Chereads / Kasih Melebihi Waktu / Chapter 9 - Chi Huan Sepertinya Sangat Terguncang, Sehingga Orang-orang Tidak Dibiarkan Mendekatinya

Chapter 9 - Chi Huan Sepertinya Sangat Terguncang, Sehingga Orang-orang Tidak Dibiarkan Mendekatinya

Jemari Chi Huan pelan-pelan mulai gemetar. Pikirannya mulai kosong. Walaupun dia memaksakan dirinya untuk tetap tenang, tapi tetap saja ia hanyalah seorang gadis muda berusia 20 tahun.

"Jika karena masalah ini kamu membiarkan aku pergi, aku berjanji padamu bahwa tunanganku tidak akan mengganggumu," kata Chi Huan. Menahan napas sejenak, ia lanjut mengatakan, "Dan kamu juga harusnya tahu bahwa hanya aku yang bisa membuat Mo Xigu tidak bisa muncul di samping istrimu."

Sebenarnya Chi Huan tak tahu ia bisa atau tidak melakukannya. Tapi saat ini, hanya inilah yang bisa ia katakan.

Laki-laki itu tidak menjawab, tapi senyum aneh muncul di wajahnya. "Apakah kamu masih perawan?"

Chi Huan seketika membeku dan wajahnya memucat. Bulu matanya yang lentik juga mulai bergetar dengan samar.

"Ketika aku menikahi istriku, dia sudah tidak perawan lagi. Aku tahu dia pernah berpacaran dengan Mo Xigu dan dia pernah meniduri istriku!"

"Bukan. Aku kemarin malam telah tidur dengan Mo Xigu," jawab Chi Huan sambil meremas jari-jari tangannya.

"Kenapa wanita begitu murahan? Tidak bisakah kalian mencintai diri sendiri? Belum menikah, kenapa sudah mau tidur dengan pria?" kata pria itu.

Pria itu berkata pada dirinya sendiri seperti orang gila. Namun, perkataannya membuat Chi Huan merasa tertampar. Pria itu tiba-tiba melempar pisaunya ke samping. Sebelum Chi Huan sempat berbuat sesuatu, tiba-tiba tangan pria itu meraih pakaiannya dan ingin merobeknya. Seketika, pikiran Chi Huan menegang ketakutan hingga ia berteriak tanpa terkendali, "Apa yang kamu lakukan??"

"Mo Xigu telah meniduri istriku. Maka, aku akan melakukan sesuatu juga dengan wanitanya," kata pria itu. Dengan cepat, ia mengambil jaket Chi Huan dan merusak sweternya. "Tidak usah berpura-pura. Kalian adalah pelacur murahan."

Pria aneh itu menekan tangannya ke kursi belakang untuk menopang diri sebelum menundukkan kepala dan berusaha mencium Chi Huan. Saat itu, tak ada yang bisa dilakukan Chi Huan selain berteriak.

Ketakutan secara mental merupakan naluri manusia. Ketika ketakutan secara mental sudah melebihi batas dan tidak terkendali, maka perasaan takut itu akan berubah menjadi ketakutan fisik yang akhirnya bisa menjadi penyakit mental. Chi Huan terus berusaha melawannya hingga ia merasa seperti hampir gila. Ia juga masih sadar, walaupun sangat ketakutan. Pria yang berbuat mesum kepadanya ini mengingatkan Chi Huan pada kenangan buruk yang kemudian menenggelamkan kesadarannya.

———

Setengah jam kemudian, Chi Huan berada di kantor polisi.

"Aaa....!!!" teriak Chi Huan. Petugas polisi yang berada di sana saling bertukar pandangan, kemudian menatap gadis itu yang kini meringkuk di kursi dengan ketakutan dan tubuhnya terus gemetar.

Sepuluh menit lalu, Chi Huan diantar oleh dua orang yang telah melaporkan kejahatan tadi atas tuduhan pemerkosaan. Lima menit kemudian, Direktur bergegas untuk membantu menangani masalah ini secara pribadi. Begitu sampai di kantor polisi, Direktur sangat lega mengetahui Chi Huan ternyata telah diselamatkan oleh dua orang pejalan kaki yang saat itu kebetulan lewat dengan tepat waktu. Namun ketika Direktur mendekatinya dan sebelum tangannya menjangkau Chi Huan karena ia ingin mengucapkan dua kata, Chi Huan segera menepis tangannya dan emosinya meledak tak terkendali.

Saat ini, tidak ada yang berani melakukan apapun pada Chi Huan. Chi Huan telah dikirim ke kantor polisi. Namun, ia tidak mengizinkan siapapun mendekatinya, baik pria maupun wanita. Semua orang pun juga dapat melihat bahwa saat ini Chi Huan dalam emosi yang tidak stabil. Meskipun ditampar dan disobek pakaiannya, bagian privasi Chi Huan masih tertutup. Namun, efek yang ditimbulkan masih lebih parah jika dibanding perempuan yang benar-benar sudah diperkosa.

Menerima berita tersebut, Mo Xigu segera bergegas melihat Chi Huan. Namun, ia tidak sendiri. Ia ditemani Su Yabing yang saat itu masih mengenakan pakaian rumah sakit yang ditutup dengan mantel.

Begitu masuk, Mo Xigu melihat gadis itu meringkuk di kursi. Mo Xigu membeku sesaat. Ia tidak pernah melihat Chi Huan seperti ini. Menurutnya, Chi Huan seperti dewi surga yang selalu centil, ceria, proaktif, dan riang. Mo Xigu belum pernah melihat Chi Huan yang pucat seputih kertas dengan tubuh mungilnya yang terus gemetar.

Mo Xigu berjalan pelan, lalu membungkukkan badannya dan mengulurkan tangan untuk meraih bahu Chi Huan. Chi Huan tidak bergerak. Hanya sepatah kata yang keluar dari bibirnya yang pucat. Sepatah kata yang terus dan terus ia ulang. "Jangan sentuh aku!" ulang Chi Huan lagi dan lagi.

Tangan Mo Xigu menjadi kaku. Chi Huan yang selama ini ia kenal adalah sosok yang meski suka membanggakan dirinya kepada dunia, akan selalu tersenyum dan tidak pernah membiarkan Mo Xigu pergi. Chi Huan hanya pernah mengucapkan kata itu saat pertama kali berselisih dengan Mo Xigu. Mo Xigu selalu berpendapat bahwa ia cukup mengenal Chi Huan. Tapi ketika menerima konfirmasi berita ini, semua itu seperti tidak ada.

Seorang polisi mendekati Mo Xigu dan memberitahu bahwa Chi Huan sedang tidak bisa didekati. Awalnya, Mo Xigu berpikir bahwa kedatangannya akan bisa merubah keadaan. Tapi tanpa diduga, semua masih sama saja.

Dari kejauhan, seorang pria muda yang tampan menyaksikan kejadian itu. Ketika ia melihat Su Yabing yang berdiri di samping Mo Xigu, senyum jahat muncul di bibirnya. "Apa gadis itu benar baik-baik saja?" tanya pria itu pada anak buahnya.

"Tentu saja baik-baik saja. Ketika kami lewat, bajingan itu baru saja akan mengambil pakaiannya. Ketika gadis itu akan diperkosa, dia sangat ketakutan seperti orang yang akan kehilangan nyawanya."

Pria itu tidak berbicara lagi. Ia memicingkan matanya sambil termenung. Setelah itu, ada suara muncul dan seorang pria masuk ke pintu.

Mo Shiqian mengenakan pakaian berwarna gelap dengan aura dingin. Begitu datang, ia memandang si gadis yang kini dikelilingi oleh orang-orang dan menyusut seperti seekor kucing yang ketakutan. Dengan mata gelap dan bibir segaris, ia berjalan lurus ke arah itu. Saat berjalan, entah disengaja atau tidak, Mo Shiqian menabrak bahu Mo Xigu.

Seperti yang dilakukan Mo Xigu sebelumnya, Mo Shiqian mencoba mengulurkan tangannya ke bahu Chi Huan. Namun, Chi Huan masih bereaksi sama. "Jangan sentuh aku!" hardik Chi Huan dengan dingin, tidak bergerak.

Mo Xigu menyaksikannya dengan dingin dan acuh tak acuh. Ia paham bahwa Mo Shiqian hanyalah seorang pengawal. Tapi tetap saja, ia adalah seorang laki-laki. Ketika Chi Huan mengucapkan tiga kata itu, sarafnya yang mulanya menegang kini langsung terasa sedikit meregang.

Mo Shiqian hanya diam dan tetap tenang. Ia sebenarnya seseorang yang sangat baik. Namun selain dengan majikannya yang tak lain adalah Chi Huan, ia sering bersikap acuh tak acuh. Mo Shiqian tidak mencintai Chi Huan. Tapi tanpa disadari, ia juga tidak bisa menerima keberadaan pria lain yang memiliki kedudukan lebih istimewa darinya. Hingga detik berikutnya...