Chereads / Aku Mencintaimu Suatu Hari Nanti / Chapter 30 - Kakak Sudah Berubah?

Chapter 30 - Kakak Sudah Berubah?

Setelah Xu Nanjia merundung Xu Qiaoqiao dihadapan Xu Mushen. Pria ini segera menghentikan langkah kakinya. Ia tidak berjalan namun juga tidak menoleh ke arah ketiga perempuan ini.

"Kakak, kau benar-benar harus menghukumnya! Karena kelakuannya, nenek jadi sangat sedih!" Xu Nanjia terus menuduhnya tanpa mau mendengarkan penjelasan apapun dari Xu Qiaoqiao.

Hanya karena ini menyangkut neneknya membuat Xu Mushen akhirnya berbalik, sepasang mata dingin itu menatap dengan bingung.

Apa yang akan terjadi setelah ini? 

Xu Nanjia menjadi sangat bersemangat dan serius. Namun tidak seharusnya ia mengganggu kakaknya dengan masalah sepele seperti ini, tapi karena kebetulan sekarang pria ini mau meresponnya.

Sebagai seorang penerus tertua, Xu Mushen adalah orang yang paling mencintai dan menghormati neneknya, jadi dia pasti tidak akan melepaskan Xu Qiaoqiao begitu saja jika membuat masalah dalam keluarga ini!

Berpikir sampai di sini, kemudian mata Xu Nanjia berbinar. Ia menjelaskan sekali lagi kronologis kejadiannya pada Xu Mushen dan akhirnya ia dengan puas hati hanya menunggu untuk melihat sebuah pertunjukan menarik. Ya, dia berharap kakaknya ini akan mengusir gadis ini keluar rumah!

Sebaliknya, Xu Qiaoqiao hanya diam dan menunggu Xu Nanjia selesai bicara. Tanpa sadar ia lalu menatap Xu Mushen. 

Tidak diketahui penyebabnya, Xu Qiaoqiao tiba-tiba saja ingin menerka Xu Mushen akan mempercayainya atau tidak.

Sayangnya, wajah dingin Xu Mushen, sampai kapanpun akan tetap datar seperti itu.

Sepasang mata yang begitu dalam itu membuat tidak ada satupun orang yang bisa memahami pikiran Xu Mushen dan melihat akhirnya.

Jadi, pada akhirnya dia akan percaya pada dirinya atau Xu Nanjia?

Saat ia sedang sibuk menerka-nerka sesuatu yang ada dalam pikiran Xu Mushen, tiba-tiba ia mendengar pria itu dengan nada suara rendah mengatakan, "Apa ada yang mau kau katakan?"

Hei?

Xu Qiaoqiao dengan bodoh membuka matanya lebar-lebar.

Awalnya ia mengira bahwa karakter diktatornya itu pasti akan langsung menghukumnya, tetapi ia tidak menyangka bahwa pria ini akan memberinya kesempatan untuk berdebat?

Apa ini karena kejadian kemarin malam? Apakah ia merasa bersalah?

Sayangnya sekarang ini bukan saatnya untuk memikirkan itu. Lebih baik sekarang ini jika dirinya harus menghadapi masalah yang ada di depan mata dan memecahkannya.

Dia terbatuk, menarik kembali pikiran-pikiran kecil itu dan menatap ke arah Xu Nanjia.

Xu Nanjia mengerutkan bibirnya, "Ah dia pasti tidak akan mengakuinya!"

"Ini sungguh bukan perbuatanku." Jawab Xu Qiaoqiao berusaha membuktikan kebenarannya.

Xu Nanjia langsung bergerak dengan kesal, "Sekarang semua bukti sudah cukup, kau masih tidak mengakuinya, juga tidak bisa mengelak!"

"Siapa bilang aku tidak bisa mengelak?" Xu Qiaoqiao mendorong kursi rodanya dan mendekatkan dirinya ke meja. Ia mengulurkan tangannya mengambil serpihan gelang itu dan mengerutkan kening, "Benda ini, dimana kau menemukan ini?"

"Di keranjang sampah. Saat para pelayan itu membersihkan kamar, ada salah seorang yang melihatnya di dalam keranjang sampahmu. Tadinya itu sudah akan dibuang. Namun, aku ingin memilah sampah terlebih dahulu dan menemukan sapu tangan itu. Saat membuka bungkusan kain itu, aku tidak menyangka melihat benda ini di dalamnya." Xu Nanjia memang sudah menyiapkan jawaban yang akan dikatakannya ini.

Anehnya, setelah ia mengatakan itu, Xu Qiaoqiao justru tertawa dengan keras.

Xu Nanjia langsung melangkah maju satu langkah dan menunjuk kepadanya, "Apa yang kau tertawakan?"

"Aku menertawakan kau yang telah menyebarkan kebohongan untuk memfitnahku dan juga karena telah susah payah menggerakkan otakmu, strategi kelas bawah yang kau gunakan itu sungguh kekanak-kanakan." 

Wajah Xu Nanjia menjadi pucat, ia dengan gugup melirik pada Xu Mushen dan menyadari bahwa sejak tadi Xu Mushen masih berdiri di sana, meski sama sekali ia tidak merespon, itu membuatnya sedikit lega, "Jangan bicara omong kosong!"

"Omong kosong?" Xu Qiaoqiao menunjuk benda itu, "Kenapa di rumah keluarga Xu bisa ada sapu tangan buluk macam ini? "

Xu Nanjia tiba-tiba gelisah, "Sapu tangan buluk katamu? Kain ini adalah kain tenun dari sutera yang aku beli di Suzhou! Kau tidak pernah lihat, kasihan."

"Ya, ya, aku memang belum pernah melihatnya, aku belum pernah melihat kain tenun sutera seperti ini, lagipula tidak ada yang lain yang mampu memiliki kain tenun sutera ini? Jadi, dari mana aku mendapatkan sapu tangan untuk membungkus gelang giok yang sudah hancur?

 Xu Nanjia membeku seketika ketika mendengar Xu Qiaoqiao mengatakan semua itu, "Kau, kau pasti mencurinya! " 

Xu Qiaoqiao mengangkat bahu, menghela nafas, sepasang matanya yang hitam besar itu penuh dengan drama dan ketidakberdayaan, "Ya, aku ini begitu tolol, aku dengan sengaja telah mematahkan gelang yang diberikan nenek, aku juga mencuri sapu tangan untuk membungkusnya, kemudian aku takut kalian tidak akan menemukannya. Jadi aku membuangnya di keranjang sampah dan menunggu para pelayan memungutnya, Ya, aku ini benar-benar tidak punya otak!" Kata gadis ini sungguh diucapkan dengan nada menyindir Xu Nanjia di hadapan Xu Mushen dan neneknya.

Kata-katanya sungguh terdengar ironis, mendengar itu wajah Xu Nanjia tampak membiru dan pucat karena menahan kemarahan juga ketakutan akibat dari semua perbuatannya.