Chereads / Kasih Melebihi Waktu / Chapter 42 - Mo Shiqian, Apakah Kamu Sudah Gila?

Chapter 42 - Mo Shiqian, Apakah Kamu Sudah Gila?

Ketika Mo Shiqian menciumnya, Chi Huan rasanya seperti ingin gila. Tubuhnya terlalu mungil sehingga pria itu dapat dengan mudah memegangnya. Belum lagi, lengan dan dada Mo Shiqian begitu kokoh seperti dinding besi. Mau bagaimanapun Chi Huan berjuang, ia tidak akan bisa melawannya.

Saat Mo Shiqian menciumnya, ia sebelumnya tidak memiliki keterampilan sama sekali. Ia hanya menuruti keinginan batin dan nalurinya sebagai seorang pria. Saat itu, ia benar-benar seperti ingin memakan bibir manis dan lembut gadis itu. Tangan Mo Shiqian mulai masuk ke dalam baju Chi Huan, mencari kelembutan yang tidak bisa dipegangnya ketika terakhir kali ia melihatnya. Chi Huan benar-benar lebih harum dan lebih lembut dari yang ia bayangkan. Benar-benar lembut, seperti tanpa tulang. Sebelumnya, Mo Shiqian hanya ingin mencium Chi Huan sesaat. Namun, setelah ia menciumnya, ia langsung tenggelam begitu dalam.

Chi Huan hanya memiliki kekuatan untuk memukul lengan Mo Shiqian. Ia tidak pernah mengira bahwa perbedaan kekuatan fisik pria dan wanita ternyata begitu mengerikan. Ia terus memukul pria itu. Namun, usaha itu tampaknya sia-sia. Ia bahkan tidak tahu kenapa Mo Shiqian tiba-tiba berubah menjadi seperti ini. Keintiman yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya dan rasa marah bercampur jadi satu hingga membuatnya gemetar dan pikirannya kosong. Ciuman ini membuat Chi Huan terengah-engah.

Bibir Mo Shiqian akhirnya meninggalkan bibir merah Chi Huan yang bengkak dan berjalan turun ke dagunya yang putih. Chi Huan pun terengah-engah sambil terus berusaha mendorongnya. "Mo Shiqian, apakah kamu sudah gila?"

Baru saja Chi Huan berkata begitu, ia merasa langit seperti berputar dan mereka berdua jatuh di atas sofa yang lembut. Wajah tampan Mo Shiqian berada tepat di atasnya. Di posisi seperti ini, akhirnya ia bisa melihat wajah Mo Shiqian dengan jelas. Mata gelap Mo Shiqian seperti nyala api dan tatapannya seperti binatang buas yang siap menerkam mangsanya. Belum lagi, keringat yang menetes di dahi Mo Shiqian membuat pria itu terlihat semakin seksi.

Dada Chi Huan naik turun dengan cepat. Di antara marah dan bingung, ia bertanya dengan suara yang bergetar, "Ada apa denganmu?" Ia benar-benar tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Apakah ini benar-benar Mo Shiqian? batinnya.

Mo Shiqian yang saat itu berada di atas tubuh Chi Huan menatap dengan mata gelapnya dan tatapan panasnya. Ia memanggil Chi Huan dengan bibir tipis dan suara seraknya, "Chi Huan..."

Chi Huan hampir tidak percaya melihat Mo Shiqian sampai pupil matanya melebar. Tiba-tiba, ia mendorong Mo Shiqian dengan kekuatan penuh hingga pria itu terguling dari sofa dan jatuh ke lantai. Saat itu, pikirannya sedang kosong dan ia hanya terpikir untuk lari dengan kaki dan tangannya. Namun, Mo Shiqian segera menahannya dan mendorongnya kembali ke sofa hanya dengan satu tangan.

Chi Huan mulai ketakutan dan menangis. "Mo Shiqian... Mo Shiqian... Jangan..."

"Kamu menurut saja," kata Mo Shiqian. Saat itu, hidungnya sudah berada di leher Chi Huan dan ia berbisik, "Kalau tidak, ini akan menyakitimu."

Kalimat ini jelas mengungkapkan bahwa tidak ada kesempatan bagi Chi Huan untuk melarikan diri. Chi Huan pun menangis dan menggeleng-gelengkan kepalanya dengan kuat. "Tidak... Tidak boleh... Mo Shiqian, kamu tidak bisa melakukan ini padaku. Kamu tidak bisa seperti ini kepadaku."

Bibir tipis Mo Shiqian sudah menempel di telinga Chi Huan dan ia membisikkan kata untuk Chi Huan, "Aku bisa melakukannya, dan ini sudah diatur."

Setelah tiga tahun Mo Shiqian selalu ada di samping Chi Huan, ia benar-benar tidak percaya dengan apa yang barusan didengarnya. Pada akhirnya, di saat Chi Huan hampir putus asa, ia hanya bisa memejamkan matanya dengan gemetar dan tidak lagi berjuang untuk memberontak.