Ning Youran sudah memahami bagaimana karakter Chi Huan sehingga ia tidak banyak bicara. Setelah kejadian tadi, keinginan Chi Huan untuk meminum alkohol menjadi lebih besar.
Saat mereka berdua meminum anggur merah, tiba-tiba Chi Huan teringat kalau dirinya belum makan malam dan merasa lapar. Mereka akhirnya memutuskan untuk pergi ke restoran terdekat untuk makan malam. Di sana, mereka makan sambil mengobrol dengan ditemani alkohol. Setelah kurang lebih hampir satu sampai dua jam, Ning Youran bangkit dari duduknya untuk membayar tagihan. Saat itu, Chi Huan sudah sangat mabuk dan terlalu lemah untuk berdiri.
"Chi Huan, kamu dijemput pacarmu atau dijemput Mo Shiqian?" tanya Ning Youran.
Chi Huan memeluk lengan Ning Youran dan bersandar di bahunya, "Hm... Tentu saja... Pacar..."
"Kalau begitu, ambil ponselmu dan berikan padaku. Aku akan menghubunginya."
Chi Huan tampaknya tidak mendengar kata-kata Ning Youran. Ia menutup matanya dan terus bersandar di bahu Ning Youran. Ia tidak menjawab dan tidak juga mengeluarkan ponselnya. Ning Youran kini tidak tahu harus berbuat apa. Ia sendiri tidak punya nomor Mo Xigu. Bahkan, jika ia mengeluarkan ponsel Chi Huan, ia juga tidak tahu kata sandi untuk ponsel Chi Huan. Lagipula, melihat Chi Huan yang sangat mabuk seperti ini, tidak mungkin juga menyuruhnya membuka kunci ponsel.
Ning Youran mengambil ponselnya sendiri di tasnya, lalu mencari nomor Mo Shiqian. Chi Huan dulu pernah bilang bahwa jika sewaktu-waktu terjadi apa-apa padanya, Ning Youran bisa menghubungi bodyguard-nya.
"Apakah benar ini Mo Shiqian? Aku temannya Chi Huan yang baru saja kamu lihat di Bar 1999. Apakah kamu sibuk?"
Setelah hening beberapa saat, suara dingin dan acuh tak acuh dari pria itu pun terdengar. "Apa yang terjadi padanya?"
"Chi Huan sedang mabuk dan aku tidak punya nomor pacarnya. Apakah kamu bisa mengantarkannya pulang?"
Terdengar hening beberapa saat sebelum pria itu menjawab dengan suaranya yang tidak berubah. "Nona Ning, saya akan memberikan nomor Tuan Mo kepada Anda. Biarkan Tuan Mo saja yang menjemputnya."
Ning Youran mengerutkan kening karena merasa tidak puas dengan jawaban Mo Shiqian. Ia ingin mengatakan, Sebagai bodyguard, Mo Shiqian seharusnya memiliki kewajiban untuk mengantar Chi Huan. Setelah Chi Huan membelanya di Bar 1999, apakah ini balasannya?
"Nona Chi sedang mabuk. Sepertinya, dia sedang bertengkar dengan Tuan Mo," kata Mo Shiqian dengan samar.
Ning Youran segera menangkap apa yang dimaksud Mo Shiqian. Chi Huan sedang bertengkar dengan Mo Xigu dan ini adalah kesempatan untuk mereka kembali berdamai. "Baiklah. Berikan aku nomornya."
Sepuluh detik setelah telepon ditutup, Mo Shiqian mengirimkan nomor ponsel tersebut dan Ning Youran segera menelepon Mo Xigu.
Sementara itu, Mo Xigu menatap wanita yang sedang berbaring di ranjang rumah sakit dengan cemas. Ia segera mengambil ponselnya yang bergetar dan tertera sebuah nomor tidak dikenal di layar ponsel itu. Su Yabing yang saat itu sedang tidur tampak mengerutkan kening karena terganggu suara ponsel Mo Xigu. Mo Xigu pun mengerutkan kening, lalu menutup telepon itu dengan jarinya. Namun, belum sempat ia mengembalikan ponsel ke saku, ponsel itu kembali bergetar dan membuatnya semakin mengernyitkan alisnya.
Ketika Mo Xigu hendak menutup telepon itu, ia melihat nama Mo Shiqian tertera di layar. Ia pun segera keluar dan mengangkat telepon tersebut.
"Tuan Mo..." kata Mo Shiqian di seberang sana.
"Ada apa mencariku? Ada masalah apa?"
"Nona Chi mabuk."
Mo Xigu menipiskan bibirnya dan rasa kesal kembali muncul di dadanya. Ia pun menutup matanya, lalu berkata, "Baiklah. Aku mengerti."
"Tuan Mo, saya akan memberi Anda sedikit nasehat," kata pria di ujung sana dengan nada dingin, "Pikiran Chi Huan tidak sedangkal apa yang Anda pikirkan dan pikiran Su Yabing lebih dalam dari apa yang Anda pikirkan. Jangan terlalu yakin juga dengan mulut wanita yang Anda sukai. Bukannya cepat mendapatkan dia, Anda justru akan cepat kehilangan dia."
Mo Xigu terdiam. Belum sempat ia menjawabnya, telepon sudah ditutup. Kata-kata dingin dari pria itu seolah-olah menggema ditelinganya. Anda tidak akan pernah mendapatkannya. Justru akan cepat kehilangan dia.
Di sisi lain, Ning Youran menatapnya sejenak panggilan masuk yang termampang di ponselnya. Ia pun mengangkat panggilan tersebut.
"Halo, apakah ini Mo Xigu? Aku teman Chi Huan."
"Kalian ada di mana?"
"Ha?"
"Aku akan menjemput dia. Kalian ada di mana?"
Ning Youran diam sejenak. Ia belum mengatakan apa yang sedang terjadi, tapi ia tidak mau terlalu memikirkan hal ini terlebih dahulu. Ia langsung memberikan alamat kepada Mo Xigu. "Kami ada di rumah makan di seberang 1999. Apakah kamu tahu?"
"Iya. Aku akan datang."
Setelah itu, Mo Xigu meletakkan ponselnya dan kembali kekamar Su Yabing. Saat kembali, ia mendapati wanita tadi terbaring itu kini terbangun. Ia sangat pucat dan kulitnya seperti tidak dialiri darah hingga terlihat sangat putih seperti kertas.
"Maaf. Apakah aku terlalu berisik hingga membangunkanmu?"
Su Yabing menggelengkan kepalanya. "Xigu..."
"Kata dokter, kamu perlu banyak istirahat. Tidurlah."
Su Yabing menatap Mo Xigu dengan tatapan penuh kesedihan. "Kata ibumu, dua hari lagi, kamu akan menikah dengannya..."
Mo Xigu menatapnya selama beberapa saat, kemudian menjawab, "Iya."
"Apakah... itu karena aku?"
"Bukan. Karena aku memang berencana menikahinya."
"Jadi... kamu mencintainya?"
Cinta? ulang Mo Xigu dalam hati. Tiba-tiba, ia teringat saat ia memberikan mawar merah kepada seseorang dan teringat saat orang itu tersenyum memegangnya. Tapi, entah kenapa, seperti ada sesuatu yang menghalangi tenggorokannya untuk mengatakan sesuatu.
Su Yabing mengulang pertanyaannya, "Apakah kamu mencintainya?"
Sebelum terdengar jawaban, air mata sudah berlinang membanjiri wajah Su Yabing yang pucat. Ia terlihat begitu menyakitkan dan seperti tidak punya harapan. Ia pun menundukkan kepalanya dan membiarkan air matanya menetes di selimut sebelum mendongakkan kepalanya dan kembali tersenyum. "Di dalam hatimu, bukankah sebenarnya kamu begitu menyalahkanku karena aku menikah lagi? Padahal, aku belum lama meninggalkanmu."
Mo Xigu hanya menatap Su Yabing dan tidak mengatakan apapun. Apa yang Su Yabing katakan memang benar. Sebenarnya, ia menyalahkan Su Yabing karena di saat ia masih merasakan sakit hati, Su Yabing telah memasuki pernikahan baru.
Su Yabing mengangkat wajahnya yang telah dibanjiri air mata. "Jika kamu tidak mencintainya, tidak bisakah kamu tidak menikahinya?" tanyanya dengan tatapan sangat memohon. Ia menggigit bibirnya dengan keras, lalu berkata, "Aku kembali karena ingin melihat gadis seperti apa yang akan kamu nikahi. Tapi kenyataannya... aku tidak sanggup melihatmu menikah."
Su Yabing duduk di ranjang rumah sakit dengan tubuh gemetar karena menangis. Bahunya gemetar sangat keras sehingga ia terlihat seakan ia bisa runtuh kapan saja. Mo Xigu memandangi rambutnya yang rontok di kasur putih itu. Dulu, Mo Xigu mengira bahwa ia bisa mencintai wanita itu selamanya. Namun, ternyata ibunya tidak menyetujuinya. Dengan suara helaan napas pelan, ia pun menghampiri Su Yabing dan memeluk bahunya.
———
Dua puluh menit kemudian, Ning Youran menatap Chi Huan yang meletakkan kepalanya di meja sambil sesekali melihat jam. Pada akhirnya, tibalah seseorang yang kurang lebih berusia 40 menghampiri mereka. Ia bertanya dengan sopan, "Permisi, apakah ini Nona Chi dan Nona Ning?"
Ning Youran mengerutkan keningnya. "Iya, benar ini kami. Anda siapa?"
"Saya sopir Tuan Mo. Tuan Mo menyuruh saya mengantar Nona Chi pulang."