#Mulai Sini Pov Ke-3
Diatas laut yang tenang dan biru, terlihat dua siluet lelaki dan perempuan yang sedang melayang dengan santai.
Mereka adalah Renka dan Erllina.
Setelah Renka mengalahkan Leviathan yang berada pada Kelas Ancient dia memutuskan untuk terbang dengan santai menuju daratan.
Erllina yang telah menyaksikan pertarungan tuan yang sangat dia kagumi sekarang berada pada suasana hati yang sangat baik.
"Erllina, apakah kau tahu sihir yang bisa menyembunyikan keberadaan kita?."
Renka berpikir jika terbang dengan terlihat seperti ini sangat mencolok.
Jadi dia menanyakan sebuah sihir yang bisa menghilangkan keberadaan mereka dari mata telanjang.
"Saya hanya bisa menggunakan [Magic Camouflage] Yang mulia."
Sepertinya Sihir ini membuat tubuh orang yang menggunakannya transparan dan membutuhkan Mystic Eye untuk mendeteksi aliran sihir orang yang menggunakan Camouflage ini.
"Gunakan itu padamu dan aku."
"Baik. [Magic Camouflage]."
Tubuh Renka dan Erllina kemudian menjadi transparan.
Sekarang yang terlihat hanyalah sebuah langit dan lautan sejauh mata memandang.
*
*
*
Setelah terbang selama 5 Jam dengan kecepatan tinggi.
Renka dan Erllina akhirnya bisa melihat daratan.
Sebuah Pelabuhan, dan kota Lalu gunung yang menjulang tinggi dibelakang semua itu.
"Setelah ini, apa yang akan kita lakukan yang mulia?."
"Hm... Selama Diperjalanan aku memikirkan sebuah Rencana. Jangan menanyakan apa Rencana itu dan ikuti saja perintahku.... [Magic Summon : Leviathan]."
Renka menggunakan Sihir dari class summoner.
Salah satu Sihir yang paling menyebalkan dari game yang dia mainkan dulu.
Sihir ini membuat pengguna bisa memanggil makhluk yang pernah dia kalahkan.
Hal inilah yang menyebabkan sihir ini sangat menyebalkan bahkan bisa memanggil tiruan player yang telah mati.
Sebuah Lingkaran sihir muncul dari dasar laut, perlahan keluar lah sosok Leviathan yang persis seperti ia masih hidup dulu.
Renka terkejut melihat leviathan yang dia panggil.
Jika dalam game, Summon yang dipanggil hanya akan berbentuk seperti hologram.
Tapi kenyataan dan game seharusnya tak disamakan.
"Pergi. Serang kota ini. Namun, jangan hancurkan."
Leviathan kemudian muncul ke permukaan laut yang tak jauh dari pelabuhan.
Teriakan ketakutan terdengar dimana - mana.
ada yang berlari, ada juga yang terdiam tak bisa bergerak ketakutan.
Beberapa prajurit yang terlatih mengevakuasi warga sepertinya.
Renka hanya tersenyum, menandakan bahwa Rencana nya masih sesuai dengan yang diharapkannya.
Erllina hanya menatap heran akan apa yang dilakukan tuannya.
Pikirannya tak sanggup menyaingi pikiran tuan yang dia layani.
Karena tuannya sangat bijak dan cerdas, pastilah Rencana itu adalah sesuatu yang hebat. Pikir Erllina.
"Erllina, Mari kita bergegas menuju kota."
"Baik."
Kemudian Renka dan Erllina berlalu, menuju ke pusat kota.
*
*
*
*
Namaku Eddy, aku hanya seorang manusia biasa.
Mungkin sesuatu yang spesial dariku hanyalah aku yang seorang Kapten Prajurit kota ini.
Aku ditugaskan Di Kota Pelabuhan Zenora ini sebulan yang lalu.
Disini Damai, dan Tenang aku menyukai tempat ini.
Hanya ada satu bangsawan yang menjadi pemimpin kota ini.
Dia adalah bangsawan yang cukup baik dan berwibawa.
Membuat kota ini menjadi damai dan tenang.
Hari ini cuaca lebih bagus dari biasanya.
Senyum orang dimana - mana, mereka bahagia.
Aku yang sebagai Kapten Prajurit hanya tersenyum melihat warga yang aku lindungi bahagia.
"Hoii.. Kapten!. Apakah kau tidak akan minum?."
Dia adalah anak buahku yang terpercaya, kami sedang melaksanakan pesta dan aku hanya melihat ke lepas lautan sambil memandangi indahnya matahari terbenam disini.
"Ah... Tidak. Aku tak ingin kehilangan momen yang begitu indah ini hanya karena mabuk."
"Oh... Begitu. Namun, kau juga harus bersenang - senang kapten!."
"Ya. Terserah kau saja!."
Bukankah dia seorang bawahan yang baik?
Kabarnya dia akan menikah minggu depan bukan?
Hah... Aku turut bahagia mendengarnya.
Aku juga belum mempunyai pasangan walau sudah berumur 29 tahun.
Bukannya aku kesulitan mencarinya, hanya saja aku masih ingin mengabdi kepada rakyat kerajaan ini.
Aku termenung melihat pemandangan matahari terbenam sambil meminum teh yang hangat.
Kemudian.....
Byururururrrrrrrr.....
"Kyaaaa!!!! Lihat dilaut!!!."
Aku mendengar seorang perempuan berteriak dan kemudian mengikuti apa yang dikatakannya.
Aku melihat kearah laut disana ada...
"M-Mustahil!?. Leviathan?!. Mengapa Bencana itu ada dipantai!?."
Aku berteriak.
Tentu saja itu wajar, Leviathan adalah monster bencana yang hidup disamudera yang luas.
Tapi! Mengapa dia berada dipantai seperti ini!?
Hanya 7 Penyihir kerajaan yang bisa mengalahkan salah satu dari mereka!.
Bagaimana mungkin kami yang prajurit biasa bisa mengalahkannya?
Sejenak keputusasaan melanda hatiku.
Tapi itu segera tersadarkan oleh teriakan seorang anak kecil yang berteriak.
"T-Tolong!!."
Aku berlari menghampirinya.
Sepertinya dia terjatuh karena didesak oleh orang lain yang berlari.
Cih... Mereka bahkan meninggalkan seorang anak!.
"Tenang Nak.. Aku membantumu!."
"Hey... Kau!."
"Ya! Kapten??!."
"Bawa anak ini pergi ke tempat aman sekarang!."
"Siap!."
Setelah memastikan kedua orang itu pergi.
Aku memberikan komando kepada prajurit yang ada disekitarku.
"Semua!. bersiap untuk bertempur!!. Lindungi warga! Lindungi Kota! Kita ada hanya untuk melindungi!."
"Hooo!!."
Teriakan Semangat mereka pecah.
Disaat seperti ini dukungan Moral sangat berarti.
Walaupun Kemungkinan kita menang adalah Nol itu tidak buruk untuk mengorbankan nyawa demi melindungi sesuatu yang berharga. ya aku yakin itu.
*
*
*
*
Masih Di Kota Pelabuhan yang sama, Pusat Kota.
Ada Bangunan yang diperuntukan untuk penguasa wilayah ini.
Sebuah Bangunan yang besar dan cukup mewah berwarna putih.
Di depan bangunan itu terhampar taman yang cukup luas untuk disebut lapangan.
Ditengah lapangan itu ada sebuah jalan lurus yang menyambungkan pintu masuk Bangunan dan Jalan menuju Ke seluruh kota.
Di Jalan Itu ada seorang pria menggunakan zirah full plate tanpa penutup kepala.
Pria yang terlihat tegak dan berotot, Dia adalah Ksatria yang diutus Raja untuk menjadi penjaga khusus bangsawan penguasa wilayah ini.
Namanya adalah Razger Karagda. Seorang Pria Muda yang diangkat menjadi ksatria 1 tahun lalu.
Meskipun disebut Ksatria, Dikerajaan ini. Seorang Ksatria pangkatnya menyamai bangsawan tingkat Terendah, Baron.
Inilah mengapa seorang Ksatria merupakan profesi yang spesial. Orang yang menjadi Ksatria haruslah Kuat dan Bijaksana. Tapi diantara mereka juga ada yang punya sifat buruk.
Razger Berjalan dengan Tergesa - gesa.
Dia harus melaporkan apa yang terjadi dilepas pantai kepada Bangsawan yang dia lindungi.
Saat Dia sedang Bersantai di pantai dan menikmati suasana damai.
Tiba - tiba muncul Monster bencana Leviathan.
Prajurit Lokal yang berada disini mencoba untuk menahannya sementara dia melaporkan hal ini kepada Penguasa wilayah untuk meminta bantuan.
Walaupun dia seorang Ksatria dan dijuluki sebagai Salah satu pasukan Terkuat Kerajaan ini, Namun untuk melawan Leviathan Dia tak akan bisa mengalahkannya.
Hanya Segelintir Orang yang bisa mengalahkan Leviathan.
Razger mengetahui hal itu dan orang yang bisa mengalahkannya hanya Pengawal Raja dan 7 Penyihir Kerajaan ini. atau mungkin Sang Putri Raja yang diramalkan akan menjadi penyihir yang menjanjikan.
Mungkin juga Jika seluruh Ksatria berkumpul yang berjumlah 300 orang maka mereka bisa mengalahkan 2-3 Leviathan.
Tapi dia hanya seorang diri, Tidak mungkin Dia bisa mengalahkannya.
Itu juga membuat dia menyadari betapa kuatnya Pengawal Sang Raja dan 7 Penyihir Kerajaan.
Pasalnya Penyihir yang kuat pada Masa ini Cukup Jarang.
Jika ada penyihir, Maka mereka akan di didik langsung di akademi sihir Kerajaan.
Tak lama dia akhirnya sampai dipintu masuk Bangunan itu. Atau lebih tepatnya kediaman.
Didepan Pintu itu ada 2 Orang Prajurit yang menjaganya.
Melihat Wajah Razger yang Tergesa - gesa Para Prajurit langsung membuka pintu dan membiarkan Razger Masuk.
Razger hanya mengangguk menandakan dia berterima kasih kepada mereka.
Pada Saat itu pula, Mengikuti Razger. Ada distorsi Ruang yang terlihat.
Entah apa itu tidak ada yang tahu.
*
*
*
*
Penguasa Wilayah Kota Pelabuhan Zenora. Count Arge Mivadea.
Saat ini dia sedang duduk di kursi dan meja kerja yang selalu dia duduki saat bekerja.
Dokumen - Dokumen Menumpuk dimeja, Dia hanya menatap dan menulis sesuatu dikertas secara berulang - ulang.
Apa yang dirasakannya hanyalah lelah, Tapi sebagai penguasa wilayah ini dia harus bekerja demi Rakyat nya.
Terkadang Pikiran Jahat untuk meninggalkan Tugasnya muncul dalam benaknya.
Namun dia segera menepis Pikiran itu, Dia tak ingin menjadi Bangsawan yang mempunyai Reputasi buruk.
"Haaahhh... Melelahkan sekali hari ini."
Dia hanya menghela Nafas dan mengeluh, Tidak ada seorangpun diruangan ini.
Tangan kanan yang dia kerjakan sekarang sedang menuju ibukota kerajaan untuk memberikan laporan rutin wilayah kepada Raja.
Hanya ada Prajurit yang menjaga tempat ini diluar ruangan ini.
Tapi Tak lama keheningan itu berubah...
Tok Tok Tok...
Suara ketukan pintu terdengar.
"Siapa itu?."
"Ini aku Razger, Count Arge. Ada hal Darurat yang harus aku laporkan."
Hal Darurat? Masalah apa lagi kali ini.
Count Arge hanya menhela nafas lagi karena masalah yang datang Secara tiba - tiba ini.
Benar Juga, Ada keributan diluar, kira - kira kenapa ya?
Pikiran Count Arge berkeliaran memikirkan masalah yang akan dilaporkan oleh Razger.
Tapi dia segera tersadar dan memperbolehkan Razger memasuki Ruangan.
"Sekarang, Apa masalah darurat yang kau bicarakan Razger?."
Count Arge Bertanya dengan Nada tenang dan Berwibawa. Ini semata - mata hanya untuk menjaga karisma nya didepan bawahan.
"Ya. Ini Masalah yang sangat Serius, Count Arge. Monster Bencana Leviathan Terlihat Beberapa Km dari pantai. Dia menuju arah Kota pelabuhan ini."
Mata Count Arge Terbelalak. Seakan Sikapnya tadi hanyalah sebuah ilusi.
Berbagai Perasaan muncul dalam hatinya. Mukanya Pucat menandakan ketakutan akan datangnya monster itu.
"T-Tun-ggu. Apa kau serius Razger?!."
"Ya. Aku serius dan aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri."
"Bagaimana ini!. Monster itu bukanlah hal yang bisa kita tangani!."
"Aku tahu itu. Untuk hal itu pula aku mengusulkan untuk meminta bantuan kepada Raja terkait masalah ini."
"Itu tidak mungkin Razger!."
"Apa? Mengapa tidak mungkin?!."
"Untuk mengirimkan utusan ke-Ibukota Kerajaan saja membutuhkan waktu 1 hari dengan kereta tercepat yang kita miliki. Akan berbeda jika kita mempunyai seorang Penyihir yang bisa melakukan [Magic : Fly]
Yang mampu menuju ke ibukota hanya beberapa Jam saja!. Belum lagi jika ingin berbicara dengan Raja membutuhkan Izin darinya terlebih Dahulu."
Arge Berbicara dengan Nada suram.
Itu hal yang wajar, Mengingat Bahwa keadaan kota yang sedang Terancam dihancurkan Oleh Leviathan.
Bantuan Dari Raja pun tidak mungkin datang tanpa permintaan.
Apalagi untuk meminta bantuan 7 Penyihir Kerajaan yang Pangkat nya berada diatas bangsawan.
"Jadi Begitu... Jika terus begini kota ini akan hancur."
Razger Merenung berpikir dalam diam. Sama dengan Count Arge. Ruangan itu diliputi Rasa sunyi yang mencekam.
Kemudian Razger berbicara...
"Baiklah! Aku sudah membulatkan tekadku. aku akan mengalihkan Leviathan itu semampuku. Semoga saja ada bantuan dari Dewa yang menuju Kota ini."
"Apakah Kau serius Razger?? Tidak mungkin bahkan untukmu mengalahkan Leviathan!."
Razger tahu hal itu tapi tekadnya sudah bulat.
Dia hanya tersenyum dan berpamitan kepada Count Arge. kemudian Berjalan ke arah luar dipenuhi dengan tekad yang membara untuk melindungi kota yang dia sukai.
Hahh.... Bagaimana ini..
Pikiran Count Arge dipenuhi dengan Peristiwa yang tak terduga ini.
Begitu mengejutkannya sampai dia tidak bisa menahan ketenangan yang selama ini dia jaga.
Kata 'Apa yang harus kulakukan' Selalu muncul dalam Pikirannya.
"Penjaga!."
"Ya!!.".
"Beritahu seluruh Prajurit yang berada disekitar untuk bersiap Bertempur. Kumpulkan mereka dihalaman sekarang juga. Beritahu mereka, Ini perintah dariku langsung!."
"Laksanakan Tuan!."
Kedua penjaga yang selama ini berdiri didepan pintu pun keluar dari ruangan itu.
Sekarang Benar - Benar hanya Count Arge lah yang tersisa.
Dia pun terduduk Lemas dalam kursi kerja nya.
Sebagai pemimpin dia seharusnya tak melakukan hal ini. Tapi Beban Pikirannya terlalu berat dia tak sanggup berdiri untuk sementara waktu.
"Apakah Kau membutuhkan bantuanku?."
Count Arge Kembali terkejut oleh suara yang datang tiba - tiba itu.
Suaranya begitu dalam dan Berwibawa serta dipenuhi dengan Rasa kepercayaan diri yang tinggi.
Count Arge berusaha mencari arah sumber datangnya suara itu.
Pasalnya dia takut bahwa orang itu adalah pembunuh yang ingin membinasakan kekuasaan dirinya.
Tapi, dia merasa bahwa itu bukanlah seorang yang ingin membunuhnya.
"S-Siapa Kau? Keluarlah Jika kau berani!!."
"Hohoo.... Baiklah."
Kemudian Dari Ruang yang kosong muncul dua sosok Manusia. Mata Count Arge Terbelalak tanpa bisa mengatakan apapun.
Ada Seorang Pria yang mengenakan topeng berwarna perak. Disebelahnya lagi, Ada Seorang wanita yang Kecantikannya tidak ada duanya.
Dia hanya bisa terpesona dan memerah melihat wajah wanita itu.
"Kenapa? Apa kau sangat Ketakutan sampai tidak bisa berkata - kata?."
"A-Ah Tidak."
Count Arge kembali ke kesadarannya.
'Berbahaya! Ini terlalu berbahaya! Siapa 2 Orang ini? aku merasakan aura yang luar biasa dari dirinya!'
Insting Count Arge mengatakan bahwa orang yang berada dihadapannya bukanlah Manusia biasa.
Karisma nya setingkat dengan Raja yang dia layani.
Atau mungkin lebih? 'Tidak Tidak aku seharusnya tak menyamakan Raja dengan orang ini'
"Lalu? Aku bertanya, Apakah kau membutuhkan bantuanku untuk mengalahkan Leviathan itu?."
Cough.!..
Count Arge terbatuk. 'Apa yang dipikirkan orang ini? Tidak mungkin dia bisa mengalahkan Leviathan!'
Adalah apa yang dipikirkan Count Arge.
Tapi seharusnya dia sudah mengetahui bahwa kekuatan orang ini abnormal hanya dilihat dari aura yang dikeluarkannya.
"Haha... Apakah Dirimu Bercanda? Tidak mungkinkan kau bisa mengalahkan Monster Bencana Leviathan itu."
Count Arge berbicara dengan Nada sedikit mengejek.
Tapi segera dia membeku, Ada Tekanan yang membuatnya merinding bahkan tidak bisa membuatnya berbicara.
Dia merasakan tekanan itu dari Wanita yang berada disebelah pria itu.
Matanya Tajam, Menatap ke arah Count Arge.
Glupp....
Count Arge Menelan ludah, Tubuhnya Gemetar Ketakutan.
'Tekanan Macam apa ini! Aku belum pernah merasakannya!'.
"Tidak apa, Nona Erlin"
Dengan Kata Dari pria itu seluruh tekanan itu menghilang seakan tertiup angin dan berlalu.
Hah...
Count Arge menghela nafas lega. Tapi dia segera membenarkan posisinya karena takut bahwa dia akan menyinggung wanita itu kembali.
'Siapa wanita itu? Apakah dia penyihir tingkat High? bukanlah suatu hal yang mustahil.'
"Maafkan atas ketidaksopananku. Aku hanya sedikit meragukan orang yang pertama kali kutemui. Jadi bagaimana bisa dirimu mengalahkan Monster itu?."
Nada bicara Count Arge berubah menjadi sopan dan Ramah.
"Pertama, Perkenalkan Namaku Shad. Seorang penyihir pengembara. dan ini Tuanku sekaligus Guruku dalam hal sihir Nona Erlin."
Shad adalah seorang Pria berambut Hitam yang mengenakan Topeng perak.
Sedangkan Erllina adalah wanita berambut ungu yang berada disebelah pria itu.
"Begitu.. Aku adalah Penguasa wilayah dan Seorang Bangsawan Kerajaan, Count Arge Mivadea."
"Ya. Untuk mengalahkannya, Nona Erlin mempunyai sihir pamungkas yang pernah mengalahkan Leviathan dulu. Jadi Bagaimana Tuan Arge, Apakah kau membutuhkan bantuan kami? Tentu saja ini tidak gratis."
Count Arge berpikir.
Jika dia meminta bantuan pada kedua orang ini seharusnya kemungkinan kota nya akan selamat cukup tinggi.
Tapi disisi lain, Dia tak bisa mempercayai orang asing begitu saja.
Apalagi Orang yang mengenakan topeng mencurigakan seperti ini.
Beberapa pikiran melintas di benak Count Arge.
Sebelum akhirnya dia memutuskan untuk menerima bantuan kedua orang itu.
"Baiklah. Aku menerima bantuan dari anda dan Nona disebelah. Dan untuk imbalan nya apa yang kalian inginkan?."
"Oke. Untuk imbalannya, Kami hanya ingin bertanya beberapa hal. Tapi akan Kami simpan hal itu untuk nanti. Kami akan kembali Nanti, Ayo Nona Erlin."
Count Arge Terkejut kembali. Kedua orang itu menghilang dengan tiba - tiba.
Tapi apa yang harus dia pikirkan adalah mengapa imbalan yang mereka inginkan hanya bertanya sesuatu?.
Lamunan nya tersadarkan oleh Penjaga yang telah kembali untuk memberi tahu bahwa pasukan yang diperintahkan sudah berkumpul.