Xu Nanjia telah melihat ekspresi keraguan di wajah nenek, ia bertambah percaya diri dan mengangkat dagunya, "Kalau kakak setuju memberikan krim bekas luka itu untuknya, maka aku tidak bisa mengatakan apa-apa lagi!"
Jika bicara mengenai siapa yang suaranya paling berpengaruh di rumah ini, tidak lain itu adalah kakaknya, Xu Mushen. Jadi mempergunakan kakaknya untuk menekan nenek, benar-benar sangat berguna.
Xu Qiaoqiao melihat situasinya semakin memanas, ia buru-buru mencoba menenangkan suasana ini, "Nenek, aku tidak perlu itu! tidak apa-apa, seperti kata Nanjia, jika luka ini menimbulkan bekas di kakiku tidak apa-apa."
Meskipun sebenarnya ia juga tidak ingin jika luka itu sampai meninggalkan bekas, tapi dia lebih tidak ingin mencari gara-gara dengan Xu Mushen …
Memikirkan kembali kejadian yang baru saja terjadi antara ia dan Xu Mushen, tangannya seperti masih bisa merasakan dengan nyata sentuhan itu. Ia menggerakkan jari-jarinya, wajahnya memerah. Memalukan! Hal ini benar-benar memalukan.
Sementara ia bingung memikirkan itu, Xu Nanjia malah menertawakannya, "Nenek, luka ini memang kelihatannya sangat lebar, tapi sebenarnya setelah sembuh tidak akan terlihat separah itu. Lagi pula salep luka ini harganya sangatlah mahal, jadi jangan sembarangan menggunakannya."
Xu Qiaoqiao baru saja hendak mengatakan sesuatu, tiba-tiba terdengar suara ketukan lagi dari pintu.
Seorang pelayan berdiri di sana, mengetuk pintu bawah, dan bertanya dengan hormat, "Nyonya, bolehkah saya masuk ke dalam?"
Nenek melambaikan tangan, "Masuklah!"
Pelayan itu kemudian berjalan masuk dan meletakkan botol obat di atas meja, menatap Xu Qiaoqiao dan berkata, "Luka di kaki nona Qiaoqiao ini rentan menimbulkan bekas luka, jadi tuan menyuruh membawakan krim penghilang bekas luka ini."
Semua orang langsung terdiam kaget! Tidak ada yang menyangka jika penguasa rumah ini ternyata mau memberikan krim penyembuh luka ini tanpa perlu diminta neneknya.
Xu Nanjia masih tidak percaya, ia terpaku menatap krim bekas luka itu. Bagaimana mungkin kakak memberikan krim bekas luka ini kepadanya? Tapi pelayan ini juga tidak mungkin berbohong, jadi …
Xu Nanjia merasakan iri dan sakit hati di wajahnya, seoleh-olah telah dipukul oleh seseorang.
Nenek tertawa bahagia, "Mushen memang orang yang paling berbakti kepadaku! Kembalilah dan katakan padanya, nenek berterima kasih untuk Qiaoqiao."
Pelayan itu mengangguk dan kemudian pergi. Tatapan mata Xu Qiaoqiao masih tertuju pada krim bekas luka itu.
Nenek tidak memintanya untuk memberikan obat itu, tetapi dia secara tiba-tiba mengirimkan obat itu ke sini. Jadi Xu Mushen menyadari ini dengan hati nuraninya, apakah ini artinya ia telah berubah?
Tapi tentu akan ada pihak yang merasa sangat keberatan!
Xu Qiaoqiao melirik ke arah Xu Nanjia yang tengah menatap krim penghilang bekas luka itu seolah ingin menyemburkan api. Ia memikirkan kembali saat terakhir Xu Nanjia mempermasalahkan gelang giok ini, sepertinya ia sedang menunggu sesaat lagi saat nenek pergi nanti pasti ia akan kembali memperebutkan gelang giok ini.
Jadi dia harus memikirkan sebuah siasat untuk meninggalkan krim bekas luka itu.
Nenek hanya sebentar di dalam kamar itu, kemudian ia pergi dengan gemetaran dibantu oleh pengasuhnya. Sedangkan Xu Nanjia melirik Xu Qiaoqiao, mendengus dingin, dan berbalik untuk pergi
Xu Qiaoqiao berdiam di dalam kamar, ia menunggu Xu Nanjia semenjak pagi. Namun ia tak menyangka ternyata Xu Nanjia tidak datang juga. Apakah ini berarti Xu Nanjia telah merelakan krim ini?
*****
Jam telah menunjukkan pukul dua sore. Ketika itu Xu Qiaoqiao berbaring di tempat tidur, ia tidur dengan lelap, tetapi tiba-tiba dibangunkan oleh seseorang.
Ia membuka matanya dan melihat pengasuh nenek berdiri di hadapannya dengan wajah serius, "Nona Qiaoqiao, nyonya ingin anda turun ke bawah."
Xu Qiaoqiao mengangguk, lalu ia duduk di kursi roda dan didorong oleh seorang pengasuh turun ke lantai bawah.
Di ruang tamu lantai bawah, nenek duduk di sana dengan ekspresi sedih di wajahnya.
Ketika Xu Nanjia melihat Xu Qiaoqiao, ia segera menunjuk padanya dan memarahinya, "Xu Qiaoqiao, nenek sangat baik padamu, tapi aku tidak menyangka ternyata seperti ini kau memperlakukan barang pemberian nenek! Hati nuranimu apakah sudah dimakan anjing?
Xu Qiaoqiao tertegun, "Apa yang sebenarnya terjadi?"
Xu Nanjia menunjuk ke atas meja, "Menurutmu apa itu?"
Ia langsung mengarahkan pandangannya ke bawah dan melihat di atas meja itu ada selembar sapu tangan, tapi di dalam sapu tangan itu ada beberapa pecahan batu giok.
Tunggu sebentar, pecahan batu giok?
Bukankah itu ... gelang giok yang diberikan nenek?!!