Chereads / Kasih Melebihi Waktu / Chapter 7 - Ia Selalu Bisa Mengendalikan Diri dan Tetap Tenang di Depan Wanita

Chapter 7 - Ia Selalu Bisa Mengendalikan Diri dan Tetap Tenang di Depan Wanita

Sebelumnya, Chi Huan memang sudah tahu bahwa banyak wanita yang menyukai Mo Shiqian. Chi Huan pernah melihat seorang artis papan atas yang menunjukkan kebaikannya pada Mo Shiqian dan bersedia memasukkannya ke lingkaran pertemanannya. Saat itu pula, Chi Huan melihat sendiri Mo Shiqian menolaknya.

Artis di depan Mo Shiqian merupakan bintang film yang kaya, cantik, dan banyak dikejar oleh pria-pria kaya. Namun, Mo Shiqian tetap menjaga jarak. Ia selalu bisa mengendalikan diri dan tetap tenang di depan wanita. Tak terbayangkan bahwa Mo Shiqian ternyata sesusah itu untuk didekati.

Meski penampilan dan latar belakang Ji Yu tidak sebagus Chu Xi, ia juga kaya dan sangat cantik. Banyak pula pria yang mengejarnya. Chi Huan tertawa lalu bertanya, "Kamu menyukainya?"

Sedikit malu-malu, Ji Yu mengangguk tegas. "Dia... pernah menyelamatkanku sekali tanpa sengaja."

Acuh tak acuh, Chi Huan menjelaskan, "Dia memang bodyguard-ku. Tapi, aku tidak pernah bertanya tentang privasinya. Jadi, untuk masalah pacar, aku tidak tahu. Ayah pernah berkata bahwa dia sudah dijodohkan dengan seseorang sejak masih kecil. Lebih jelasnya seperti apa, aku tidak tahu."

Memang, Mo Shiqian adalah bodyguard Chi Huan. Ia selalu mengikuti Chi Huan ke manapun Chi Huan pergi. Namun, selain penampilannya yang bisa dilihat dari luar, Chi Huan tidak tahu apa-apa di dalamnya.

"Bisakah kamu memberi saya nomor teleponnya, Nona Chi?" tanya Ji Yu, menatap Chi Huan penuh harap.

Chi Huan hanya menopang dagunya dengan satu tangan, tak mengatakan apa-apa. Ning Youran, seseorang yang berteman dekat dengan Chi Huan, menepuk ringan pundak Chi Huan. "Berikan saja padanya. Lagipula dia adalah bodyguard-mu, bukan kekasihmu. Ji Yu adalah gadis yang baik. Aku lihat bodyguard-mu cukup baik dan bisa diandalkan."

Ji Yu tidak mengatakan apapun dan segera menulis nomor Mo Shiqian yang diberikan Chi Huan. Setelah bertatap muka dengan Su Yabing, hari ini suasana hari Chi Huan menjadi buruk. Tak tampak perubahan ekspresi yang berarti dari wajah datarnya. Ia juga tak mengobrol dengan Ning Youran ataupun bermain dengan orang-orang didekatnya. Chi Huan hanya duduk di sudut ruangan dan minum sendirian. Ning Youran yang memandangnya dari kejauhan kemudian mendatanginya. "Chi Huan, kamu seperti tidak terlihat bahagia."

Chi Huan melirik Ning Youran, kemudian merangkul dan meletakkan dagunya ke bahu Ning Youran sambil bergumam, "Tentu saja senang. Aku akan menikah dengan laki-laki yang sudah kukejar selama empat tahun. Dan dia akan segera menjadi milikku seutuhnya."

Meski berkata begitu, Chi Huan tak bisa menyembunyikan yang sebenarnya terjadi. Ning Youran dengan santai berkata, "Jika seorang wanita memang bahagia, dia seharusnya tidak minum alkohol. Bukankah jika wanita minum alkohol, itu pertanda bahwa dia sedang melampiaskan kesedihannya?"

"Omong kosong."

"Kamu sedang bertengkar dengan Mo Xigu?"

Chi Huan menggelengkan kepalanya. "Tidak."

Kemarin malam, setelah Mo Shiqian merendamnya semalaman, kondisi Chi Huan sudah jauh membaik. Namun, demamnya tidak bisa hilang seketika.

Chi Huan memiliki kepribadian yang paling lucu dan suka bersenang-senang di antara teman-temannya. Namun ketika ada masalah, ia hanya duduk diam dan tidak akan ada seorang pun yang memaksanya untuk bergabung. Ning Youran memandang Chi Huan sambil membelai rambutnya. "Kalau begitu, kamu jangan banyak minum alkohol dan tidurlah lebih awal."

Chi Huan telah menenggak setengah botol alkohol sambil bersandar di kursi dan menyipitkan matanya. Ia merasa suasana ini terlalu bising di telinganya, namun begitu sunyi di hatinya. Chi Huan merasa menjadi orang yang kesepian. Ia ingin pergi mencari tempat yang tenang dan menenangkan diri di sana dalam kesendirian. 

Atau ketika ingin bersembunyi di keramaian, terkadang kebisingan bisa memberi rasa aman. Chi Huan tidak pulang karena tak mau menjadi satu-satunya yang meninggalkan tempat itu ketika yang lain tetap berada di sana. Lagipula masih belum larut, begitu pikirnya.

———

Setelah meminum anggur, Chi Huan tidur sebentar. Begitu terbangun, ia melihat jam tangannya yang berwarna emas. Mengecek waktu sambil menguap sedikit, ia membatin, Ternyata sudah jam sembilan lewat.

Chi Huan mengambil ponselnya dari dalam tas dan menelepon Mo Shiqian. Namun, telepon pertama tidak diangkat. Chi Huan mengerutkan alisnya dan berpikir, Kenapa dia tidak menjawab teleponku?

Mo Shiqian sudah mendampingi Chi Huan begitu lama. Namun, hal seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya. Chi Huan meneleponnya sekali lagi dan akhirnya, kali ini telepon tersambung dengan cepat. Seperti biasa, Mo Shiqian menjawabnya dengan pelan, "Iya, Nona..."

Chi Huan tertegun dan bertanya-tanya. Apakah saat ini ia sedang berhalusinasi? Ia merasa ada makna acuh tak acuh dari nada bicara Mo Shiqian. Tak seperti biasanya. Namun, Chi Huan tidak memperdulikannya dan berkata santai, "Aku tidak terlalu nyaman di sini. Aku ingin pulang lebih awal dan tidur. Jemput aku di sini."

Setelah hening beberapa saat, Mo Shiqian di seberang sana menjawab, "Urusan saya yang di sini masih belum selesai. Bolehkah saya mengirim seseorang untuk mengantarkan Anda pulang?"

Chi Huan yang saat itu tidak mempedulikan apapun hampir saja menyetujuinya. Tapi tiba-tiba saja, ia teringat sesuatu dan langsung menjawab, "Tidak perlu. Aku akan menelepon Mo Xigu dan menyuruhnya kemari untuk menjemputku."

"Maafkan saya, Nona. Besok pagi saya akan menjemput Nona."

"Baiklah."

Selain berstatus sebagai seorang bintang, Chi Huan juga merupakan seorang mahasiswi jurusan akting. Ketika tidak ada jadwal syuting, dia mengikuti kelas. Namun setelah merencanakan pernikahannya dengan Mo Xigu, Chi Huan mengosongkan semua jadwalnya selama semester ini.

Setelah menutup telepon dengan Mo Shiquan, Chi Huan lanjut menelepon Mo Xigu. Belum lama nada dering itu terhubung, terdengar suara pria di seberang sana. "Ada apa, Chi Huan?"

"Aku di 1999. Mo Shiqian masih ada urusan sehingga tidak bisa menjemputku. Bisakah kamu menjemputku, Mo Xigu?"

Hening sejenak sebelum Mo Xigu menjawab, "Baiklah. Aku akan sampai dalam waktu 30 menit."

"Baik, akan aku tunggu."

Chi Huan menutup telepon dengan seutas senyum. Kemudian, dilihatnya jam di layar ponsel. Ia memutuskan untuk menunggu Mo Xigu sambil memainkan game. Setelah 20 menit lebih, Chi Huan berdiri sambil menyisir rambut dengan jarinya dengan malas.

"Dalam dua hari ini, fluku belum kunjung sembuh sepenuhnya. Jadi, aku ingin kembali pulang," Chi Huan memberi tahu Ning Youran.

"Haruskah kita mencari seseorang untuk mengantarmu pulang, Chi Huan?" tanya Ning Youran khawatir.

"Tidak perlu. Mo Xigu akan menjemputku," jawab Chi Huan sambil tersenyum.

"Jika ingin pacar yang menjemput, bilang saja. Kalau kamu tidak bilang, kamu akan dikutuk dengan flumu sendiri," goda salah satu teman mereka yang saat itu sedang bermain kartu.

Chi Huan sedang tidak ingin terlalu banyak menjelaskan, "Yah. Lain kali saja bertemunya."

Chi Huan telah minum anggur, ditambah demamnya belum sembuh. Belum lagi, banyak orang merokok yang berjalan mondar-mandir hingga membuatnya pusing. Belum jauh Chi Huan melangkah keluar dari 1999, angin yang berhembus membuatnya terkejut. Ia cepat-cepat memakai jaket, lalu diciumnya aroma pria yang sudah dikenalnya. Selama ini, Mo Shiqian tidak pernah absen darinya. Sehingga ketika Mo Shiqian tidak ada seperti ini, Chi Huan merasa tidak terbiasa.

Sebuah lampu mobil terlihat melesat datang dari kejauhan. Ketika Chi Huan melihat ke arahnya, terlihat mobil Lamborghini berwarna abu-abu perak mendekatinya yang ternyata adalah mobil Mo Xigu. Chi Huan segera melangkah maju dan bergegas membuka pintu mobil Mo Xigu.

"Mo Xi—" Suara gembira Chi Huan tiba-tiba terputus karena ia melihat bahwa ternyata yang mengemudi mobil itu bukanlah Mo Xigu.