Chereads / Kasih Melebihi Waktu / Chapter 38 - Sebelum Hari Pernikahan (1)

Chapter 38 - Sebelum Hari Pernikahan (1)

"Omong-omong soal pernikahan, kamu kelihatannya tidak khawatir sama sekali. Padahal, aku dengar biasanya calon mempelai wanita sangat sibuk mempersiapkan pernikahan," kata Ning Youran.

"Sudah ada yang menangani masalah pernikahan. Ibu Mo Xigu dan Mo Xigu lah yang mungkin sedikit khawatir. Selama pengantin wanita bersedia memakai gaun pengantin, bukankah sudah beres?"

Ning Youran hanya diam tidak menjawab. Lalu, ia melihat Chi Huan dan berkata dengan hati-hati, "Chi Huan, kamu masih begitu muda dan kamu begitu ingin menikahi Mo Xigu. Apakah kamu benar-benar yakin tidak akan menyesalinya?"

Chi Huan yang saat itu mencoba mengenakan jam tangan pria kini tersenyum lembut sambil mengamati jam itu. "Menyesal atau tidak, siapa yang tahu?"

"Jadi, kamu akan tetap menikah?" tanya Ning Youran lagi.

"Siapa yang bisa menjamin bahwa kamu tidak akan menyesal setelah menikah dengan seorang pria?" tanya Chi Huan balik sambil tersenyum.

Ning Youran hanya diam. Ia berdiri di samping Chi Huan dan melihat Chi Huan membandingkan beberapa jam tangan. Setelah mereka berjalan-jalan dan selesai makan malam, Chi Huan menelepon Mo Shiqian untuk datang dan menyemputnya.

Karena hari sudah gelap, Ning Youran pulang terlebih dahulu dengan taksi. Sementara, Chi Huan masih menunggu di mall. Saat melihat seorang pria berjalan lurus ke arahnya, Chi Huan merasa seperti ada yang aneh.

Mo Shiqian sedang berada dalam suasana hati yang buruk. Saat itu, Mo Shiqian langsung mengambil barang belanjaan Chi Huan lalu berbalik dan berjalan ke arah parkiran. Setelah itu, ia meletakkan barang-barang itu di mobil dan membukakan pintu untuk Chi Huan.

"Apa suasana hatimu sedang buruk?" tanya Chi Huan sambil menatap Mo Shiqian.

Mo Shiqian tidak menjawabnya. Namun, bibir tipisnya seolah memberi kode bahwa ia tidak mau membahas soal ini. Chi Huan pun langsung membungkukkan badannya dan masuk ke mobil.

Ketika sampai apartemen, Mo Shiqian langsung turun dari mobil dan berniat membantu Chi Huan mengeluarkan barang-barangnya. Namun, dengan cepat Chi Huan menghentikannya, "Tidak perlu. Barang-barang ini akan dibawa ke rumah baru. Jadi, tidak perlu dikeluarkan."

Mo Shiqian menatap Chi Huan sejenak, lalu menutup bagasi mobil dan berkata, "Baiklah. Kalau tidak ada hal lain lagi, saya akan kembali dulu."

"Tampaknya suasana hatimu sedang buruk. Apakah kamu bertengkar dengan pacarmu?"

Mo Shiqian hanya menatap Chi Huan dan tidak mengatakan apapun. Hari ini, cuaca sedang tidak bagus dan langit senja pun tampak lebih gelap dari biasanya. Chi Huan hanya menghela napas karena merasa ia tidak bisa membuat Mo Shiqian mengatakan apapun padanya. Lagipula, Mo Shiqian memang tidak pernah membicarakan soal masalah pribadinya.

Chi Huan mengambil dua langkah mundur dan mengedikkan bahunya. "Jika kamu benar-benar sedang bertengkar dengan pacarmu, maka seharusnya kamu tidak menjemputku. Seharusnya kamu menghabiskan lebih banyak waktu dengannya. Kamu masih punya banyak saingan cinta, tapi masih bisa begitu tenang. Sekarang pergilah. Bye-bye..."

Setelah mengatakan itu, Chi Huan membawa tasnya dan masuk ke apartemennya. Di tengah cahaya yang redup dan angin yang berhembus, Mo Shiqian berdiri dengan tenang dan memandang kepergian gadis mungil itu. Setelah beberapa saat, barulah ia mengangkat kakinya dan pergi.

Saat sampai di lift, Chi Huan baru ingat bahwa ia berniat memberikan sesuatu pada Mo Shiqian. Akhirnya, ia memutuskan untuk memberikannya lain kali.

———

Keesokan harinya, Chi Huan bersiap-siap untuk membawa barang-barang yang telah dibelinya kemarin ke rumah baru. Sayangnya, hujan masih terus turun hingga pukul 4 sampai 5 sore. Sekarang, hujannya baru saja reda walaupun masih tersisa sedikit gerimis. Sebenarnya, Chi Huan ingin menelepon Mo Shiqian dan meminta bantuannya untuk memindahkan barang. Namun, saat akan menelepon, ia segera mengurungkan niatnya.

Chi Huan berpikir bahwa setelah hari ini berlalu, Mo Shiqian sudah bukan lagi menjadi bodyguard-nya. Bisa jadi dalam dua hari terakhir ini ia sedang bertengkar dengan tunangannya. Lagipula, tidak ada barang yang berat sehingga Chi Huan bisa membawa mobil sendiri.

Langit sudah sangat gelap. Selain memindahkan barang, sebenarnya Chi Huan memiliki maksud tersembunyi karena besok adalah acara pernikahan dan malam pertama. Terakhir kali saat di Hotel Wensea, mereka gagal. Mengingat apa yang akan terjadi besok, tangan Chi Huan berkeringat dan jantungnya berdegup kencang.

Gerimis semakin deras dan langit juga semakin gelap. Saat memasuki area vila, Chi Huan melihat Lamborgini hitam yang tampak tak asing. Ia pun memperhatikan nomor plat mobil tersebut yang kini berhenti tepat di depan rumah barunya. Kemudian, ia melihat seseorang bertubuh ramping berdiri di depan pintu gerbang. Begitu mobil itu berhenti, ia melihat Mo Xigu keluar dari mobil dengan wajah yang terlihat sangat khawatir. Tanpa sadar, ia memperlambat laju mobil hingga akhirnya berhenti dan mematikan mesin mobilnya.

Begitu Mo Xigu keluar dari mobil, ia menarik pergelangan wanita yang tubuhnya basah kuyup tersebut. Saat itu, wajah tampannya dipenuhi oleh kemarahan yang tidak pernah Wen Xiangyang lihat sebelumnya. "Su Yabing, kamu sudah gila? Bukannya di rumah sakit, kamu malah hujan-hujanan dan lari ke sini?"

Chi Huan dapat mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh Mo Xigu. Su Yabing langsung menghempaskan tangan Mo Xigu yang barusan menariknya. "Lepaskan aku! Tak usah memperdulikanku. Lepaskan aku, Mo Xigu!"

Su Yabing hampir berteriak di sela-sela tangisannya. Jelas sekali wanita itu tidak berdiri di sana dalam waktu yang sebentar. Rambut dan bajunya sudah basah kuyup hingga ia sangat menggigil kedinginan.

"Kalau aku gila, kenapa kamu masih menggertakku? Mo Xigu, jika kamu ingin menikah dengannya, kalian menikah saja. Ada begitu banyak vila, tapi kenapa kamu harus menggunakan yang ini?"

Saat itu, hati Su Yabing yang hancur membuat kekuatannya menjadi sangat luar biasa. Bahkan, seorang pria dewasa seperti Mo Xigu sampai tak bisa menyeretnya ke dalam mobil. Mo Xigu tidak mengatakan katapun. Ia hanya ingin memasukkan Su Yabing ke mobil karena saat itu angin semakin kencang dan hujan semakin deras. Su Yabing masih berusaha melepaskan diri, sementara Chi Huan yang saat itu diam-diam melihatnya juga tidak mengira bahwa wanita yang terlihat lemah bisa memiliki kekuatan seperti itu.

"Lepaskan aku, Mo Xigu! Kamu sudah menghapus semua kenangan kita, kan?"

Mo Xigu akhirnya menyerah untuk memasukkan Su Yabing ke dalam mobil dan ia pun memegang pundak wanita itu, "Lukamu masih belum membaik. Dengarkan aku dan kembalilah ke rumah sakit, oke?"

Su Yabing menggelengkan kepalanya berkali-kali. "Aku seharusnya tidak kembali... Aku seharusnya tidak kembali... Aku membencimu, Mo Xigu!"

Langit sudah gelap, namun Chi Huan tidak mengerti kenapa mereka tidak menyadari bahwa ada mobil Chi Huan yang tampak tidak asing di situ. Ia melihat raut ketidakberdayaan di wajah Mo Xigu. Akhirnya, Mo Xigu menggendong Su Yabing dan berjalan menuju vila. Setengah menit kemudian, Mo Xigu membuka gerbang dan lanjut menggendong Su Yabing masuk.

Di sisi lain, Chi Huan membatin, Mesin pemanas mobil ini yang mati, atau memang suhunya yang begitu rendah sampai jadi sedingin ini? Ia hanya bisa menatap mereka berdua hingga mereka menghilang dari pandangannya. Ia berniat untuk ikut masuk ke sana sehingga tidak peduli apapun yang akan terjadi, masih ada waktu untuk menghentikannya.

---

Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.

Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.

Terimakasih atas pengertian Anda.