Chereads / Kasih Melebihi Waktu / Chapter 23 - Kamu Bersamanya Seharian?

Chapter 23 - Kamu Bersamanya Seharian?

Ketika Chi Huan melihat seseorang datang, ia kira itu adalah seseorang yang bersedia membawa mereka menuruni gunung. Chi Huan pun segera membuka pintu, lalu berhadapan dengan seorang gadis dengan riasan wajah yang menangis terisak dan berkata, "Pacar Anda... menyuruh saya datang kemari... untuk menjemput Anda."

Chi Huan membatin, Pacar? Ia juga berpikir bahwa ia merupakan seorang bintang yang terkenal. Bagaimana bisa gadis ini tidak mengenalinya?

Sebenarnya, karena sudah gelap dan hujan begitu deras, ditambah lagi rasa takut dan pandangan mata yang menjadi kabur karena hujan dan air mata, gadis itu tidak bisa mengenali bahwa itu adalah Chi Huan. Belum lagi, ia hanyalah orang biasa. Siapa yang mengira ia akan bertemu dengan seorang bintang terkenal?

Chi Huan tidak mengerti kenapa gadis ini menangis, tapi ia memilih untuk tidak bertanya apapun. Ia langsung turun dari mobil dan berjalan di bawah payung gadis itu. Gadis itu juga segera memayungi Chi Huan karena takut Chi Huan kehujanan. Payung itu begitu besar, tampak seperti payung yang memang dipakai untuk pasangan.

"Aku tidak apa-apa, Nona. Jangan sampai Anda sendiri menjadi basah," kata Chi Huan.

Gadis itu hanya melirik Chi Huan dan tidak mengatakan apa-apa. Posisi payung itu juga masih sama. Hal ini membuat Chi Huan menatapnya dengan bingung.

Kursi kemudi sudah diduduki oleh Mo Shiqian, sedangkan sang pemilik mobil duduk di kursi belakang. Ketika gadis tadi telah sampai di mobil, ia segera membukakan pintu untuk Chi Huan agar ia dapat duduk di kursi samping pengemudi dan gadis itu sendiri duduk di belakang.

Setelah masuk ke mobil, Chi Huan merasa suasananya menjadi agak canggung. Setelah itu, mobil pun melaju menuruni gunung itu. Tanpa disangka, hujan yang deras ini datang dan pergi dengan cepat. Ketika mereka hampir selesai menuruni gunung, hanya ada gerimis yang tersisa.

Chi Huan mengerucutkan bibirnya sambil melihat pria yang duduk di sebelahnya. Melihat kebiasaan Mo Shiqian yang dingin seperti itu, tidak ada gunanya untuk meminta penjelasan. Saat ini, pasangan muda-mudi itu tidak mengenali Chi Huan dan Chi Huan pun tidak mau membuka identitasnya.

Setelah sampai di depan hotel, mobil itu diberhentikan dan beberapa polisi langsung mengelilingi mobil itu. Chi Huan tidak tahu apa yang terjadi. Namun, ia melihat sepasang muda-mudi yang duduk di belakang langsung keluar, berlari ke arah polisi, lalu menunjuk orang yang duduk di kursi kemudi. "Itu dia... Merekalah yang merampok mobil saya dan melukai tangan saya."

Chi Huan yang saat itu tidak tahu apa-apa hanya bisa terdiam.

———

Chi Huan dan Mo Shiqian digiring ke kantor polisi. Meski Chi Huan ikut memberikan penjelasan tambahan dan mengatakan bahwa pada dasarnya ini hanyalah kesalahpahaman, mereka masih memerlukan seseorang untuk datang ke kantor polisi untuk membuat transkrip. Belum lagi, Mo Shiqian membuat ulah meski ia tak benar-benar melukai tangan orang tersebut.

Setelah setengah jam kemudian, Chi Huan mengambil tas sambil bersin lalu bertanya, "Apakah kami sudah boleh pergi?"

"Boleh, Nona Chi.. Boleh... Transkip sudah selesai dibuat dan kami akan menyuruh seseorang untuk membawa mobil Anda," jawab polisi.

"Baiklah. Terima kasih..." kata Chi huan dengan tersenyum. Setelah selesai berkata, ia pun pergi dan keluar dari pintu.

Saat melewati pasangan muda-mudi yang melaporkan mereka, Chi Huan berkata, "Saya benar-benar minta maaf. Sebenarnya saya hanya ingin meminta tolong seseorang untuk memberi kami tumpangan untuk menuruni gunung. Saya tidak menyangka bahwa bodyguard saya sampai membuat ulah seperti ini. Maafkan saya." Chi Huan melanjutkan, "Kami berjanji tidak akan mengakibatkan kesalahpahaman seperti ini lagi."

Chi Huan membuka tasnya dan mencari sebuah liontin. Kemudian, ia memberikannya kepada gadis itu. "Liontin ini dibawakan oleh teman saya dari Milan. Saya berencana mau memberikannya untuk teman saya saat nanti bertemu dengannya. Kalau Nona tidak keberatan, saya ingin memberikannya kepada Nona sebagai ucapan terima kasih."

Liontin itu terlihat sangat cantik dan tentu saja harganya tidak murah. Gadis itu segera menolak, "Tidak perlu. Kami tidak melakukan apapun dan kami juga telah membawa Nona ke kantor polisi. Lebih baik Nona memberikannya saja kepada teman Nona agar ia tidak kecewa."

"Kalau kecewa, biar saja dia kecewa. Lagipula, dia gampang bosan. Memberinya barang yang bagus hanya bisa memanjakannya," geleng Chi Huan. Setelah itu, ia pun mengulurkan tangannya untuk memberikan liontin itu kepada gadis itu.

Akhirnya, gadis itu menerimanya, "Terima kasih..."

Mo Shiqian menatap wajah Chi Huan yang sedang tersenyum, kemudian mengikuti gadis itu dari belakang.

Begitu sampai di pintu, tampak seseorang dengan postur tinggi berdiri di sana. Mo Xigu berpenampilan bagus dengan pakaian formalnya yang mahal. Ia juga tampak sedikit kehujanan. Saat Chi Huan melihatnya, ia terkejut sesaat. Kemudian, ia berkata sambil tersenyum, "Berita yang diterima Tuan Mo benar-benar menyebar dengan cepat."

Dia sudah menemukanku di sini. batin Chi Huan.

"Chi Huan..." Mo Xigu memanggil namanya seperti ada emosi yang terpendam tapi tidak bisa dikeluarkan. "Jika bukan karena mendapat masalah di kantor polisi, kamu mau bermain dan menghilang sampai kapan?"

Chi Huan menatapnya sambil tersenyum. "Aku hanya tidak ingin menjawab teleponmu. Apa itu berarti aku menghilang begitu saja?"

"Kamu juga tidak menjawab telepon ayahmu," tambah Mo Xigu dengan dingin.

Chi Huan kini menunduk, masih sambil tersenyum. "Aku sudah sering tidak menjawab telepon darinya. Lagipula, hubungan ayah dan anak di antara kami tidak terlalu baik."

Menurut Mo Xigu, Chi Huan telah bersikap sembrono. Bukan hanya sembrono kepada ayahnya, tapi juga kepada dirinya. Mo Xigu menyipitkan matanya, kemudian menatap laki-laki yang berada disamping Chi Huan dengan tatapan dingin. Ingin rasanya ia menyindir Mo Shiqian dengan sindiran yang mendalam, tapi ia tidak bisa. Ketika Mo Xigu melihat mereka berdampingan pun, ia merasa mereka tidak bersikap seperti sebelumnya.

Mungkin karena Chi Huan menghilang seharian? Atau mungkin karena gaya pakaian Mo Shiqian yang hari ini tiba-tiba berubah tidak seperti biasanya? Atau mungkin juga karena ada sesuatu yang lain? Mo Xigu bertanya-tanya dalam hati. Ia pun kemudian bertanya pada Chi Huan, "Kamu bersamanya seharian ini?"

Chi Huan memiringkan kepalanya. "Kamu ini menanyakan pertanyaan YANG aneh. Aku sudah sering bersamanya seharian. Apakah sebelumnya kamu lupa dan tidak ingat bahwa aku memiliki seorang bodyguard? Aku tidak perlu mencari pacarku untuk menyelesaikan masalahku."

Mo Xigu menatap senyuman di wajah Chi Huan yang lembut, kemudian lengkung bibirnya menjadi lurus. Tatapan Mo Xigu akhirnya jatuh pada dahinya. Rasa kesal Mo Xigu yang menumpuk seharian sepertinya telah menghilang. "Chi Huan, mari kita bicara!"

Seseorang pernah mengatakan bahwa Chi Huan memiliki temperamen yang berubah-ubah dan ia suka bertindak semaunya sendiri. Jika ingin menikahi Chi Huan, maka Mo Xigu harus bisa mengendalikan dirinya.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan. Kamu mau mendengar apa yang aku katakan saja sudah bagus. Aku tahu apa yang ingin kamu katakan."

Karena Chi Huan pergi untuk olahraga, ia menggelung rambutnya menjadi cepolan. Penampilan ini membuatnya tampak lebih muda. Namun, nada bicara dan ekspresinya tidak centil seperti dulu.

"Berita sebelumnya tidak berkaitan dengan berita itu. Aku telah memposting sesuatu di Weibo dan aku tidak akan mengklarifikasinya. Dan juga..." Chi Huan mengangkat alisnya sambil tersenyum. "Aku tidak berbohong dan melebih-lebihkan fakta. Sebelumnya, aku tidak mengatakan apapun dan tidak melakukan apapun. Aku hanya membongkar apa yang terjadi waktu itu. Membiarkan pacarku bersama mantannya saat ada waktu bukan berarti aku akan terus memberikan toleransi."