Chereads / The Invictus Rex / Chapter 10 - Chapter 9

Chapter 10 - Chapter 9

Haahhhh....

Sudah beberapa waktu semenjak Tuan Renka menyuruhku untuk mengikuti acara yang diadakan oleh Count Arge.

Tuan memerintahkan aku untuk sedikit lebih terbuka dan berbicara dengan orang lain.

Tapi, para wanita dan pria yang berada di pesta ini terus menghampiriku!.

Hampir saja aku kehabisan kesabaran dan berniat membakar mereka semua sebelum akhirnya Tuan Renka menghubungiku bahwa dia akan segera kesini.

Pesta ini diadakan di sebual aula milik count arge. Ruangan nya sendiri cukup luas dan cukup bagus, tapi jika dibandingkan istana milik Tuan Renka semua ini terlihat biasa.

Pintu Aula pesta terbuka, semua pandangan mengarah ke sana. Tentu aku juga melakukan hal itu, tak kusangka orang yang berjalan memasuki Ruangan ini adalah Tuan Renka!.

Kali ini dia mengenakan pakaian yang begitu cocok untuknya. Menambah keindahan sosoknya yang indah dan menawan. Yang membuatku terkejut adalah dia tak mengenakan topeng penyamarannya.

Wajahnya juga terlihat beda dari Tuan Renka yang asli, tapi Aura ini tak salah lagi adalah dia.

Tuan Renka melihat kesana kesini sebelum akhirnya dia menatapku. Dia hanya tersenyum dan bergerak ke arahku. Pandangan semua orang pada Tuan Renka seperti heran sekaligus mencela.

"Ah... Nona Erlin ternyata anda disini."

"Ah... Ya.."

"Apakah semuanya berjalan dengan lancar?."

Aku hanya mengangguk pelan, tidak tau apa yang harus aku katakan.

"Baiklah. Semuanya silahkan nikmati pesta ini!."

Count Arge mengatakan hal itu, sepertinya dia mengetahui bahwa yang memasuki Ruangan secara tiba - tiba adalah Tuan Renka.

Pesta ini pun berlanjut selama beberapa jam...

*

*

*

*

*

'Fyuhh.... Sulit sekali untuk ku berakting seperti ini.'

Sesudah pesta tadi, saat ini aku berada di penginapan kota Zenora. Count arge juga menawarkan untuk aku dan Erllina tinggal di kediamannya. Tapi aku menolak semua itu.

'Oh, aku mengingat suatu hal.'

"Erllina."

"Ya, Yang Mulia?."

"Mau ikut menuju istana kembali? atau tidak?."

"Biarkan saya mengikuti anda."

Mendengar itu, aku berteleportasi dengan Erllina menuju istana ku kembali.

Tidak ada yang menyambutku disana, mengingat aku berteleportasi menuju Ruang Tahta. Karlan juga tidak terlihat disini, dimana dia berada?

"Ah... Erllina, jika ada hal yang ingin kau lakukan, pergilah."

"Ya, ada beberapa hal yang harus saya lakukan."

Um.

Aku mengangguk, sosok Erllina pun menghilang dari hadapanku.

Kemudian aku memanggil Karlan ke Ruang tahta, tak butuh lama baginya untuk sampai kesini.

Berbeda dengan aku yang memanggilnya dari dunia luar, dia dapat berteleportasi langsung. Sedangkan di istana ini ada batasan untuk menggunakan Teleportasi.

"Yang Mulia memanggil saya?."

"Ya, aku ingin melihat Vampire yang aku serahkan padamu tadi."

"Baiklah, Mari ikuti saya yang mulia."

Sejenak aku melihat Ekspresi Ragu di wajah Karlan apakah ada suatu hal yang terjadi?

Kami berjalan melewati Koridor yang panjang seakan tak ada habisnya.

Sampai pada suatu ujung Karlan membuka sebuah pintu Ruangan. Aku dan Karlan memasuki Ruangan itu. Di dalamnya terlihat seperti perpustakaan, kemudian bergerak ke sudut Ruangan.

Disana ada susunan buku yang terlihat mencurigakan, Karlan pun memegang dan mendorong salah satu buku. Sebuah pintu rahasia klasik, tapi mungkin tak sesederhana itu aku melihat sihir ditangan Karlan tadi.

Lemari yang berisi buku itu bergerak ke arah belakang membentuk sebuah pintu kecil yang muat untuk satu orang.

Disana terdapat tangga menuju ke bawah, hanya diterangi oleh beberapa lampu yang terbuat dari kristal sihir.

Tuk Tuk Tuk..

Suara alas kaki terdengar jelas disini, kesunyian ini membuatku sedikit merinding.

Yah, sebenarnya aku sedikit takut pada hantu.

Tapi aku tak menyangka bahwa ruangan bawah tanah nya akan seluas ini!

Pada awalnya aku berpikir tempat ini hanya akan menjadi penjara bawah tanah yang kumuh dan kecil.

Semua tebakan ku dibantah, kata Aula lebih cocok dengan tempat ini.

"Silahkan anda tunggu disini, yang mulia. Saya akan menyiapkan kursi untuk anda."

"Eh? Ah... Baiklah."

Karlan memintaku untuk menunggu disini? ada apa dengan tempat menahan Vampire itu sampai aku disuruh berdiam disini?

Yah, untuk kursi aku bisa membuat nya dari sihirku jadi sebenarnya dia tak usah melakukan hal yang merepotkan seperti itu.

"Silahkan duduk, yang mulia. Saya akan membawa Vampire itu."

Karlan mengeluarkan sebuah kursi dari penyimpanan dimensi nya. Tapi.... itu seperti singgasana! bagaimana mungkin suatu hal yang mencolok dan berkilauan seperti itu akan cocok dengan suasana tempat ini?!

"Jangan membuatku menunggu lama."

"Sesuai keinginan anda."

Hm... Sepertinya aku harus menunggu disini, sendiri, dalam keheningan.

Arghhhh... Jika saja aku tidak berakting jadi penguasa aku ingin segera keluar dari tempat mencekam seperti ini!

Oh.. Aku punya ide, karena skill serangan ku cukup banyak. Bagaimana jika aku membuat sebuah skill untuk mengunci pergerakan atau semacam segel.

Hm... Ide yang cukup bagus.

Tapi bagaimana aku membuat sihir tipe segel? jika skill serangan itu akan mudah untukku membayangkan nya. Sedangkan untuk segel, aku bahkan tak menemukan bayangan yang cocok dan benar. Apakah harus ada subjek untuk disegel? Ah... Mari kita coba melakukannya pada Vampire itu nanti.

Duk duk..

Sepertinya Karlan telah kembali, tapi dimana Vampire nya?

"Maaf membuat anda menunggu yang mulia."

"Ini belum lama, jadi tidak apa - apa. Lupakan, dimana Vampire nya?"

"Dia ada disini yang mulia."

"Hoo.. Kau menaruhnya di dimensi lain ya."

Gluntang!...

Uh... Bagaimanapun, Vampire ini dikurung dalam jeruji besi berukuran kecil. Kondisinya mengenaskan dengan keadaan masih tanpa kepala. Tapi sebenarnya dia masih hidup dan terlihat sangat kesakitan. Sepertinya Karlan menyiksa dirinya tanpa ampun.

"Karlan, sembuhkan Vampire ini. Banyak yang ingin aku lakukan padanya."

"Baik. [Evil Recovery]."

Perlahan lahan tubuh Vampire itu kembali semula, luka - luka yang dimilikinya pun kini telah sembuh.

Hanya tinggal kepalanya yang sedang kesakitan, walaupun ini disebut pemulihan sepertinya bagian tubuh yang terpisah tidak akan menyambung dengan sendiri nya.

'Oh.. Karlan yang baik hati, dia menyambung kembali anggota tubuh yang terpisah tanpa perintah ku'

Vampire itu kemudian bergerak, perlahan lahan mengangkat tubuhnya.

"Bagaimana? Apakah kau puas dengan pelajaran kecil dari Karlan?"

"Tuan! Ampuni saya tuan! siksaan ini begitu kejam dan menyakitkan."

"Hhhhaa! Apa? ampunan? Hhha! jangan mengatakan suatu hal yang lucu. Apa guna nya bagiku untuk melepasmu?"

Oaahh... Kurasa aktingku semakin bagus akhir akhir ini. Tubuhku juga secara otomatis mengeluarkan aura intimidasi.

"S-Saya akan mengabdikan seluruh hidup ini kepada anda! jadi tolong ampuni saya!"

"Seorang yang telah menghina yang mulia, bahkan siksaan ini tak cukup bagimu! bagaimana kau dengan tak tahu malu meminta hal seperti itu pada yang mulia!!"

"Cukup Karlan, Tapi apa yang Karlan katakan memang benar, apakah aku terlihat seperti kekurangan bawahan?"

"Urghh.. Bagaimana dengan Budakmu Tuan?"

'Budak? apa bedanya budak dengan bawahan?'

Ceh... Dia memasang wajah memelas walau Rupa nya cantik. Tapi jika dibandingkan dengan yang lain tidak ada apa - apa nya.

"Budak? Jangan buat aku tertawa, tidak ada gunanya aku memiliki budak. Lagipula, aku akan mencoba beberapa hal pada dirimu."

Sekarang waktunya bagiku untuk membuat Skill tipe penyegel. Aku sudah memberikan Skill ini nama dan bagaimana skill ini bekerja.

"Mari kita Eksperimen terlebih dahulu. [Dimension Seal]."

Sebuah Cahaya berwarna kuning keemasan muncul di bawah Vampire itu. Perlahan - lahan berubah menjadi sebuah Kubus yang mengurung Vampire tersebut.

"Hm.. Sepertinya ini berhasil, Karlan! Serang kubus ini dengan kekuatanmu jangan Ragu - Ragu."

"Baik Yang Mulia."

Karlan bersiap menyerang, dalam tangan nya berkumpul sebuah Aura hitam yang mengerikan.

Kemudian aura itu berubah menjadi sebuah bola yang berputar. Karlan menembakan bola itu menuju ke arah [Dimension Seal] Milik ku.

Hasilnya, Ada beberapa Retakan yang terjadi di berbagai sudutnya.

Sepertinya Karlan memang mengeluarkan kekuatan dirinya tanpa ragu. Aku membuat segel dimensi ini berharap sedikit lebih kuat. Tampaknya segel ini bisa dihancurkan oleh dua serangan Karlan. Ini mengecewakan.

"Tch.. Segel ini ternyata lemah begini, bagaimana aku bisa membuat kegagalan seperti ini?."

Aku hanya mengatakan ini sesuai dengan isi hatiku.

Tetapi Karlan yang mendengar hal ini langsung menunduk kepadaku.

"Yanh Mulia, segel ini tidaklah lemah. Saya menggunakan salah satu serangan terbaik saya. Serangan ini memang ditujukan untuk menghancurkan segel dimensi. Semua segel yang saya temui bisa dihancurkan menggunakan serangan tadi. Tapi segel yang anda buat dapat menahannya. Mengagumkan!"

Berusaha menghiburku? hah... Terserah saja, aku akan membuat segel yang lebih kuat nanti.

Untuk sekarang mari kita lepas Vampire ini dari segelnya. Menggunakan Jentikan jari aku menghancurkan segel yang aku pasang sendiri.

"Aku sudah menyelesaikan urusanku, Karlan sembuhkan dia dan bawa menghadap kepadaku nanti."

"Ya, Yang mulia."

Aku berteleportasi menuju ke kamar pribadi milikku.

.