Chereads / Kasih Melebihi Waktu / Chapter 13 - Semalam Kamu Bersamanya?

Chapter 13 - Semalam Kamu Bersamanya?

Mo Shiqian melirik Chi Huan dan berkata pelan, "Bukankah semalam Anda menyuruh saya untuk menginap di sini?"

Mata Chi Huan seketika melebar. "Tidak mungkin!"

"Anda selalu memeluk tangan saya dan tidak membiarkan saya pergi. Bukankah Anda juga bilang Anda tidak bisa tidur karena tidak ada orang?"

"Apa yang kamu bicarakan? Bagaimana aku tidak bisa tidur? Aku bisa tidur sendiri!"

"Benarkah?" tanya Mo Shiqian.

Saat menatap mata Mo Shiqian, tanpa sadar Chi Huan mengepalkan tangannya dan menyembunyikannya. Karena gugup, ia mengalihkan pembicaraan. "Pagi ini, aku ingin minum susu kedelai. Tolong belikan aku sekotak pangsit di tempat makan di lantai bawah."

Setelah memerintah Mo Shiqian, Chi Huan cepat-cepat kembali ke kamar dan menutup pintu dengan keras. Di dalam kamar, Chi Huan berdiri di balik sambil menundukkan kepalanya dan melengkungkan bibirnya.

30 menit kemudian berlalu. Setelah selesai mencuci baju, Chi Huan keluar dengan menggunakan riasan sederhana. Susu kedelai dan sekotak pangsit hangat sudah tertata di meja. Chi Huan pun memakan pangsit itu. Sedangkan, Mo Shiqian membeli bubur untuk dirinya sendiri dan memakan bubur itu dengan tenang. Suasana saat itu sangat sunyi karena tak ada satupun dari mereka yang berbicara.

Chi Huan melihat mangkuk bubur Mo Shiqian, kemudian memasukkan pangsit kecil ke dalam mangkuk bubur itu. Selang beberapa detik, alis Mo Shiqian mulai berkerut. Meski ekspresi Mo Shiqian tidak jelas, Chi Huan sangat mudah menafsirkannya. Wajahnya tampak suram dan terlihat seperti jijik.

Chi Huan yang baru saja memberi Mo Shiqian pangsit merasa seakan ia sedang mengotori seluruh mangkok bubur itu. Melihat mangkoknya, Mo Shiqian tampaknya tidak mau memakan pangsit itu maupun menandaskan buburnya. Chi Huan yang menatap gelagat Mo Shiqian merasa tidak senang. Ia merasa semua orang, baik Mo Shiqian maupun Mo Xigu, tidak ada yang menyukainya.

Beberapa detik kemudian, Mo Shiqian menurunkan sendoknya lalu berkata, "Sudah terlambat. Silahkan Nona lebih cepat sedikit ketika makan agar tidak terlambat ujian."

Chi Huan sudah tidak tahan lagi. Ia meletakkan sumpitnya dan berkata dengan dingin, "Di mana kamu membeli pangsit ini? Rasanya tidak enak. Aku tidak mau memakannya!"

Aku bahkan belum memakan pangsit itu dan hanya meletakkannya di mangkok bubur Mo Shiqian. Mengapa dia tampaknya mengira pangsit itu kotor? Bahkan, aku hanya menyentuhkan sumpitku dan tidak menyentuh buburnya! pikir Chi Huan. Namun, ia tidak berkata apa-apa. Ia langsung berdiri dan menarik kursi dengan suara yang keras. Siapapun pasti tahu bahwa gadis ini sedang kesal.

Chi Huan mengambil tas di ruang belajar dan memasukkan barang-barang yang diperlukan untuk ujian. Ekspresinya saat itu begitu dingin. Setelah selesai, ia berjalan keluar dari pintu tanpa melihat Mo Shiqian.

Saat membuka pintu dan bersiap untuk keluar, Chi Huan melihat seseorang yang berdiri di ambang pintu. Langkah kakinya seketika terhenti ketika melihat Mo Xigu berdiri di depannya. Melihat wajah lembut dan tampan Mo Xigu, Chi Huan malah semakin mencengkram erat tasnya.

Mo Xigu menundukkan kepala untuk menatap Chi Huan. Hari ini, Chi Huan berpenampilan rapi dengan rambut dikuncir kuda dan mengenakan pakaian berwarna elegan. Ia tampak lebih manis dari biasanya. Sayangnya, Chi Huan tidak memperlihatkan ekspresi apapun. Terlebih lagi, ia tidak tersenyum seperti biasanya.

Tak lama kemudian, Mo Xigu melihat seorang pria yang lebih tinggi dari Chi Huan. Mo Xigu yang hendak menyampaikan sesuatu yang telah disiapkannya untuk Chi Huan jadi mendadak lupa. Ia kemudian bertanya, "Semalam kamu bersamanya?"

"Sepertinya," jawab Chi Huan.

Mo Xigu mengerutkan keningnya. "Apa maksudmu sepertinya?"

Chi Huan menjawab ringan, "Karena dia ada sebelum aku tidur dan dia masih ada setelah aku bangun."

Mo Xigu menatap pria yang berdiri di belakang Chi Huan yang tampak acuh tak acuh dengan tatapan tidak suka, lalu berkata, "Chi Huan. Meskipun dia adalah bodyguard-mu, tapi jika kamu tidak membatasi diri dengan seorang pria, bukankah itu tidak baik?"

"Apanya yang tidak baik?" Chi Huan bertanya balik dengan acuh tak acuh. Namun, begitu teringat kejadian memalukan semalam, kedua mata Chi Huan langsung mengerjap-ngerjap panik dengan tidak wajar.

"Tapi dia adalah seorang pria, Chi Huan!" hardik Mo Xigu yang masih kepikiran dengan kejadian semalam.

Sesaat, Chi Huan tersenyum dan memiringkan kepalanya. "Kapan lalu ketika aku meminum obat perangsang, kamu tampak tenang-tenang saja membiarkan aku bersamanya. Sekarang, kenapa kamu tiba-tiba keberatan karena dia seorang pria?"

Mo Xigu mendebat dalam hati. Keberatan? Aku tidak berpikir ini keberatan. Aku hanya... 

Sejauh ini, Mo Xigu tidak terpikir untuk mengakhiri kontrak pernikahannya dengan Chi Huan. Lagi pula, Mo Xigu seperti ini karena ia berpikir bahwa Chi Huan telah terluka karenanya. Terlebih lagi, Mo Shiqian memprovokasinya. Setelah hening sejenak, Mo Xigu bertanya, "Kamu mau pergi ke kampus?"

"Iya, hari ini ada ujian."

Mo Xigu memandang pria yang masih berdiri di belakang Chi Huan, lalu berkata, "Aku akan mengantarkanmu."

Memandang Mo Xigu, Chi Huan sejenak tertawa lalu menjawab, "Aku kira kamu mencariku karena ingin menjelaskan apa yang terjadi semalam."

"Chi Huan, aku minta maaf soal masalah semalam."

"Yang aku inginkan bukan permintaan maaf," tolak Chi Huan tanpa tersenyum.

"Xigu, kamu harus tahu bahwa aku seharusnya melaporkan masalah ini. Siapapun yang membuatku menderita, hanya sedikit yang berakhir baik," tukas Chi Huan sambil tersenyum dingin, mengingatkan Mo Shiqian pada kejadian semalam.

"Semalam, aku berencana menjemputmu sendiri. Tapi sebelum aku meninggalkan rumah sakit, ada paparazi yang datangi. Akhirnya, aku meminta sopir untuk menjemputmu. Di kantor polisi, baru aku tahu bahwa yang menjemputmu ternyata adalah suami Su Yabing yang berpura-pura menjemputmu."

Chi Huan tersenyum dan bertanya, "Tapi kenapa dia bisa tahu bahwa kamu menyuruh sopir menjemputku dan bagaimana dia bisa tahu alamat itu?"

Mo Xigu mengerutkan kening dan berusaha menjelaskan, "Sopir itu bilang bahwa suami Su Yabing mengancamnya dengan belati. Karena itu, sopirku memberikan alamatnya. Sepertinya, dia juga mengenali sopirku. Karena itulah, saat dia melihat sopirku keluar rumah sakit, dia mengikutinya."

Chi Huan hanya berdiri, tidak bergerak, dan menatap ke bawah. Sejenak kemudian, Mo Xigu mengulangi tawarannya. "Ayo, Chi Huan. Aku antarkan kamu ke kampus."

Akhirnya, Chi Huan mengangkat kepalanya dan menjawab singkat, "Ayo."

Chi Huan berjalan terlebih dahulu di depan. Sedangkan, kedua pria di belakang Chi Huan yang tingginya sama saling bertatapan. Mo Xigu kemudian melangkah mengikuti Chi Huan. Sesampainya di parkiran, Chi Huan memandang mobil Lamborghini yang terparkir di parkiran apartemen. Tiba-tiba, ia berhenti dan menutup matanya.

"Xigu..."

"Hm?"

"Kita berangkat dengan mobilku. Selesai ujian, aku akan pulang sendiri."

Mo Xigu menoleh dan menatap Chi Huan sejenak. "Berikan kunci mobilmu."

Setelah mobil Ferrari putih meluncur, mereka ikut meluncur. Selain bunyi mesin mobil, tak ada suara apapun di dalam mobil itu. Suasana sangat sunyi.

Mo Xigu menatap Chi Huan yang duduk di sebelah kursi kemudi dan bertanya, "Jam berapa kamu selesai ujian? Aku akan menjemputmu."