Chereads / Aku Hidup Kembali Di Dunia Lain Bersama Teman Lamaku / Chapter 15 - Chap 15: Raja Iblis Penjual Budak

Chapter 15 - Chap 15: Raja Iblis Penjual Budak

Seperti biasa, pagi hari aku bangun dari tidurku, melamun di atas kasur mewah yang besar dan luas sampai kupikir aku bisa main smack down disini. Kembali terbangun dengan gaun tidur tipis model lainnya yang sama sekali belum pernah kulihat. Jendela sudah terbuka dan kicauan burung pagi hari menemani datangnya cahaya mentari pagi menembus gordeng kamarku yang transparan. Hangat. Beginilah pagiku sehari-hari. Aku kembali memamkai kaos oblong lainnya untuk menutupi pakaian tipis tak jelas ini. Berjalan keluar kamar, disapa oleh pelayan yang sebenarnya adalah ksatria elit Kekaisaran. Membuka pintu kamar Kaisar yang sekarang jadi ibuku dan melihatnya sudah terbangun. Seperti biasa juga, aku langsung menghampirinya untuk mengucapkan selamat pagi.

"Maafkan ibu karena sudah memarahimu kemarin sore."

"Tidak apa bu. Aku mengerti" Ujarku pada ibuku.

Kemarin sore dia memang memarahiku. Sebenarnya tidak marah, dia tidak pernah membentakku. Hanya menceramahiku, ya sekitar dua jam aku berdiri. Rasanya seperti sedang mendengarkan pidato kepala sekolah SMA ku saat sedang upacara bendera. Sesaat setelah dia berhenti bicara, lumpur ditubuhku sudah mengering dan aku serasa menjadi patung monumen Kaisar pertama yang ada di pusat kota. Butuh semalaman untukku dan para pelayan membersihkan lumpur di rambutku.

Di waktu spesial yang aku sebut golden time bersama Kaisar ini, aku sering mengobrol untuk menjadi lebih akrab dengan ibuku. Pagi ini aku ingin menanyakan sesuatu yang harusnya kutanyakan sejak dulu, tapi aku baru ingat pagi ini.

"Ibu, dahulu kau pernah berkata kalau aku ini adalah vampir berdarah murni. Bukankah vampir itu termasuk golongan bangsa iblis? Bukankah aku harusnya meminum darah jika aku vampir?"

"Ahahaha. Kau? Kenapa harus? Kupikir hanya nyamuk yang menghisap darah." Jawabnya tertawa datar.

"Aku serius bu." Ketusku.

"Ibu juga serius. Nyamuk itu menghisap darah" Dia bersikeras.

Ah, pernyataanku salah. Harusnya aku tahu. Ibuku kadang lambat dalam berfikir. Tunggu saja beberapa detik untuknya memahami pertanyaanku.

. . . . . . .

"Ah!" Ibu menyadari sesuatu seolah pikirannya baru singkron dengan perkataanku. Benarkan, perlu proses.

"Tentu saja tidak! Mereka yang termasuk golongan iblis adalah orang-orang yang mempraktikan ilmu sihir hitam dan menjadi vampir akibat dari efek samping sihir yang mereka anut. Sihir itu perlu makan karena tipe sihirnya jahat. Jika tidak diberi makan maka sihir itu akan melahap penggunanya sendiri. Makanan yang terbaik untuk sihir mereka adalah darah manusia. Sistine, kau bukan tipe vampir seperti mereka. Darahmu suci. Vampir iblis akan ketakutan hanya melihatmu. Keringatmu saja mampu membuat kulit mereka terbakar. Seperti air suci dari gereja. Karena itulah, air suci, doa, cahaya matahari, perak atau apapun yang membuat vampir jahat takut, tidak akan berpengaruh padamu." Jelas Ibuku.

"Jadi aku bukan iblis?"

"Yang iblis itu kakekmu"

"Heeee? Kakek iblis?"

"Ya! Dia itu iblis jahat yang ingin menjual cucu nya yang cantik kepada pemuda tidak tahu malu"

Oh itu maksudnya iblis di benak ibu. Dia juga menceritakan bahwa ras vampir berdarah murni sepertiku memiliki rambut yang terang. Memang sudah pernah dijelaskan padaku dulu. Sihirku bersifat suci, karenanya tidak akan memberikan dampak buruk pada lingkungan dan orang-orang di sekitarku jika aku menggunakannya untuk kebaikan. Namun tidak menutup kemungkinan vampir darah murni untuk menggunakan sihir hitam. Salah satunya adalah necromancer atau menghidupkan orang mati sebagai makhluk tak berfikiran, seperti zombie. Faham itu digunakan saat perang ribuan tahun lalu. Dikatakan juga bahwa vampir murni itu dilindungi oleh para dewa. Karenanya, kerajaan Heiken diberi gelar Kerajaan Suci Heiken karena dibangun oleh seorang vampir berdarah murni. Nenek buyut ibuku. Dia juga berkata bahwa darah vampir ditubuhnya tidak lebih dari 5% saja.

"Memangnya kenapa kau tiba-tiba mengangkat pembahasan soal iblis atau bukan?"

"Ah tidak. Aku hanya teringat desas-desus ada iblis di kota. Jadi aku penasaran apakah aku ini iblis atau bukan"

"ADA IBLIS DI KOTA?"

Ibuku langusung terperanjat dari kasur. Beberapa pelayan mendobrak masuk ke dalam kamar ibuku. Mereka langsung berlutut.

"CARI IBLIS ITU SAMPAI DAPAT!" Dia langsung memberi titah hanya dengan pakaian dalamnya dan bertelanjang dada setelah melompat keluar dari selimut.

"DIMENGERTI YANG MULIA!" Para pelayan ini bergerak dengan sangat cepat. Dua orang paling depan bahkan melompat keluar dari jendela kamar. Oy. Ini lantai dua. Lantai dua mansion ibu itu tingginya sama dengan lantai 4 rumah biasa.

"Sistine, sebaiknya kau tetap diam di rumah" Titahnya dengan wajah serius. Namun perhatianku tertuju ke tempat lain. Dia lantas berjalan keluar dari kamarnya. Mungkin langsung menuju ke meja kerjanya.

Gawat, lagi-lagi aku keceplosan. Lebih baik aku segera keluar dari kastil sebelum ibu memerintahkan semua orang mengurungku. Tanpa banyak bicara aku berlari ke kamarku. Memakai jaket hoodie jumper hitam dan celana jeans hitam yang aku kenakan saat masuk ke dunia ini pertama kali sebagai Rem si pria tangguh. Aku juga memakai sepatu casual-ku agar bisa bergerak lebih cepat. Membawa ransel berisi buku sihir gremory yang sebenarnya dilarang di kerajaan, pisau belati, ponsel, uang dan beberapa pakaian ganti. Aku malah seperti gadis yang ingin kabur dari rumah. Tujuanku hanya satu. Menemukan Zuck sebelum agen rahasia ibu menemukannya. Tentu saja aku keluar dari pintu keluar rahasia yang ada di dalam kastil. Hanya anggota keluarga kerajaan saja yang tahu tempat ini jadi tidak akan ada yang tahu kalau aku pergi dari kastil.

Aku berlarian mencari informasi mengenai keberadaan orang bernama Zuck. Jika saja skill perubahan wujudku bisa digunakan. Aku pasti bisa keluar dengan santai. Petunjuk yang paling jelas aku ketahui adalah Zuck ini mengklaim dirinya penjual budak. Berarti tempat pertama yang mesti kutemui adalah tempat jasa penyedia kurir, buruh dan pembantu rumah tangga. Bisa dikatakan agen penjualan budak, hanya saja di kerajaan ini budak di perlakukan lebih manusiawi dengan hak-hak mereka yang wajib dipenuhi si tuan.

Tempatnya tak jauh dari pusat kota Heiken. Dekat juga dengan gedung guild petualang. Cukup besar dan ramai. Banyak juga orang yang melamar sebagai buruh atau asisten rumah tangga setiap harinya di tempat ini. Berbanding lurus dengan calon tuan yang mengantri di loket untuk mendapatkan pekerja mereka. Kuputuskan untuk berkeliling gedung yang cukup luas ini dan mencari jejak keberadaan Zuck si raja iblis.

Tak lama setelah aku berkeliling, aku menemukan petunjuk dimana Zuck berada. Bukan dari orang-orang di dalam gedung guild ini. Tapi dari orang-orang di luar gedung yang berteriak dan membuat keributan di sepanjang jalan kota.

"Tentara Yang Mulia Kaisar telah menangkap raja Iblis" Katanya.

Mampus. Kalau yang tertangkap ternyata temanku seperti Nathan, bisa digantung di tempat jika aku tidak segera kesana. Masalahnya otak teman-temanku itu tidak ada yang normal, jadi kristal sihir mungkin akan mengidentifikasikan mereka sebagai ancaman.

Aku segera berlari secepat mungkin menuju pengadilan umum kota. Letaknya tak jauh dari gedung pelayanan kota Kerajaan Heiken yang berarti hanya beberapa blok dari gedung jasa pelayan ini. Sesampainya disana sudah sangat ramai orang-orang kota yang penasaran. Mereka rela meninggalkan pekerjaan mereka dan toko mereka hanya karena ingin melihat raja iblis yang sedang populer itu. Aku menerobos masuk lewat kerumunan padat. Kebanyakan pria jadi sulit untuk menyerobot karena badan mereka besar-besar. Akhirnya aku tiba di barisan paling depan. Disana sudah duduk dua orang pemuda-pemudi yang lengannya diikat oleh rantai sihir. Yang pria memiliki tanduk di kepalanya sementara yang wanita memakai pakaian pelayan panjang dengan kacamata. Keduanya nampak begitu santai dan tak terlihat takut sama sekali. Aku melihat ke arah depan. Ke kursi hakim, jaksa dan penguasa setempat. IBUKU! Dia bersama ketiga adiknya yang tak lain adalah bibiku yang baru tiba di istana tempo hari. Mereka memakai seragam lengkap militer Kekaisaran Prestia, bukan kerajaan Heiken.

"Ternyata mereka memang sudah kembali ke istana" Ujar seorang pria di sampingku.

"Iya. Tidak rugi aku menutup tokoku hari ini hanya demi melihat mereka berempat kembali bersama" Ujar pria lainnya di samping pria yang barusan.

"Aku juga! Aura Yang Mulia Kaisar semakin bersinar bila disandingkan bersama ketiga adiknya"

"Memang kekuatan 4 diva tidak ada yang menandingi. Mereka adalah wanita tercantik di benua ini" Ujar wanita yang ada di tengah-tengah pria itu.

"Kalian jangan lupa, ada Putri Remilia Sistine. Kupikir gadis muda itu bisa mengalahkan keempat diva dalam hal kecantikan"

"Benar juga. Aku setuju. Hanya saja Putri itu tidak memiliki dada sebesar Kaisar dan adiknya."

"Ssst! Jaga bicaramu. Bagaimana jika pasukan rahasia Kaisar mendengar?"

Hoy.. Orang yang kalian bicarakan ada disamping kalian. Tidak perlu pasukan rahasia, aku sudah dengar sendiri. Memangnya siapa juga yang bisa menandingi dada jumbo para ladies bangsawan extra elit di depan sana. Cup D mungkin. Aku sih mungkin akan kesulitan bernafas saat tidur karena aku tidur tengkurap. Jika punyaku sebesar punya bibi Elisabeth, mungkin akan pecah saat aku tidur karena tertindih. Lagipula, kupikir mereka menonton iblis yang baru di tangkap. Eh si bangsat mereka malah menonton ibu dan bibiku. Belum lagi banyak sekali yang menonton, tidak seperti pengadilan biasanya. Rasanya jalanan kota dibuat penuh, aku jadi merasa seperti sedang mengantri untuk beli tiket konser Metallica.

"Hey iblis. Apa yang kau lakukan di negaraku?" Ujar Ibuku dengan nada datar.

"Berjualan tentu saja." Jawab si raja iblis itu.

Suara si pria yang mengaku raja iblis ini terdengar sangat familiar di telingaku.

"Apa yang kau jual" Tanya Bibi Grace.

"Budak tentu saja. Aku ini raja iblis. Sudah sepantasnya aku punya banyak budak"

"Benarkah kau iblis? Aku tidak bisa merasakan auramu" Ujar Bibi Estelar.

"Ha. Akan aku tunjukan. Pertama, kalian harus memberiku kopi"

WOY! Apa hubungannya menunjukkan kekuatan dengan kopi? Hal yang pertama harus kau minta itu justru lepaskan rantai sihir agar kau bisa menunjukan sihirmu. Ah sudah pasti dia orang aneh. Mungkin salah satu orang yang aku kenal, tapi siapa? Aku tidak bisa melihat wajahnya dan rambutnya juga sudah panjang.

Dia berdiri dengan lengan masih dirantai mengelilingi tubuhnya. Dengan percaya diri dia berjalan keluar dari kursi dan berdiri di tengah menghadap ibuku. Semua pasukan siaga namun nampaknya ibu dan bibiku masih santai bersandar pada kursi mereka.

"Kalian tidak perlu takut, aku tidak akan menyakiti kalian. Aku hanya ingin menunjukan sedikit dari kekuatanku"

Clang!

RANTAI ITU LEPAS!! Rantai sihir yang membelenggu tubuh raja iblis itu lepas. Padahal mustahil melepasnya tanpa sihir koordinasi yang rumit seperti kode pada kunci berangkas baja. Dia mengangkat tangannya dan tiba-tiba keluar api berwarna hitam. GILA! Melepas rantai saja sudah membuat semua orang ketakutan, sekarang dia mengeluarkan api hitam. Walaupun aku sudah tahu trik untuk api berwarna, tapi orang-orang disini akan menganggap itu adalah hal tabu dan mengaitkannya dengan kutukan atau mitos-mitos aneh.

"Cukup. Pancung dia!" Titah ibuku sambil menunjuk sang raja iblis.

"Ternyata hal ini tidak membuatmu kagum Yang Mulia" Ujar sang raja iblis dengan santai.

MANA ADA!! Kagum dan takut itu hal yang jauh berbeda.

"Bagaimana kalau ini. BUZZZZ!" Tiba-tiba saja sang Raja Iblis mengeluarkan api besar warna hitam dari telapak tangannya dan kemudian muncul seekor kelinci putih berbulu lebat setelah apinya hilang.

KAU PIKIR INI ACARA SULAAAAP!!

"Ah, jangan pancung dia." Ibuku berdiri dari kursinya menahan pasukan khusus yang menangkap sang raja iblis.

"Bakar dia hidup-hidup!" Tambah ibuku.

KUPIKIR AKAN DIAMPUNI BUUUU! Harus aku hentikan!