Chereads / Kasih Melebihi Waktu / Chapter 19 - Begitu Menggoda dengan Sesuatu yang Tak Bisa Dijelaskan

Chapter 19 - Begitu Menggoda dengan Sesuatu yang Tak Bisa Dijelaskan

Karena jarak mereka terlalu dekat, Chi Huan bisa merasakan hembusan napas Mo Shiqian menerpa kulitnya. Tanpa sadar, Chi Huan bergerak mundur. Namun, Mo Shiqian tetap memegang dagu Chi Huan.

"Jangan bergerak..." Kata Mo Shiqian.

Kotak tisu diletakkan di tengah-tengah mereka. Mo Shiqian menyeka wajah Chi Huan menggunakan tisu dengan satu tangan, sedangkan tangan lainnya tetap memegang dagu Chi Huan. Saat ini, meskipun Chi Huan sudah menggunakan kertas tisu paling lembut dan wangi, ia tidak bisa mencium aroma tisu tersebut karena hidungnya telah penuh dengan aroma wangi dari pria di depannya. Aroma Mo Shiqian benar-benar segar sekali.

Setelah mengenakan beberapa tisu, masih ada beberapa daerah yang tidak bisa dibersihkan menggunakan tisu kering. "Apakah ada tisu basah?" tanya Mo Shiqian sambil mengerutkan kening. Chi Huan melihat ke bawah, lalu membuka tas dan mengambil tisu. Ia kemudian memberikannya kepada Mo Shiqian.

Mo Shiqian kembali menyeka wajah Chi Huan dengan dua kali usapan. Ia menyeka seluruh wajah Chi Huan kecuali bagian yang terluka. Ia menyeka wajah Chi Huan sampai wajah Chi Huan benar-benar bersih. Setelah selesai, ia melempar tisu itu dan berkata, "Nona Muda, sekarang Anda bisa memberitahu saya. Kenapa Anda berdiri dengan konyol di parkiran tadi hingga banyak penggemar melempari Anda?"

Mo Shiqian telah mengenalnya selama beberapa tahun. Setidaknya, ia tahu sedikit tentang Chi Huan. Di saat seperti itu, Chi Huan tidak akan mengatakan apa-apa. Mo Shiqian hanya memeluknya, kemudian mengajaknya pergi meninggalkan tempat itu.

Chi Huan mengerucutkan bibirnya, lalu menjawab, "Cahaya lampu di sana begitu redup sehingga mereka tidak akan mengenaliku." Beberapa saat kemudian, Chi Huan mengangkat kepalanya dan menatap laki-laki di depannya, bertanya, "Bagaimana kamu... bisa mengenaliku meski dari kejauhan?"

"Tentu saja mereka tidak mengenali Anda. Tinggi Anda hanya 165 cm dan hari ini Anda tidak mengenakan sepatu hak tinggi. Mereka mungkin berpikir bahwa tidak mungkin orang pendek itu adalah dewi mereka," terang Mo Shiqian sambil melirik Chi Huan. Sedangkan, Chi Huan yang mendengarnya hanya terdiam.

Dalam suasana hatinya yang sedang tidak baik, Chi Huan melihat ke arah jendela untuk menikmati pemandangan malam. Saat ini, pemandangan kota tampak begitu indah. Namun, ia merasa keindahan ini tidak dapat dibandingkan dengan dirinya. Saat ia mengingat kejadian di rumah sakit tadi, ia menutup matanya dan menggigit bibirnya.

Mobil Pagani telah sampai di depan apartemen kelas atas milik Chi Huan. Mo Shiqian keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Chi Huan. Kemudian, Chi Huan keluar dari mobil sambil membawa pakaian Mo Shiqian.

"Aku akan naik sendiri. Kamu kembali saja bersama temanmu. Aku akan menyuruh pembantu untuk mencuci pakaianmu dan mengembalikannya kepadamu. Atau, aku akan mencari baju yang sama persis seperti punyamu," cibir Chi Huan.

Mo Shiqian lalu memasukkan salah satu tangannya ke sakunya dan menatap Chi Huan. "Lalu, apakah Anda akan meminum obat sendiri?" tanya Mo Shiqian santai.

"Ini hanya luka ringan," jawab Chi Huan.

"Baiklah. Kalau begitu, silahkan Anda masuk dulu," kata Mo Shiqian, melirik Chi Huan, kemudian masuk ke kursi samping kemudi.

Pria yang sedari tadi masih duduk di kursi kemudi kini tersenyum menyeringai. "Kenapa? Kamu mau menginap di rumah majikanmu?"

"Luka di dahinya harus ditangani."

Pria di kursi kemudi itu menggelengkan kepalanya sambil tersenyum garang, "Jika ada laki-laki sepertimu di samping wanitaku, aku akan membantainya."

"Jika kamu bisa punya seorang wanita, aku akan membantaimu."

Setelah mengabaikan pria di sampingnya yang sempat membeku, Mo Shiqian mengalihkan pandangannya ke arah Chi Huan. Mo Shiqian berpikir bahwa ia sebaiknya kembali mengantar Chi Huan. Lagipula, Chi Huan tidak menolak. Chi Huan tetap berdiri di sana, memandang mobil Pagani itu. Kemudian, Chi Huan melihat pria dingin itu berjalan kembali ke arahnya.

"Mo Shiqian, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?" tanya Chi Huan.

"Iya?"

"Bukankah kamu juga sebelumnya datang ke kampusku dengan pria itu?"

"Iya."

"Oh. Dia tidak hanya terlihat kaya, tapi juga terlihat baik."

Mo Shiqian tampaknya tidak tertarik membicarakan topik ini. Ia pun hanya menanggapi ala kadarnya.

"Apakah ia benar-benar hanya teman dekatmu?" tanya Chi Huan lagi.

"Lalu seharusnya apa?"

"Kamu tidak ada sesuatu dengan dia, kan?"

Mo Shiqian diam sejenak, kemudian berkata dengan tenang, "Sebaiknya Anda lebih mewaspadai Tuan Mo dan Su Yabing."

Wajah Chi Huan membeku dan ia tak lagi berbicara apa-apa. Ia berjalan kedepan tanpa sepatah kata pun, diikuti oleh Mo Shiqian dibelakangnya. Chi Huan tidak suka memakai pakaian kotor. Saat sudah sampai di ruang apartemen, ia mau mandi terlebih dahulu. Setelah mandi, ia berganti pakaian, kemudian baru ia minum obat.

Meski Mo Shiqian mengerutkan kening, ia tidak mengatakan apa-apa. Ia hanya menunggu di ruang tamu sampai Chi Huan selesai mandi. Setelah Chi Huan berlama-lama di dalam, akhirnya ia keluar mengenakan jubah mandi. Saat itu, Mo Shiqian memperhatikan bahwa lingkaran merah pada mata Chi Huan lebih terlihat merah dibanding saat di mobil. Tidak diragukan lagi bahwa Chi Huan menangis selama ia mandi.

Mo Shiqian memandangnya dengan dingin dan emosi. Ia tahu bahwa dari awal Mo Xigu memang tidak menyukai Chi Huan. Namun, Chi Huan terus memaksakan keinginannya. Alhasil, sekarang ia terus dan terus menangis. Namun, saat itu Chi Huan tidak menyadari tatapan penuh emosi Mo Shiqian. Masih mengenakan jubah mandinya, Chi Huan langsung duduk bersila di sofa sambil memeluk bantal dan menunggu Mo Shiqian menuangkan obat di kapas.

Chi Huan yang baru saja keluar dari kamar mandi masih belum selesai melampiaskan emosinya. Ia menghabiskan waktu lama di dalam kamar mandi, bahkan menggosokkan sabun mandi sebanyak 3 kali, hingga Mo Shiqian yang sedikit mendekatinya bisa mencium aromanya. Entah kenapa, melihat gadis di hadapannya, Mo Shiqian teringat kejadian semalam. Seharusnya, Mo Shiqian hanya menatapnya sekilas. Namun, Mo Shiqian menatapnya selama hampir sepuluh detik hingga lekukan tubuh gadis itu melekat di pikirannya.

Ketika Mo Shiqian berusia 17 atau 18 tahun, ia pernah diejek karena tidak pernah menonton film dewasa. Karenanya, ia belum pernah melihat seperti apa bentuk payudara wanita. Saat ini, tenggorokannya pun naik turun. Jauh di dalam tatapannya, ada perpaduan antara cahaya dan kegelapan. Gadis di depannya, yang memberikan kepercayaan pada dirinya, membuatnya tidak siap menerima hal seperti itu.

Sekarang, tidak peduli pikiran-pikiran kotor yang terbesit di benaknya, Mo Shiqian tetap berusaha tenang dan tetap acuh tak acuh. Terlebih lagi, Chi Huan tidak merasa ada sesuatu apapun yang aneh. Karena semalam telah melihat tubuh Chi Huan dan sekarang jarak di antara meraka juga sangat dekat, ia dapat melihat dengan jelas betapa bersih dan lembutnya kulit Chi Huan seolah ia memancarkan aroma tertentu. Hal seperti ini seolah begitu menggoda dengan sesuatu yang tak bisa dijelaskan.

"Mo Shiqian..." panggil Chi Huan tiba-tiba, membuat pria itu menatapnya.

Saat mata mereka saling bertemu, mata Mo Shiqian seketika menyipit. Namun, ia tidak menunjukkan perubahan ekspresi apapun. Ia hanya bertanya dengan suara serak, "Apakah saya menyakiti Anda?"

Chi Huan menatapnya sambil mengerucutkan bibirnya. "Ibu Mo Xigu memintaku untuk mencoba gaun pengantinnya besok."

Setelah hening beberapa saat, Mo Shiqian kembali menjawabnya dengan acuh tak acuh, "Lalu?"