Chereads / Kasih Melebihi Waktu / Chapter 37 - Cincin Berlian Sembilan Karat

Chapter 37 - Cincin Berlian Sembilan Karat

Setelah beberapa detik, Mo Shiqian menutup pintu kamar Chi Huan dan kemudian berbalik pergi. Saat berjalan melewati ruang tamu, ia melihat tas yang dilemparkan ke sofa. Ia pun berjalan dan mengambil ponsel dari tas itu, menyetel mode diam, lalu meletakkannya kembali ke meja sebelum pergi. Apartemen itu pun kembali tenang.

Chi Huan membalik badannya dan menarik selimut. Ia membuka matanya sebentar, lalu menutupnya lagi dan melanjutkan tidur dengan nyenyak.

———

Keesokan paginya, hari diawali dengan hujan. Dari tirai jendela yang tidak tertutup juga terlihat bahwa langit begitu mendung. Chi Huan memegang kepalanya yang sedikit pusing. Kemudian, ia menundukkan kepala untuk mencium aroma tubuhnya sendiri. Ia baru ingat bahwa semalam ia tidak mandi sebelum tidur. Tak heran jika ia mencium bau di tubuhnya. Ia pun segera bangun, lalu melangkah ke kamar mandi.

Setelah mandi, Chi Huan mengambil pakaian dan mencari ponselnya sambil sambil mengusap rambutnya. Hari ini makan di luar atau beli lalu dibawa pulang, ya? pikirnya. Begitu ia mengambil ponsel di meja, bel pintu berbunyi. Ia pun melangkah menuju pintu sambil terus mengusap rambutnya.

Orang yang datang adalah Mo Xigu yang sedang mengerutkan kening dan tampak gelisah. Setelah pintu dibuka, ia segera mendongakkan wajahnya dan melihat Chi Huan yang sedang mengeringkan rambut. "Chi Huan..."

Semalam, Mo Xigu menyuruh sopir untuk menjemputnya. Namun, sopir mengatakan kepadanya bahwa Chi Huan sudah dijemput oleh Mo Shiqian. Apalagi, sopir itu tanpa sengaja mengatakan sesuatu yang tak terduga. "Tuan, meskipun dia adalah bodyguard, jaraknya dengan Nona Chi terlalu melebihi batas. Orang yang tidak tahu akan berpikir mereka adalah sepasang kekasih," begitu katanya.

Sepasang kekasih. Kata ini bagaikan duri ikan yang menyangkut di tenggorokan Mo Xigu.

Saat Mo Xigu menelepon Chi Huan, gadis itu tidak menjawabnya. Setelah Mo Xigu menelepon beberapa kali pun, Chi Huan tidak juga menjawabnya. Karena kesal, akhirnya Mo Xigu kembali menghubungi Mo Shiqian. Namun, saat itu Mo Shiqian dengan acuh tak acuh berkata, "Nona sedang mabuk. Ia tertidur, jadi ia tidak bisa menjawab telepon."

Chi Huan mundur selangkah dan membiarkan Mo Xigu masuk. "Xigu, kenapa kamu datang sepagi ini?"

Mo Xigu melihat tidak ada sesuatu yang berubah. Namun, sepertinya ada yang berbeda, "Soal masalah semalam, aku sangat minta maaf."

"Semalam?" tanya Chi Huan.

Apa yang terjadi semalam? pikir Chi Hua. Ia tidak mengingatnya. Atau bahkan, ia tidak tahu. Chi Huan hanya ingat bahwa ia bertemu dengan Mo Shiqian di Bar 1999, tunangannya, dan Tang Yueze. Setelah itu, ia pergi makan dengan Ning Youran dan mabuk. Kemudian, ia samar-samar mengingat bahwa sepertinya Mo Shiqian mengantarkannya pulang.

Mo Xigu ingat jelas bahwa semalam Chi Huan mabuk. Kemudian, temannya dan Mo Shiqian menghubunginya. Karena Chi Huan tampaknya tidak ingat, Mo Xigu segera mengalihkan pembicaraan. "Apakah kamu sudah sarapan?"

"Belum. Aku baru saja selesai mandi."

"Kamu mau makan apa? Aku akan membelikannya untukmu."

"Tidak perlu repot-repot. Aku bisa membelinya di luar," tolak Chi Huan sambil mengusap rambutnya.

"Kamu keringkan dulu saja rambutmu. Aku akan membelikannya untukmu," kata Mo Xigu yang masih bersikeras.

"Baiklah. Semalam aku minum terlalu banyak dan sekarang aku tidak nafsu makan. Belikan bubur saja."

"Baiklah."

Setelah itu, Chi Huan melihat kepergian Mo Xigu. Setelah Mo Xigu pergi, ia menutup pintu perlahan sambil kembali berpikir, Semalam? Ia pun berjalan ke sofa lalu mengecek ponselnya. Ada beberapa panggilan tak terjawab, sekitar tiga atau empat kali dan salah satunya adalah pagi ini. Ia kemudian menggerakkan jarinya untuk menghubungi seseorang.

"Halo?"

"Youran, apa yang terjadi semalam?"

"Tidak ada apa-apa. Kenapa?"

"Oh... Mo Xigu baru saja mencariku dan dia semalam meneleponku beberapa kali, tapi aku tidak mengangkatnya."

"Oh, dia..." Ning Youran mengerucutkan bibirnya. Ia masih setengah mengantuk dan belum benar-benar sadar sehingga ia hanya mengatakan apa yang ada di pikirannya. "Kamu semalam mabuk. Aku menelepon Mo Xigu untuk menjemputmu. Dia bilang dia akan datang menjemputmu, tapi beberapa lama kemudian yang datang malah sopirnya. Akhirnya, bodyguard-mu datang dan mengantarmu pulang."

Mendengar penjelasan Ning Youran, Chi Huan hanya diam tak mengatakan apapun.

"Chi Huan? Ada apa?"

"Tidak apa-apa. Kamu lanjutkan tidur dulu saja."

"Baiklah."

Setelah menutup telepon, Chi Huan hanya diam selama beberapa saat. Setelah itu, ia meletakkan ponselnya dan berjalan sambil lanjut mengeringkan rambut.

Setelah Mo Xigu kembali dari membeli bubur, ia menemani Chi Huan sarapan. Chi Huan memakan bubur itu secara perlahan sambil bertanya, "Xigu, apakah kamu mencariku karena ada masalah?"

"Terakhir kita bertemu, aku berjanji untuk menemanimu melihat cincin pernikahan. Tapi, ada sesuatu yang terjadi."

"Jadi, kamu akan pergi hari ini?" tanya Chi Huan sambil menunduk dan tersenyum. Padahal, pernikahan akan segera dilangsungkan besok lusa. Namun, cincin pernikahan masih belum siap.

Mo Xigu memandang senyum Chi Huan sambil mengeluarkan sebuah kotak dari sakunya. "Aku membeli sebuah cincin. Coba lihatlah dulu, apakah kira-kira kamu menyukainya? Jika tidak suka, aku akan membawamu menukarkannya."

Chi Huan melihat senyum di bibir Mo Xigu, lalu mengulurkan tangannya untuk mengambil cincin itu. Jari-jarinya yang ramping membuka kotak cincin merah itu. Saat sudah terbuka, terlihatlah sebuah cincin berlian yang besar. Berlian itu berukuran setidaknya sembilan karat. Meskipun Chi Huan menyukai perhiasan, ia hanya membeli perhiasan seperti pada umumnya. Karenanya, ketika ia melihat cincin dengan berlian sebesar itu, ia hanya diam dan terpaku.

Mo Xigu menatap Chi Huan yang sedang menatap cincin itu. "Kamu tidak suka?"

Chi Huan mendongak untuk melihat Mo Xigu dan tersenyum. "Wanita mana yang tidak menyukai cincin? Terima kasih. Aku sangat menyukainya."

Tampaknya, tidak ada yang salah. Mo Xigu pun memandang Chi Huan sambil tersenyum dan merasakan getaran di dadanya yang masih belum hilang. Mungkin... Inilah senyum yang disukainya.

"Apa kamu mau berkencan denganku hari ini?" tanya Chi Huan sambil tersenyum.

Mo Xigu menatap Chi Huan sejenak, kemudian menggelengkan kepalanya. "Besok lusa sudah hari pernikahan kita. Aku masih perlu menangani urusan kantor dan tidak ada waktu luang."

Setelah beberapa saat, Mo Xigu mengulurkan tangannya dan membelai kepala Chi Huan. "Saat sampai di Eropa, aku akan menemanimu bermain."

Setelah mereka saling mengobrol singkat, Mo Xigu pamit pergi. Chi Huan pun mengantarkannya ke lantai bawah dan memandang kepergiannya.

Saat kembali ke apartemen, Chi Huan melihat mawar yang ada di atas meja dan berjalan mendekatinya. Ia menyentuh kelopak bunga itu dengan jarinya dan melihat bunganya sudah mulai layu. Masa berbunganya begitu singkat.

———

Setelah setengah hari di rumah sendirian, Chi Huan menelepon Ning Youran di siang hari untuk mengajaknya makan dan pergi jalan-jalan.

"Waw... Kamu akan segera menikah dan kamu masih begitu santai?"

"Bukankah harus membeli beberapa barang? Ini tidak santai. Kami akan menikah, berbulan madu, lalu menempati rumah baru. Bukankah ada beberapa hal yang perlu dibeli?"