembali sesuatu yang dipegangnya tadi pagi. Pandangan matanya tanpa sadar tertuju pada letak bagian pria Xu Mushen.

Suatu bagian tubuh pria yang berbeda dari wanita, bagian itu ...

Xu Qiaoqiao tanpa sadar menelan ludahnya sendiri. Jika dilihat seperti ini, ukurannya itu tampak sedikit berbeda dari yang dipegangnya pagi tadi?

Meski saat itu Xu Mushen sedang berjalan, tapi dia merasakan pandangan aneh gadis itu, mengingatkannya pada kejadian tadi pagi. meskipun wajahnya masih tetap dingin tanpa ekspresi sama seperti biasanya, tapi di dalam tubuhnya ia merasakan seluruh darahnya seperti mengalir cepat ke satu bagian di tubuhnya.

Sudut bibirnya terangkat, tetapi hatinya benar-benar kesal. Dia menoleh dan matanya yang dalam serta tajam itu menatap Xu Qiaoqiao sekilas.

Sebaliknya, Xu Qiaoqiao yang tengah mengira-ngira seberapa besar ukurannya, seketika ia langsung kembali menyadarkan dirinya. Mata keduanya saling memandang, udara terasa canggung. Setelah menatapnya cukup lama, Xu Qiaoqiao segera memalingkan pandangannya, wajahnya tiba-tiba memerah.

Ia pasti sudah kehilangan akal sehatnya. Kalau tidak, bagaimana bisa ia melihat bagian milik Xu Mushen dengan tatapan seperti itu?!!

Namun, sudut mata Xu Mushen bahkan masih terus melirik. Pria ini masih mengamatinya dengan begitu serius .

Ia melihat pria itu mempercepat langkah kakinya, kemudian memerintahkan pelayan: "Siapkan mobil!"

Pertama kalinya Xu Mushen dibuat tidak nyaman oleh pandangan seorang wanita. Tetapi saat dia akan melangkah keluar dari pintu utama, dia mendengar suara Xu Nanjia, "Kakak, kebetulan sekali ada kakak di sini, lihatlah apa yang dia telah lakukan!"