Chereads / The Invictus Rex / Chapter 4 - Chapter 3 : Leviathan

Chapter 4 - Chapter 3 : Leviathan

Keesokan Hari...

Cahaya Matahari pagi menusuk mataku.

Dengan Enggan aku terbangun,menyadari bahwa ini bukan diduniaku sebelumnya aku tidak boleh bermalas - malasan.

Karena Rencana ku Hari ini akan pergi ke luar istana dan menuju Dunia luar.

Yah.. Walau aku sudah 2x keluar sih.

Tapi, sepertinya tempat aku berteleportasi kemarin hanya sebuah hutan tempat para monster.

Eh... Jika aku berpikir lagi, dimana kamar mandinya?

Benar juga, aku tidak merasa lapar dan haus. Tidak merasa ingin buang air juga.

Mengapa demikian? Apa karena tubuh ini?

Karena sepertinya tidak ada kamar mandi disini.

Aku menggunakan sihir air untuk membasuh wajahku.

Setelah itu aku bercermin, merapihkan rambutku dan bergegas menuju lemari pakaian.

Hari ini aku memakai pakaian jenis yang sama dengan yang kemarin. Yang membedakan hanya warna Deep Blue.

Setelah itu aku bercermin kembali.

Umu... Sangat Tampan, berbeda denganku yang dulu.

Tapi penampilan ini bukankah cocok untuk Remaja Yang baru sekolah SMA?

Terserah lah. Yang terpenting wajahnya tampan.

Fiuh.....

Dengan Langkah Ringan aku menuju keluar kamar.

Apa yang menungguku disana adalah...

Erllina, mengapa kau ada disini sepagi ini?!

"He... Apa yang kau lakukan disini Erllina?"

"A-anu saya hanya merasa harus menunggu anda disini yang mulia."

"Jadi begitu... Baiklah, sebelum berangkat aku akan memberikan tugas dahulu kepadamu. Panggil semua Heavenly General dan suruh mereka berkumpul ditaman yang kemarin."

"Baik!.."

Setelah berlutut Erllina kemudian pergi dengan langkah tergesa - gesa.

Sebenarnya dia bisa melakukan sihir teleport, namun ada aturan yang melarang siapapun selain aku pergi dengan bebas dengan teleport di Istana ini.

Setelah ini, ada yang harus kuputuskan...

Aku berteleportasi terlebih dahulu ke taman istana.

*

*

*

*

POV Erllina.

Apa yang harus aku lakukan?

Hatiku sangat senang malam ini, bahkan waktu terasa lama.

Aku menunggu akan datangnya esok, Hari dimana aku bisa berdua bersama sosok orang yang aku kagumi.

Dialah Sang Invictus Rex, Yang Mulia Renka.

Namun, aku belum pernah sekalipun menyebutnya dengan nama sekalipun.

Itu sudah melewati batas dan bisa disebut sangat lancang.

Dia sosok yang bijaksana, penuh wibawa, sangat Cerdas dan tentu sosok yang sempurna dimataku.

Namun, ada yang berbeda dari Yang Mulia.

Biasanya, Yang Mulia tidak suka mengingat nama seseorang bahkan untuk kami yang diciptakan secara khusus olehnya. Sosok nya juga lebih sempurna dari biasanya. Apa karena istirahat panjangnya yang membuat Yang Mulia berubah? Aku tidak tahu.

Yang Mulia juga mengingat Namaku siang ini.

Jujur saja, ini adalah hari paling mengg yuembirakan dalam hidupku.

Sekarang Hari sudah pagi walaupun langit masihlah gelap.

Aku sudah diam menunggu di depan kamar Yang Mulia. Alasan mengapa aku tidak membangunkannya.

Tentu saja itu hal yang tidak boleh dilakukan, jika itu bukan keadaan yang sangat genting atau jika Yang Mulia sendiri yang menyuruh.

Contohnya, Yang mulia sudah tertidur dalam waktu yang lama. Sebelum itu Yang Mulia berpesan bahwa jika ada keadaan darurat maka kami disuruh membangunkannya.

Pada saat istana ini dipindahkan, kami tidak tahu apa yang terjadi dan memutuskan bahwa ini adalah keadaan darurat.

Sebagai tangan kanan nya, Tuan Karlan yang terkuat dan sekaligus pemimpin Heavenly General Diberi tugas untuk membangunkan Yang Mulia.

Walau Tuan Karlan adalah tangan kanannya, aku tidak mengerti mengapa Yang Mulia memilih diriku?

Jika itu Yang Mulia pasti ada sebuah Rencana dibalik semua ini.

Terlarut dalam Pikiran aku akhirnya tersadar oleh suara pintu yang terbuka.

Dari sana muncul sosok yang aku tunggu.

Yang Mulia Renka, Hari ini dia lebih mengagumkan daripada biasanya.

Aura yang dikeluarkannya pun lebih luar biasa.

Sampai aku tak berani menatapnya.

Aku segera berlutut. Untuk menunjukan kesopanan dan kehormatan.

"He.. Apa yang kau lakukan disini Erllina?"

Aku tersentak akan pertanyaan tiba - tiba Yang Mulia.

Akan sangat tidak sopan jika aku membuatnya menunggu jawaban ku.

"A-anu Saya hanya merasa harus menunggu anda disini Yang Mulia."

Ahh!. Betapa memalukannya aku menjawab dengan suara kaku.

Jika Diizinkan aku ingin bunuh diri saja sekarang!.

"Jadi begitu... Baiklah, sebelum berangkat aku akan memberikan tugas dahulu kepadamu. Panggil semua Heavenly General dan suruh mereka berkumpul ditaman yang kemarin."

Sepertinya Yang Mulia tidak terganggu atas jawabanku? Ekspresi wajah yang mulia mustahil untuk dibaca, jadi aku tidak tahu apa perasaannya yang sesungguhnya.

"Baik!.."

Menerima Tugas itu aku bergegas Menuju para Heavenly General yang lain nya.

END POV

*

*

*

*

*

Sekarang aku sudah memutuskannya.

Aku akan menjadi penguasa sejati tempat ini, aku akan mencari kekuasaan di dunia ini.

Memang terlihat penuh ambisi, namun ini hanya sebuah keinginan yang tidak bisa aku lakukan dalam dunia game.

Jika Tubuh ini sangat kuat, maka kemungkinan aku bisa menjadi Top Player di dunia ini.

Yah meski hanya aku satu - satu nya player.

Baiklah, Demi memulai Rencanaku untuk menjadi Top Player aku akan bertindak layaknya seorang penguasa terlebih dahulu.

Untuk sikap yang benar aku tidak tahu seperti apa.

Aku hanya akan mengandalkan imajinasi ku.

Tch... Aku lupa untuk memberi waktu untuk mereka segera kesini.

Berdiri diam ditaman seperti ini seorang diri sangat menyedihkan tahu?.

Karena bosan aku akhirnya membuat sebuah singgasana Buatan yang lumayan bagus dari sihir es.

Berkat percobaan itu, aku dapat mengetahui bahwa menghasilkan sihir dengan bayangan yang ada dalam pikiranku itu bisa dilakukan.

Asalkan Energi Magic ku mencukupinya. Untuk Energi Magic, nampaknya aku mempunyai kapasitas yang sangat besar.

Seperti yang diharapkan dari Tubuh Undefeated Boss.

Setelah menunggu selama hampir 30 Menit, akhirnya ada seseorang yang datang.

Sepertinya yang pertama kesini adalah Karlan ya..

Yah itu lebih baik daripada tak seorangpun.

"Saya menghadap, Yang Mulia."

"Itu bagus sekali untukmu pertama kali datang, Karlan."

"Ya, Saya rasa Panggilan anda harus diprioritaskan dari masalah apapun."

"Hm... Kesetiaanmu patut dipuji."

"Saya berterima kasih atas pujian anda."

"Oh ya... Apa kau sudah mengetahui niat aku mengumpulkan kalian semua disini?."

"Tentu saja Yang Mulia."

Hm.. Dia mengetahui nya? Namun dia tak menentangnya? Mengapa ya?

Apakah karena dia rasa tidak akan ada masalah?

"Apakah kau tidak menentangnya?."

"Akan Sangat lancang bagi saya menentang keputusan yang anda buat. Itu sama saja bahwa saya meragukan pemikiran Yang Mulia. Tapi jika diperkenankan saya ingin mengetahui apa maksud dari tindakan anda dan Apa yang anda Rencanakan Yang Mulia."

Jadi begitu, kesetiaannya yang membuat dia tak menentang ya.

Bagaimanapun jika itu hanya Rencana, aku bahkan hanya memikirkannya sedikit.

Dan aku hanya ingin melakukan apa yang tak bisa kulakukan dalam game yaitu...

"Menaklukan dunia..."

Dan menjadi Top Player.

"Itu!!....."

"Ada apa Karlan?."

"Saya Mengerti, saya akan mengikuti rencana anda Yang Mulia!."

T-tunggu Rencana yang mana? Bahkan aku belum mengatakannya langsung kepadamu oi.

Apakah dia bisa membaca pikiranku? Itu tidak mungkin.

Sekarang aku hanya bisa menerima tekadnya.

Mungkin apa yang dimaksud Karlan Akan kuketahui dimasa depan.

Jika aku menanyakan Rencana yang aku buat sendiri, itu akan konyol bukan?!

"Lakukan Sesukamu..."

"Ara... Ada apa dengan suasana serius ini, Tuan Karlan?."

Yang Kedua si Rubah ya.

Dia melakukan hal yang sama dengan karlan dan berlutut didepan ku.

Kemudian Satu Persatu dari mereka datang

Sebelum akhirnya keseluruhan sudah ada disini.

Aku memutuskan untuk memulai pembicaraan.

"Angkat Kepala kalian."

Mereka mengangkat kepala mereka dan melihat kearahku.

Nah mari kita mulai apa yang akan aku bicarakan.

"Diam dan dengarkan... Jangan ada yang menyela."

Mereka semua mengangguk setuju.

"Aku sudah memutuskan akan mencari informasi ke dunia luar. Meskipun seharusnya itu bisa dilakukan oleh kalian sendiri. Tapi ada yang harus kulakukan didunia ini. Aku menunjuk Erllina sebagai pengawalku."

"Dan, Untuk mencari informasi tentang dunia ini. Aku akan mengirimkan beberapa dari kalian ke tempat yang berbeda dari yang akan aku datangi."

"Aku akan menuju arah barat dari istana ini bersama dengan Erllina. Untuk arah Utara aku serahkan pengumpulan informasi kepada Gracy Derdeni. Sebelah Timur Untuk Line Jackals. Sebelah selatan Untuk Kenza Ervu."

"Dan sisanya aku menugaskan kalian untuk menjaga istana ini dengan taruhan nyawa kalian sendiri!. Selain itu Karlan Akan menjadi pusat informasi dari Utara, selatan dan timur. Dan menyalurkannya kepadaku. Apakah kalian mengerti!?."

"Baik!.. Kami akan mengerahkan segenap kemampuan kami untuk melayani anda Yang Mulia!!!."

Jawaban yang sangat bagus..

Jika aku yang dulu mungkin akan menganggapnya berlebihan.

Tapi sekarang aku sudah terbiasa dan memutuskan untuk lebih terbiasa lagi.

Sebagai awal untuk aku menjadi penguasa dunia!.

"Pembicaraan ini berakhir. Aku menantikan pencapaian bagus dari kalian."

"Erllina!."

"Ya, Yang Mulia."

"Pandu aku menuju gerbang keluar istana ini."

"Dengan Senang Hati."

Setelah membungkuk Erllina kemudian berjalan dengan aku mengikuti dibelakangnya.

Melewati Taman, dan menuju ke gerbang untuk keluar dari Istana ini.

Sudah lama aku tidak melihat pemandangan suatu hal yang baru dan megah.

Gerbang ini memiliki Tinggi 50 Meter dengan Bentuk yang unik dan mengagumkan.

Aku heran, bagaiman cara kita akan membuka gerbang yang begitu besar ini?

Seolah mencoba menghancurkan keherananku, Gerbang itu terbuka dengan sendirinya.

Kemudian Sebuah Padang Rumput terlihat, sejauh mata memandang.

"Biarkan saya menjelaskan Yang Mulia, Sepertinya Istana anda dipindahkan ke sebuah pulau terpencil di samudera lautan yang luas. Beberapa pengumpul informasi mengatakan bahwa tempat ini hanyalah sebuah pulau kosong tak berpenghuni. Dan dikelilingi lautan sejauh mata memandang. Setelah anda melewati padang rumput ini akan ada hutan. Setelah itu kemudian lautan."

"Um..."

Tanpa mengatakan apa - apa lagi, kami memutuskan untuk berlari melewati padang.

Benar apa kata Erllina setelah melewati padang yang cukup luas.

Ada sebuah hutan, kemudian tak jauh munculah pemandangan lautan.

Tapi bagaimana aku melewati samudera? Dengan berenang? Jangan Konyol!

Bahkan jika stamina tubuh ini tak terbatas akan memakan banyak waktu dan aku pasti sudah gila karena menyeberang samudera dengan berenang.

Melihat aku yang tiba - tiba berhenti di pantai dan merenung.

Erllina hanya terdiam dan menatapku dengan ekspresi bermasalah.

Seperti nya Renunganku mengganggunya.

"M-Maafkan Saya Yang Mulia, Saya begitu bodoh untuk membiarkan anda tidak mengendarai sesuatu untuk menyeberangi samudera ini."

Tebakan yang sangat Tepat!!

Bagaimana dia bisa tahu aku sedang memkikirkan hal itu.?!

Tch.. Untuk menjaga Kehormatanku aku harus bisa beralasan.

"Tidak, Bukan hal itu yang aku pikirkan. Aku hanya menyiapkan beberapa Rencana saja."

Rencana apa yang aku katakan ini adalah.....

Tidak tahu, aku hanya mengarang saja!.

"Jadi Begitu.... Seperti yang diharapkan dari Anda, saya bahkan tidak bisa menebak pemikiran anda!."

Tidak... Kau baru saja menebaknya dengan teramat sangat Tepat kau tahu?

Nah jika berpikir lagi, kecepatan aku bergerak bisa melebihi kecepatan suara.

Ada desas desus dari duniaku bahwa jika kau berlari sangat cepat diatas air maka kau bisa menyeberangi air tanpa jembatan.

Jadi mari kita coba hal itu,... sebelum itu.

"Erllina, Pastikan kau terus mengikuti aku. Jangan bertanya dan terus ikuti. Arah barat sebelah sini bukan?."

"Baik!."

Bagus sekali...

Dengan Hitungan Satu, Dua, Tiga.

Aku melesat Kearah barat Laut dengan berlari sekencang mungkin.

Dalam hatiku aku berteriak bersorak akan Rencanaku yang berhasil.

Aku akhirnya bisa berjalan diatas air, walaupun kecepatannya sangat abnormal aku mampu menahannya berkat tubuh ini.

Aku mencoba melirik ke belakang dan melihat Erllina mengikuti aku jauh dibelakang dengan terbang.

T-Tunggu? Aku sangat bodoh! Bukankah sihir terbang memang ada?!

Cih... Mau bagaimana lagi, sekarang sudah terlambat.

Aku hanya akan terus berlari seperti ini sampai bisa melihat sebuah daratan.

Syuuu..... Shuuuuu....

Suara angin melewati telingaku, dengan kecepatan ini

Tentu saja tubuhku seharusnya sudah hancur dan angin ini akan merobek dagingku.

Tapi Tubuh ini sangatlah kuat, bahkan aku tidak merasakan apapun hanya sedikit terasa seperti angin sepoi - sepoi yang biasa kurasakan.

Tidak jarang ada beberapa monster yang berada dijalur lintasan lari ku.

Tetapi aku hanya melewati nya saja, terkadang aku mendengar sebuah daging yang terkoyak dari arah lintasanku.

Aku hanya menghiraukannya dan memutuskan untuk tak peduli.

Tak lama, aku merasakan keberadaan yang sama dengan Naga waktu itu.

Itu mengikutiku dari belakang, sepertinya Erllina juga menyadarinya.

Tetapi dia seperti menghiraukan keberadaan itu dan memutuskan untuk terus mengikutiku walau raut wajahnya terlihat waspada.

Kemudian aku memutuskan berhenti dan mengaktifkan sihir terbang.

Hasilnya aku melayang 1 Km diatas air laut.

Erllina pun mengikuti ku dan Berhenti, kemudian dia bergegas kesampingku.

"Yang Mulia, sepertinya beberapa Km dari tempat ini ada sebuah keberadaan yang mengikuti anda. Apakah saya harus menghadapinya?."

Yah... Aku juga sudah mengetahuinya, tapi aku ingin tau makhluk apa itu.

"Tidak perlu, biarkan dia menampakan dirinya terlebih dahulu."

Sebuah Bayangan hitam besar terlihat dari permukaan air laut.

Bayangan hitam itu menyerupai sebuah naga namun dengan kaki penyu.

Jika itu dibumi mungkin sejenis makhluk purba yang sudah punah.

Tapi catatan dibumi bahkan tidak sampai sebesar ini.

Panjang bayangan ini jika diperkirakan sekitar 100m kurang lebih.

Itu masih memiliki jarak beberapa kilometer dari tempatku berada.

Tapi.... Sebuah Riak muncul didepan bayangan tersebut.

Kemudian, Sebuah Semburan yang sangat mirip dengan Dragon Breath Meluncur kearahku.

Selama ini aku selalu menghindar jadi bagaimana jika sekarang kita menahannya? Itu patut dicoba.

"[Absolutly Protection Shield]."

Sebenarnya aku hanya mengarang nama Skill itu.

Aku hanya membayangkan sebuah perisai transparan berbentuk hexagram muncul didepanku.

Dan itu benar - benar muncul memenuhi tempat aku dan Erllina berada.

Kemudian Serangan itu membentur perisai yang aku buat hasilnya adalah kemenangan penuh perisaiku.

Setelah beberapa saat serangan itu menghilang, hanya menyisakan jejak udara yang terasa dingin.

Dari tempat serangan itu berasal muncul sosok monster yang persis seperti yang aku bayangkan.

Hanya saja ini sedikit lebih menyeramkan dengan tubuhnya yang berwarna perak.

Jika perkiraanku benar, harusnya monster ini berada pada tingkat [High] setidaknya.

"[Kau Hebat, Manusia. Siapa kau sebenarnya?]."

Sudah aku duga dia dapat berbicara, Jadi pastinya benar bahwa dia berada pada tingkat [High] setidaknya.

"Aku? Kau tak perlu mengetahui siapa aku. Yang jelas apa yang kau inginkan dengan tiba - tiba menyerangku seperti itu? Apakah kau ingin kujadikan sebagai kendaraan hah?."

Dengan nada sombong dan mengancam aku mengatakan beberapa kata provokatif.

"[Untuk seukuran Manusia, Kau sangat sombong! Ketahuilah tempat mu makhluk rendahan!, Jangan bilang kau menjadi sombong karena hanya menerima sedikit Nafas leluconku ha? akan kuajarkan kepadamu apa itu kekuatan sejati?.]"

Dia Terprovokasi!! Tapi, Sebuah nafas lelucon? Apa kau bercanda? Jika dia serius seberapa besar kekuatan nya itu???

Aku penasaran, tapi untuk saat ini apa perasaan mencekam dari belakangku ini?

"K-Ka-Kau!!!... Berani nya!. Kau! Yang hanya seekor Monster Rendahan Menghina Yang Mulia!. Bahkan untuk seekor monster! Kau! Sudah melampaui batas! Aku akan memotongmu, memasakmu hidup - hidup! Sialan!!.."

G-Gehh... Erllina!?? Ada apa dengan perubahan mendadak kepribadian ini?.

Bagaimana aku menenangkannya!.

"C-Cukup! Erllina, jangan terbawa emosi. Kendalikan pikiranmu."

"B-Baikk.. Yang Mulia, Tapi... Tetap saja dia telah menghina anda!."

"Itu tidak apa - apa, sejauh ini semua berjalan sesuai apa yang aku rencanakan. Jadi diamlah dan tonton apa yang akan aku lakukan selanjutnya. Tanamkan dalam ingatan mu kekuatanku yang hebat ini."

argh... Ini memalukan untuk menyombongkan diriku sendiri.

Tapi tak ada cara lain agar Erllina dapat tenang, sekarang dia hanya mengangguk dengan mata berbinar.

Sepertinya aku tak dapat mengecewakan harapannya. Hah... Ini merepotkan, sebelum ini aku hanya baru bertarung 2x tahu.

"[Tch... Jadi kau hanyalah lelaki rendahan yang dilindungi oleh seorang pengawal wanita yang kuat huh? Dimana harga dirimu?]."

"Hei... Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu."

"[Apa itu? Sebuah pengakuan menyerah? Mungkin jika kau mempermalukan dirimu sendiri aku akan mengampuni mu.]"

"Terserah saja apa yang kau katakan.... Aku hanya ingin berkata. Pertama, Suasana hatiku sedang buruk.

Kedua, Aku tidak menyukaimu. Ketiga, Untuk beberapa waktu ke depan kau akan hilang."

"[Apa itu? Ratapan Seorang manusia sebelum kematian? Hahahah.]"

"Bagaimana jika kita mulai saja? Dan juga sebutkan makhluk apa dirimu."

"[Grr.... Bicara mu masih sangat sombong seperti biasa huh... Baiklah sebagai hadiah karena keberanian mu. Aku akan mengenalkan diriku.

Aku adalah Krexza Sang Leviathan penghuni wilayah lautan ini!. Dan juga aku ini Termasuk [Ancient] Lho.]"

Ancient Huh? Tak masalah.

Aku tidak memiliki perasaan akan kalah darinya.

Lagipula suasana hatiku memang sedang buruk, aku harus menyiapkan pertunjukan yang hebat untuk Erllina.

"[Inventory]"

Aku mengambil pedang putih yang berada di Inventory.

Sebuah pedang berwarna putih murni mengkilap, tidak ada satupun noda disana.

Karena aku akan menunjukan sebuah pertunjukan sepertinya dengan pedang lebih dari cukup.

Tanpa menunggu lama Aku melesat kearah Leviathan itu.

Mengetahui aku yang mencoba menghampirinya dia menembakan beberapa nafas nya sekaligus ke segala arah.

Daya Hancur nya lebih kuat dari yang pertama, namun aku dengan mudah menghindarinya.

Setelah jarak kami cukup dekat, aku akan menggunakan teknik imajinasi yang selalu ingin kulakukan.

Akan kunamai teknik ini...

"[Sword Dance : Triple Meteoric Slash]."

Meneriakan teknik yang baru saja kuciptakan

Aku Melesat kearahnya, Menciptakan Tiga kloning diriku.

Meninggalkan jejak putih diudara layaknya meteor yang melesat ke tiga arah yang berbeda.

Aku menyayat setiap tubuhnya secara berulang, tentu saja klonku juga melakukannya.

Beberapa Ratus jejak cahaya terlihat dalam beberapa detik.

Leviathan tampaknya tak mampu bereaksi dan hanya menyerang dengan sembarang.

Sangat terlihat bahwa dia panik dan putus asa.

Tetapi jangan harap aku akan mengakhiri hidupmu dengan mudah.

Aku membuat setiap sayatan itu tidak terlalu dalam dan hanya akan menyiksa nya.

Ditambah aku telah menambahkan Efek Skill penambah Rasa sakit yang sangat menyiksa disetiap sayatan

"[Grahh... Sakit!! tolong!! Ampuni!! Gahh...!! Aku!! Mohon!.]"

"Heh... Lucu sekali mendengar dirimu menyerah secepat ini. Ada apa dengan perubahan suasana yang sangat mendadak ini? Bukankah tadi kau mengatakan akan menunjukan kekuatan sejati?."

Membiarkan Klonku terus menyayat tubuhnya.

Aku kemudian menatap leviathan yang berteriak meminta ampunan dengan tatapan menghina.

Kurasa hanya segini belum cukup.

"[Magic : arrow]"

Kali ini aku melancarkan serangan Magic arrow dengan Element kegelapan.

Menambahkan status Kutukan dalam setiap panah nya.

Itu membuat Leviathan semakin tersiksa dan semakin putus asa meminta ampunan akan hidupnya.

"[To-Tolong! Ampuni saya, Tuan...! Tidak Yang Mulia Rajaku! Aku graahh... Me-Mohon... Ampunan!! Aarghhgg!!!!]."

Seolah aku akan mengampuni nyawamu.

Tapi sejak kapan aku mempunyai sifat sadist begini?

Terserah saja.

Aku akan mengakhiri ini.

"[Sword Dance : Execute]"

Dengan Kilatan Cahaya aku melesat.

Menebas, dan terus menebas tidak seperti tadi.

Kali ini aku serius untuk membunuhnya.

100 tebasan dalam arah yang berbeda tercipta.

Meninggalkan jejak putih bersinar.

Tak lama, Tubuh leviathan itu Hancur menjadi 100 bagian yang terpisah.

Membuat Lautan menjadi merah darah.

"Fyuh... Bau Darah yang memuakkan."

Itu benar bau darahnya sangat busuk, bahkan aku tak kuat menahannya.

Dan memutuskan menggunakan skill shield untuk mengisolasi udara disekitar ku.

Aku kemudian melirik ke arah Erllina berada.

Dan Apa yang kulihat adalah matanya yang berbinar dan tangannya yang sedang menggenggam satu sama lain seolah berdoa.

Sepertinya aku berhasil memenuhi harapan nya.

Untung saja dia tak kecewa, Dan memandangku sebagai penguasa yang tak layak.

Dengan Ekspresi terkagum itu, aku yakin dia puas.

Aku kemudian terbang menghampirinya.

"Jadi, apakah kau sudah puas sekarang?."

"Tentu saja Yang Mulia, Saya sangat bersyukur bisa melihat pertarungan anda yang indah dan berseni!."

"Ya.. Baguslah jika begitu, Mari kita lanjutkan perjalanan kita."

"Baik!."

Sekarang aku melanjutkan perjalanan untuk mencari informasi dari dunia ini.

Dari sini aku menyadari bahwa, Skill yang kumiliki mampu membuat skill yang aku bayangkan menjadi nyata.

Dengan Kompensasi Energi magic yang sangat besar.

Untungnya aku memiliki jumlah yang hampir tak terbatas.

Berbeda dengan aku yang awalnya berlari sekarang aku memutuskan untuk terbang dengan santai....