Chereads / Kasih Melebihi Waktu / Chapter 41 - Membelikanmu Hadiah

Chapter 41 - Membelikanmu Hadiah

Liang Manyue keluar dari ruangan tersebut dengan napas yang masih terengah-engah. Saat berbalik, ia melihat seorang pria yang berdiri di depannya sambil bersandar di dinding.

"Nona Liang..."

Semua orang di Lancheng merasa bahwa Tang Yueze adalah penjahat wanita. Namun, Liang Yueze selalu merasa bahwa mereka sama saja seperti Feng Xing. Mereka berkata seperti itu karena mereka tidak mengenal Tang Yueze.

Feng Xing tampaknya selalu merokok. Ia selalu memegang rokok dengan wajah tampan dan seksinya. Apa yang ada di hatinya selalu menjadi teka-teki.

Liang Manyue tak berani menatap Feng Xing. Tatapannya begitu dingin sehingga membuatnya panik. "Tangan Mo Shiqian terluka. Kamu bisa membalut lukanya."

Feng Xing menjentikkan jarinya dan tersenyum. "Tunanganmu telah meminum obat perangsang. Bukankah kamu akan menyerahkan dirimu padanya?"

"Dia menyuruhku meninggalkannya."

"Kamu meninggalkan dia dan aku akan mencarikannya gadis untuk masuk ke sana."

Liang Manyue mengerutkan keningnya. "Dia tidak akan mau dan dia tidak pernah macam-macam dengan wanita."

Feng Xing menyipitkan matanya sambil mencibir, "Kamu tidak mau dia bermain-main dengan wanita lain, tapi kamu sendiri tidak bisa menahan pesona Tang Yueze. Jika Mo Shiqian memiliki pengetahuan seperti Tang Yueze dan Tang Yueze memiliki kesetiaan seperti Mo Shiqian, itu akan sempurna. Betul, tidak?"

"Feng Xing! Jangan karena kamu memiliki hubungan baik dengan Mo Shiqian, lantas kamu bisa berbicara omong kosong!"

Wajah tampan Feng Xing tiba-tiba berubah menjadi sangat dingin, lalu berseru, "Camkan kata-kataku! Jika kamu meninggalkan bar 1999 ini, aku pasti akan mencarikan wanita untuknya!"

"Apakah hanya masalah kotor seperti ini yang ada di pikiran pria?"

Feng Xing langsung tersenyum. "Pikiran kami kotor? Lalu, apakah kamu suci? Walaupun kamu belum memberikan dirimu kepada Tang Yueze, tapi kamu memberikan dia belaian. Itu artinya sama saja. Berciuman di bioskop dan parkiran bawah tanah, kamu takut orang lain mengetahuinya?"

"Apa kamu mengirim seseorang untuk mengikutiku?" tanya Liang Manyue dengan suara tajam.

Feng Xing menghisap rokok dengan panjang, kemudian meludah dan tersenyum acuh tak acuh. "Semua sudut kota ini ada di mataku. Jika kamu tidak ingin ketahuan, maka kamu harus jeli."

Wajah Liang Manyue yang memerah kini memucat hingga putih dan ia gemetar karena menahan emosi. "Dia yang memaksaku."

Begitu kata itu terucap, seorang pria dengan pakaian pelayan datang dengan tergesa-gesa. "Tuan, Tuan Tang datang kemari mencari seseorang."

"Nona Liang, kamu bisa memilih mau kembali ke kamar atau pergi bersama Tuan Tang. Tapi, aku peringatkan kamu. Jika Mo Shiqian tidur dengan wanita lain, lalu wanita itu meminta tanggung jawabnya di kemudian hari, kamu sudah tidak ada urusan apa-apa lagi!"

———

Setelah kembali dari vila ke apartemennya sendiri, Chi Huan segera mandi dan berganti baju. Setelah mengeringkan rambutnya, ia mengambil sebotol anggur dan gelas anggur dari lemari. Lalu, ia duduk di sofa dan meminum anggur sendirian.

Setelah meminum sebotol anggur hingga botolnya kosong, Chi Huan kembali ke ruang belajar untuk mengambil sebotol anggur lagi. Ketika berjalan, ia tidak sengaja menabrak sudut meja. Ia kemudian berjalan dan kembali mengambil sebotol anggur. Sebotol anggur yang tadi tidak membuatnya mabuk, tapi membuatnya sedikit terhuyung.

Setelah mengambil sebotol anggur yang baru, ia kembali ke ruang tamu. Ia meletakkan botol anggur itu di pahanya dan memegangnya dengan satu tangan. Kemudian, ia menghubungi Mo Shiqian. Setelah beberapa saat, terdengar bunyi dering. Namun, ia tidak mendengar ada suara di seberang sana.

"Mo Shiqian?"

"Apakah ada masalah?"

Suara Mo Shiqian terdengar serak. Namun, alkohol membuat Chi Huan mengabaikannya. "Datanglah ke apartemenku," katanya.

Mo Shiqian mengulangi tiga kata tadi. "Apakah ada masalah?"

"Ya. Pergilah ke 1999 dan bawakan dua botol anggur dari sana untukku. Anggur yang biasa aku minum."

Mo Shiqian diam beberapa saat, lalu berkata, "Saya sedang tidak enak badan. Bisakah saya menyuruh orang lain untuk mengantarkan ke sana?"

Chi Huan mengerutkan kening. "Tidak boleh."

Mo Shiqian mengulangi kata-katanya lagi, "Saya sedang tidak nyaman."

"Tidak nyaman? Apakah kamu sedang bersama pacarmu? Kamu sedang siap-siap melakukan sesuatu dengan kekasihmu?"

"Saya akan menyuruh seseorang untuk mengatarkannya kepada Anda."

"Tidak, tidak, tidak... Tidak boleh. Aku ingin kamu datang kemari. Mo Shiqian, aku masih belum menikah dan kamu masih menjadi bodyguard-ku. Jadi, bukankah aku masih bisa memerintahmu?"

Mo Shiqian diam selama beberapa detik sebelum akhirnya ia menjawab, "Baik, saya akan datang."

"Baiklah... Cepatlah... Aku sedang siap-siap tidur."

"Iya."

Setelah menutup telepon, Chi Huan meletakkan ponselnya di meja dan duduk di sofa sejenak. Ia merasa pusing, lalu berbaring miring sambil memeluk bantal.

Setengah jam kemudian, bunyi bel pintu membangunkan Chi Huan. Ia pun bangkit dan ketika membuka pintu, seorang pria bertubuh jangkung dan berpakaian sederhana dengan warna gelap berdiri di depan pintu sambil memegang anggur.

"Masuklah..." kata Chi Huan, kemudian berbalik dan berjalan.

Mo Shiqian memandang rambut panjang Chi Huan. Awalnya, ia bermaksud untuk langsung pergi. Namun, entah setan apa yang menyuruhnya untuk mengikuti Chi Huan masuk.

Chi Huan meletakkan botol anggurnya di meja. Kemudian, ia meminum anggur itu hingga wajah putihnya sedikit memerah. Ia pun menatap Mo Shiqian dan mengerutkan alisnya. "Kenapa kamu berdiri?"

Mo Shiqian duduk di samping Chi Huan. Karena jarak mereka sangat dekat, Mo Shiqian bisa mencium aroma sabun mandi susu dan anggur Chi Huan yang sangat menggoda. Chi Huan mengulurkan tangannya mengambil sebuah kotak biru gelap dan memberikannya kepada Mo Shiqian. "Ini hadiah untukmu."

"Hadiah?"

Alkohol membuat wajah Chi Huan memerah. Namun, di pandangan Mo Shiqian yang pikirannya masih terpengaruh itu, wajah merah Chi Huan terlihat seperti ekspresi malu. Sementara itu, Chi Huan tidak menyadari bahwa ada yang aneh dari sikap Mo Shiqian.

"Bukankah besok kamu sudah tidak menjadi bodyguard-ku lagi? Kemarin saat aku pergi berbelanja, aku membelikanmu hadiah sebagai ucapan terima kasih karena selama ini telah menjagaku."

Sebenarnya, Chi Huan ingin bertanya, Jika besok aku tidak jadi menikah, masih bersediakah Mo Shiqian menjadi pengawalku?

Namun, Chi Huan tidak memiliki kesempatan untuk bertanya karena Mo Shiqian tiba-tiba menundukkan kepala dan menciumnya dengan ganas. Chi Huan pun tersentak hingga kotak yang ada di tangannya jatuh ke lantai. Saat itu, Chi Huan berusaha mendorongnya. Namun, tangan kuat pria itu sudah memegang tangannya dengan kuat. Mo Shiqian menguncinya ke dalam pelukan yang erat dan mencium bagian belakang lehernya lebih dalam.