Cengkraman di pergelangan tangan Chi Huan semakin mengerat, membuatnya hampir menjerit kesakitan. "Chi Huan, apa maksudmu?" tanya Mo Xigu pada Chi Huan dengan ketus.
Chi Huan memejamkan mata tanpa mengatakan apa-apapun. Akan tetapi, segaris senyuman tergambar di wajahnya. Kedua mata polosnya menatap tanpa menunjukkan rasa bersalah. "Aku hanya mengingatkan Nona Su. Jika suaminya melakukan kekerasan lagi, cepat panggil polisi. Atau jangan-jangan dia ingin suaminya melakukan hal seperti ini padanya terus-menerus?"
Mo Xigu mengerutkan keningnya dan memandang Chi Huan dengan pandangan yang sulit dimengerti.
"Apa yang dikatakan Nona Chi benar," tanggap Su Yabing, menyetujui dengan lirih, "Saya memang tidak berguna. Karena dia membayar biaya perawatan ayahku, aku tidak bisa melaporkannya ke polisi agar ia ditangkap."
Chi Huan menatapnya. "Lalu, apa rencana Anda? Anda akan membiarkannya terus seperti itu dan tidak terpikir untuk bercerai?"
"Saya..." Su Yabing mendongakkan kepalanya, sekilas melirik Mo Xigu dengan senyuman pahit, lalu berkata, "Saya berencana untuk kembali pulang dan masalah perceraian, saya akan mempertimbangkannya."
Seketika, Chi Huan merasa seakan ia menerima sebuah petunjuk. Mirip dengan Mo Xigu. Dia akan mempertimbangkan perceraian lalu kembali pulang? pikirnya.
Chi Huan tidak menunjukkan ekspresi apapun. Ia hanya tersenyum lalu berkata, "Jika Nona Su membutuhkan seorang pengacara, Anda bisa mencari saya. Saya kenal banyak orang di daerah Lancheng ini. Jadi, saya pasti bisa membantu Nona Su dengan maksimal."
Su Yabing tersenyum pada Chi Huan. "Baiklah. Terima kasih, Nona Chi."
Setelah percakapan itu, Chi Huan berlalu bersama Mo Xigu. Sementara, Su Yabing tetap terpaku di tempat sembari menatap mereka yang tampak serasi dari belakang. Kedua matanya, tanpa sadar, meneteskan air mata di wajahnya yang tampak sedih dan kesepian.
———
Mo Xigu membawa Chi Huan ke restoran Barat. Karena Chi Huan adalah bintang besar, ia sengaja membawa Chi Huan ke tempat yang tenang. Seusai Chi Huan memesan makanan, ia mengembalikan buku menu pada pelayan. Ia menopang dagu, memegang kedua pipinya, dan memandangi pria yang berada di hadapannya tanpa berkedip.
Mo Xigu memesan makanan lebih lambat dari Chi Huan. Beres memesan makanan, Chi Huan mendapati Mo Xigu yang kini balas menatap dirinya sambil tersenyum. "Kenapa kamu menatapku begitu? Apa ada masalah?" tanya Mo Xigu.
Saat ini, usia Chi Huan belum genap 20 tahun. Di masa inilah kulitnya penuh dengan kolagen hingga wajahnya putih berseri dan bibirnya merah merona, dilengkapi deretan gigi yang putih. "Aku menyukaimu. Makanya, aku suka memandangimu," jawab Chi Huan. Senyumnya murni, tanpa dibuat-buat.
Mo Xigu memilih Chi Huan di perjodohan dua keluarga ini. Selain karena semua keluarganya menerima Chi Huan dengan penuh cinta, ia juga merasa nyaman saat bersama Chi Huan. Akan tetapi, saat teringat wajah wanita lain yang masih muda namun nampak layu, tiba-tiba terbesit kesedihan dalam hati Mo Xigu. Sesekali, wanita itu tersenyum seperti Chi Huan juga. Sayang, Su Yabing yang dulunya lembut dan ceria tampaknya sekarang telah menghilang.
Chi Huan merasa sedang diperhatikan oleh Mo Xigu. Selama seorang wanita bisa menjadi dirinya sendiri, sebenarnya mereka menjadi sangatlah menarik. Chi Huan merasa bahwa Mo Xigu sedang memperhatikannya di sini dan di saat ini juga. Namun, sepertinya pikiran pria itu sedang berada di tempat lain. Chi Huan pun mengangkat segelas anggur dan menyesapnya sambil memejamkan mata. Tak lama kemudian, setiap sudut bibir dan giginya telah basah dan tercium aroma anggur. Saat ia menurunkan gelas, senyum kembali muncul di wajahnya.
"Xigu, teman-temanku ingin bertemu denganmu. Apa malam ini kamu punya waktu luang? Apa kamu mau menemaniku di acara pertemuan dengan mereka?"
Mo Xigu turut menuangkan anggur dan meminumnya hingga dua kali. Setelah beberapa saat, ia menggeleng, "Lain kali saja. Aku ada janji hari ini."
Raut wajah penuh harap Chi Huan kini pupus seketika. Mo Xigu menatap wajah mungilnya. Alis Chi Huan bertaut, namun ia tak mengatakan sepatah katapun. Seusai makan, Mo Xigu pergi untuk mengambil mobil sedangkan Chi Huan menunggu di pintu. Tak lama kemudian, ponsel yang dibawanya berdering.
"Chi Huan, semua orang 1999 sudah hadir. Cepatlah kemari!" kata teman Chi Huan dari seberang telepon. 1999 merupakan nama bar keanggotaan di Lancheng yang juga merupakan sarang para peri. Pada dasarnya, semua kegiatan dan acara pertemuan diadakan di sana.
"Apa ada sesuatu yang menyenangkan di sana?" tanya Chi Huan malas.
"Mainlah ke sini. Kamu sudah lama tidak keluar. Ada apa? Apa kamu sudah siap memulai kehidupan sebagai seorang istri yang baik?"
Chi Huan memainkan rambutnya sendiri sambil tersenyum bangga. "Tidak mudah menjadi istri seorang pria tampan seperti itu. Bagaimana bisa ada waktu luang tersisa untuk bertemu kalian?"
"Wah... Akankah kamu bisa melewatinya?"
"Bisa. Kalian tidak perlu terlalu mengkhawatirkanku. Aku akan bisa melewati semua kesulitan ini. Tunggu saja."
Sebelum menutup panggilan, mereka sempat tertawa. Setelahnya, Chi Huan mengembalikan telepon ke tas jinjingnya lalu menengadah saat mobil Mo Xigu tiba. Ia mulai mengangkat kaki dan berjalan cepat. Bukannya langsung masuk ke kursi penumpang di samping kemudi, ia mengetuk jendela kursi pengemudi. Jendela berkaca hitam mobil itu pun turun, memperlihatkan wajah tampan dan lembut pria yang sedari tadi disebut-sebut.
"Temanku baru saja mengundangku untuk berkumpul. Aku akan ke sana naik taksi."
"Di mana acaranya?"
"Di 1999."
"Masuklah ke mobil. Aku akan mengantarmu."
Chi Huan tersenyum manis dan tidak menolak. "Baiklah..."
Chi Huan langsung berjalan ke depan mengitari mobil dan masuk untuk mengambil duduk di kursi penumpang. Setelah melaju hingga sampai di persimpangan jalan, mobil itu berhenti di lampu merah. Saat itu pula, ponsel Mo Xigu berdering. Ia pun mengangkat panggilan tersebut.
"Ada masalah apa?"
"Tuan Mo. Pria yang mengaku sebagai suami Nona Su sekarang membuat keributan di rumah sakit. Dia mau membawa Nona Su pergi."
Mo Xigu mengerutkan kening dan suaranya menjadi dingin. "Suruh penjaga untuk mengusirnya dan jangan biarkan dia mendekat ke situ."
"Ta-tapi, jika kita mengusirnya, dia akan menyampaikan masalah ini pada media untuk dijadikan berita. Dia akan mengatakan... Hmm... Mengatakan..."
"Mengatakan apa?" tanya Mo Xigu tak sabaran.
"Dia akan mengatakan bahwa tunangan Nona Chi menjalin hubungan dengan istrinya."
Spontan, Mo Xigu memandang Chi Huan yang saat itu duduk di sebelahnya. Chi Huan adalah bintang besar yang saat ini sedang naik daun. Setiap gosip kecil yang berkaitan dengannya pasti akan memancing paparazi. Jika hubungan tunangannya dengan wanita lain terungkap, berita itu bisa menenggelamkan reputasinya. Para penggemarnya bisa menghilang dalam sekejap, semudah menelan air ludah sendiri.
"Tahan dia. Aku akan segera datang."
Mendengar kalimat Mo Xigu, Chi Huan langsung paham bahwa panggilan itu terkait dengan Su Yabing.
Selepas panggilan tadi, Mo Xigu meletakkan ponselnya kembali di tempat yang agak jauh. Beberapa saat kemudian, ia memberi tahu, "Maaf. Aku ada urusan mendesak. Kali ini, pergilah ke sana sendiri dengan taksi."
Chi Huan menatapnya. "Mungkinkah nanti kamu seperti ini? Jika dia ada masalah, kamu membuangku seperti ini? Seperti yang kamu lakukan kemarin malam?"
"Bukannya saat di rumah sakit aku sudah bilang? Aku akan menyelesaikan urusanku dengannya sebelum pernikahan kita," terang Mo Xigu. Meski masih bernada tenang, gaya bicaranya sedikit berubah. Ia melanjutkan dengan ringan, "Tapi kamu juga jangan melupakan sesuatu, Chi Huan. Aku mengatakan apa ketika berjanji menikahimu?"
Setelah turun dari mobil Mo Xigu dan berdiri di tepi pinggir jalan, Chi Huan menatap kosong ke jalanan yang banyak dilewati mobil berlalu-lalang. Jari-jari Chi Huan makin lama makin kuat mencengkeram tas jinjingnya.