"Baiklah, kalian berdua baru pulang pasti lelah! Segera bersihkan diri dan istirahatlah dulu. Bagi yang lain, lakukan pekerjaan kalian, sekarang kalian boleh pergi."
Setelah nenek mengatakan itu, Liu Yingxue mengangguk sambil tersenyum. Ia tersenyum pada Xu Qiaoqiao dengan sangat ramah, "Aku sedikit lelah, sangat ingin mandi untuk menghilangkan semua rasa lelah ini. Qiaoqiao anggaplah di sini adalah rumahmu sendiri, jika kau butuh sesuatu panggil saja aku! Aku pergi ke atas dulu."
Melihatnya menyeret Xu Nanjia ke atas seperti itu, membuat Xu Qiaoqiao merasa merinding seperti ada seekor ular yang dingin merambat naik ke bagian belakang tubuhnya.
Wanita ini dapat dengan cepat menyesuaikan suasana hatinya, dia juga bisa tiba-tiba sangat baik kepadanya dan sepertinya ia juga orang yang tidak banyak bertanya.
Begitu memikirkannya tiba-tiba ia merasakan tatapan dingin seseorang tertuju padanya.
Xu Qiaoqiao menoleh dan melihat Xu Sheng tengah menatapnya, "Ada sesuatu yang ingin aku beritahukan padamu!"
Batinnya terkejut, Xu Qiaoqiao menundukkan kepalanya, dengan rendah hati ia menjawab, "Bicaralah, paman."
Xu Sheng mendengus dingin, "Di rumah ini, kau harus ingat siapa dirimu."
Dia bahkan tidak memberi Xu Qiaoqiao kesempatan untuk berbicara, langsung menatap ke arah Xu Mushen, "Mu Shen, ikut aku."
Kemudian ia langsung naik ke atas. Dalam sesaat ruang tamu itu menjadi sunyi. Xu Qiaoqiao merasakan sesuatu yang sulit untuk diterima. Ia menggigit bibirnya dan mengepalkan tangannya. Saat Xu Mushen mengikuti Xu Sheng naik ke atas. Tidak tahu penyebabnya, Xu Mushen tiba-tiba saja menolehkan kepalanya dan melihatnya sepintas.
Gadis dengan tubuh sekurus itu, ternyata punggungnya tetap tegak menantang di kursi rodanya. Ekspresinya menunjukkan pikirannya yang keras kepala yang menandakan dirinya berusaha untuk tidak diremehkan.
Seketika dalam hatinya, ia merasakan sedikit ketidaknyamanan. Sayangnya, dia sendiri pun tidak tahu hal yang membuatnya merasa tidak nyaman. Xu Mushen menarik kembali pandangannya dan mengikuti Xu Sheng ke atas. Keduanya terlihat masuk ke ruang kerja.
Pertama-tama Xu Sheng bertanya tentang urusan kantor. Lalu pada akhirnya ia menanyakan sesuatu yang terdengar penting diantara keduanya, "Xu Qiaoqiao itu, apa kau sudah memeriksanya?"
Dia mengerutkan keningnya sedikit tidak puas, "Dibesarkan di panti asuhan, orang seperti ini pengetahuannya pasti tidak cukup banyak. Orangnya juga terlihat punya pemikiran yang dangkal. Walau demikian, jangan sampai ia melakukan sesuatu yang dapat mempermalukan keluarga Xu."
Xu Mushen menurunkan pandangan matanya melihat ke tangannya. Setelahnya, ia meletakkan tangannya di saku celananya, dengan acuh tak acuh menjawab, "Kehormatan keluarga Xu tidak mungkin bisa dirusak oleh seorang putri angkat."
Sekejap kemudian kata-kata Xu Mushen berbalik menohok Xu Sheng, "Dari pada Anda peduli padanya, lebih baik anda mempedulikan Xu Nanjia saja."
Xu Sheng berteriak, "Nanjia? Dia ..."
"Aku pergi dulu, masih ada urusan kantor yang harus aku kerjakan." Xu Mushen langsung memotong pembicaraan dengan Xu Sheng, ia membalikan badan lalu pergi.
Meninggalkan Xu Sheng yang masih belum selesai bicara, Xu Sheng hanya bisa menghela nafas menatap punggung Xu Mushen dari belakang.
Anak ini, semakin hari semakin merasa dirinya punya kuasa yang besar, semakin tidak menghormati Xu Sheng sebagai orang tua.
Namun, bagaimanapun sampai saat ini hubungan ayah dan anak di antara mereka semakin renggang.
Saat ini Xu Sheng masih duduk di ruang kerja meski sudah ditinggalkan anaknya. Pandangan matanya sedikit mengambang memikirkan kembali alasan hubungan mereka bisa begitu renggang.
Dia masih ingat saat Xu Mushen masih kecil, sikap anaknya ini tidak seperti ini.
Xu Mushen sangat menyayanginya, setiap kali ia pulang dari kantor, Xu Mushen selalu meneriakan, "Ayah…!" dan segera berlari menghampirinya. Namun entah sejak kapan, hubungan antara ayah dan anak jadi seperti orang asing?
*****
Di sisi lain, Xu Mushen telah berjalan keluar dari ruang kerja. Ia menyipitkan matanya, berjalan dengan sedikit linglung. Saat tadi Xu Sheng bertanya pada Xu Qiaoqiao, ia hanya mengatakan satu kalimat dengan sangat jelas mengenai perilaku yang tidak mempermalukan keluarga Xu. Jika seluruh keluarga Xu tahu gadis ini menjadi pacar selingkuhan orang, Xu Sheng pasti akan langsung diusir dari rumah.
Tapi bukankah ini juga yang selalu ia harapkan? Pikir Xu Mushen dalam hatinya.
Tapi mengapa saat itu? Tiba-tiba ia secara tidak sadar dalam benaknya muncul sebuah keinginan untuk melindungi Xu Qiaoqiao?
Bahkan ketika tadi Xu Sheng mengatakan bahwa dia tidak pernah mendapatkan pendidikan dalam keluarga. Hal pertama yang terlintas di benaknya adalah hal yang dulu pernah ia katakan.
Tidak ada yang mengajarnya mengenai tata krama keluarga Xu. Kalau memang begitu, Xu Mushen menurunkan pandangan matanya. Jadi bagaimana kalau dia yang akan mengajarinya?