Chi Huan, aku bersedia menikahimu. Tapi ingat, aku tidak akan mencintaimu, begitu kata Mo Xigu kala itu.
———
Setelah beberapa saat, langit telah gelap dan lampu-lampu di jalanan mulai menyala satu persatu. Dengan wajah datar, Chi Huan mengambil kacamata dari tas jinjingnya untuk ia kenakan. Kemudian, ia mengulurkan tangan untuk memanggil taksi.
Karena 1999 adalah milik keanggotaan, bar itu seharusnya tidak akan berisik dan ramai. Tapi baru saja ia berjalan memasuki lobi, seseorang berlari ke arahnya dan menabraknya sehingga mereka sama-sama terjatuh. Orang itu itu menatap Chi Huan yang tampak begitu kesal saat terjatuh. Ia merasa bahwa Chi Huan masih muda, cantik, tapi tampak sangat temperamen.
Chi Huan memiliki standar penilaian yang tinggi sehingga sangat sedikit orang yang bisa menarik perhatiannya. Namun, saat melihat orang yang menabraknya, Chi Huan bertanya dalam hati, Apakah ini Chu Xi?
Di kalangan kelas atas kota Lancheng, ada Chu Xi di bagian utara dan ada Chi Huan di bagian selatan. Mereka adalah wanita terkemuka dengan status yang sama, usia yang sama, dan kecantikan yang luar biasa. Keluarga Chi berada di selatan, sedangkan keluarga Chu berada di utara kota Lancheng. Hanya saja, yang membedakan mereka adalah reputasi Chi Huan sebagai wanita yang menarik dan mempesona di dunia hiburan. Sedangkan, Chu Xi memiliki kecantikan yang sederhana namun begitu misterius. Kedua wanita itu terkenal susah untuk dikejar. Namun, sekarang asumsi itu telah runtuh. Chi Huan telah bertunangan dengan Mo Xigu dan mengakhiri masa lajangnya. Di saat yang sama, keluarga Chu sedang jatuh dan Chu Xi tidak lagi menonjol.
Baju dan rok tipis yang sedang Chu Xi kenakan ketumpahan anggur hingga basah. Bra yang dikenakannya di balik bajunya jadi terlihat samar-samar karena dibasahi anggur. Chu Xi segera bangkit dan berkata, "Maaf..."
Begitu mendongak dan menyadari bahwa yang bertabrakan dengannya adalah Chi Huan, Chu Xi mengerutkan kening dan mengulangi kata-katanya dengan ketus, "Maaf, Nona Chi."
Mereka tak saling kenal. Mereka hanya pernah mendengar nama satu sama lain dan juga mengetahui penampilan satu sama lain. Chi Huan terdiam, tidak mengambil kacamatanya, dan tidak mengeluarkan sepatah kata pun.
Seorang lelaki playboy kaya berjalan ke arah mereka, lengkap dengan dikawal bodyguard. Melihatnya, Chu Xi mengangkat alis dan wajahnya sedikit memucat. Lelaki itu berkata, "Apa ini teman si cantik Chu Xi? Dia cantik juga. Kacamata apa yang kamu pakai, hm? Ayo, ayo, kemarilah. Satu gadis seperti Chu Xi saja tidak cukup. Jika ada satu orang lagi, baru akan bagus."
Selepas berkata begitu, lelaki itu meletakkan tangannya di pundak Chi Huan. Ketika melihatnya, Chu Xi semakin menegang dan menghardik galak, "Hentikan!"
Lelaki itu tertawa. "Ada apa? Kamu ini berlagak seperti wanita yang masih suci saja. Kenapa, kamu tidak senang melihatku menyentuh wanita lain?"
Chi Huan yang sudah mengenakan kacamatanya kini tersenyum. "Jika kamu menyentuhku dengan tangan kotormu itu, lihat saja!" tantang Chi Huan.
Konfrontasi itu membuat lelaki itu mengalihkan perhatiannya pada Chi Huan. Chi Huan memang belum pernah melihat lelaki itu sebelumnya. Namun, ia bisa merasakan bahwa kesombongan lelaki itu merasuk sampai ke tulang-tulangnya. Lelaki itu langsung mengangkat dagu Chi Huan sambil tersenyum mencibir. Ketika Chi Huan hendak mengangkat tangannya, tiba-tiba muncul tangan lain yang menangkap tangan pria itu dan memukulnya hingga pria itu memekik kesakitan dan jatuh ke lantai.
Chi Huan melepas kacamatanya dan melihat pria yang berdiri di sebelahnya. Pria itu mengenakan pakaian hitam sederhana dan celana panjang hitam, perawakannya ramping dan tegak, namun terlihat acuh tak acuh. Ia tampak begitu dingin karena hanya diam tanpa ekspresi.
Kali ini, akhirnya Chi Huan bisa melihatnya dengan jelas. Mungkin karena ia telah lama bekerja untuk keluarga Chi, ditambah lagi dengan ekspresi yang dingin, hingga ia jadi terbiasa seperti ini. Chi Huan sebenarnya menyadari bahwa pria itu lumayan tampan. Tak heran jika akhir-akhir ini statusnya sebagai bodyguard menarik perhatian banyak gadis muda hingga mereka berlomba-lomba untuk mencoba merayunya. Bahkan, beberapa selebriti pun ikut mencoba mengejarnya.
Chi Huan melirik lelaki yang tergeletak di lantai sebelum menaikkan kacamatanya ke atas kepala. Kemudian, ia melepas mantel merahnya dan menyampirkannya di bahu Chu Xi. "Aku khawatir jika kamu nanti keluar dengan penampilan seperti ini. Pakai ini untuk menutupinya," kata Chi Huan.
Chu Xi menatap Chi Huan, lalu ganti menatap mantel merah yang ia pakai. Dengan lembut, Chu Xi berkata, "Terima kasih. Aku akan mengembalikannya setelah aku mencucinya."
"Tidak apa-apa. Ini hanyalah sepotong pakaian."
Chu Xi tersenyum simpul, membalas, "Tapi ini terlalu mahal."
Hidup dan dibesarkan di keluarga kaya, Chu Xi bisa memberikan penilaian seakurat ini hanya dengan melihat sekilas.
Chi Huan mengangkat kedua alisnya dan mengerutkan bibir merahnya. "Kalau kamu ingin mengembalikannya, kamu bisa memberikannya pada bos 1999 karena aku sering kemari."
Chu Xi menatap mata Chi Huan sebelum mengiyakannya. Setelah itu, ia menutupi tubuhnya dengan mantel itu dan pergi meninggalkan 1999.
Chi Huan melepas kacamatanya, menatap lelaki tadi dengan tersenyum. "Masih belum pergi? Masih ingin dipukul?"
Lelaki itu langsung mengenali Chi Huan yang kini telah melepas kacamata. Ia pun lantas berdiri menghadap Chi Huan. "Lebih baik kamu memastikan bahwa ayahmu yang jadi walikota itu mempertahankan jabatannya. Jika tidak, suatu saat nanti kamu akan menjadi seperti Chu Xi. Akan aku pastikan nasibmu lebih buruk darinya."
Chi Huan tertawa santai. "Seseorang dengan bangga menggertak dan menindas wanita. Apakah kamu tidak punya hiburan lain?"
"Baiklah, Chi Huan. Jangan kamu kira karena kamu putri dari seorang walikota lalu kami tidak berani padamu. Lihat saja nanti!"
Chi Huan kembali tertawa dan membalas dengan malas. "Kamu menolak kenyataan bahwa aku adalah anak walikota? Baiklah, begini saja. Kalian semua bisa bertarung dengan bodyguard-ku. Kalau kalian berhasil menang, aku akan menemani kalian malam ini. Tapi kalau kalian kalah, jangan sampai aku melihat kalian di 1999 lagi."
Mendengarnya, Mo Shiqian hanya bisa terdiam dan mengerutkan kening . Ia segera menyeret Chi Huan pergi hingga membuat Chi Huan meronta.
"Mo Shiqian, apa yang kamu lakukan?" protes Chi Huan dengan sedikit emosi. Menurutnya, Mo Shiqian sangat berani sehingga membuatnya berani memberontak.
Mo Shiqian berbalik untuk melihat mereka, "Kalian ingin bertarung denganku?"