Chereads / Aku Hidup Kembali Di Dunia Lain Bersama Teman Lamaku / Chapter 12 - Chap 12: Kembalinya Para Monster Kekaisaran

Chapter 12 - Chap 12: Kembalinya Para Monster Kekaisaran

Huaaaammm..

Aku terbangun karena mendengar kicauan burung dari luar jendela kamarku. Aku tidur di lantai dua mansion kaisar. Letaknya tepat di tengah kastil dilindungi tembok besar kastil kerajaan. Ibuku tidur di kamar sebelah. Kamarku dipenuhi oleh boneka, ya ini semua adalah ulah ibuku. Dia bilang agar aku tidak kesepian. Dia memang kadang kurang ekspresif, tapi dia itu sangat memanjakanku dengan segala kelembutannya yang jarang diperlihatkan di depan orang demi menjaga wibawanya sebagai seorang kaisar.

Baru sadar. Aku tidur hanya memakai sehelai gaun tidur seksi transparan yang hampir memperlihatkan tubuhku. Padahal rasanya kemarin aku tidur memakai kaos. Pasti ulah pelayan suruhan ibu juga. Mereka sangat senang mendandaniku seperti sebuah boneka. Aku tidak bisa menolak, terlebih melihat ibu yang bisa tersenyum jika aku menuruti perintahnya. Aku langsung kalah telak. Aku kembali memakai kaos diluar pakaian tidur ini. Kaos ini aku bawa dari dunia lamaku, kaos hitam dengan lambang band metal favoritku, Slipknot.

Aku keluar dari kamar tanpa memakai rok atau celana. Kebanyakan dari penghuni mansion ini adalah wanita, sementara para pria hanya boleh berjaga di luar mansion. Aku menghampiri kamar ibuku. Dia pasti sudah bangun walaupun ini masih sangat pagi. Tapi tidak ada salahnya menyapa dia lebih awal.

"Pagi bu" Sapaku membuka pintu kamarnya yang dijaga oleh dua orang pelayan yang pastinya juga agen rahasia ibu.

Dia masih duduk diatas kasurnya. Dengan selimut menutupi kakinya, dia menatap keluar jendela. Rambutnya tertiup angin pagi. Memakai gaun tidur yang sama denganku namun miliknya berwarna hitam. Aku bisa melihat dadanya dengan jelas. Sebenarnya untuk apa dia pakai pakaian jika tubuhnya masih bisa kelihatan jelas? Tapi aku bisa ampuni. Itu semua karena ibuku terlihat sangaaaaat cantik dengan gaun tipis itu. Dia melihatku.

"Pagi, Sistine. Ibu tidak sadar ada kau." Balasnya tersenyum

"Bu pakailah pakaian yang lebih tertutup. Aku bisa melihat seluruh tubuhmu dengan kain itu"

"Ara! Bukannya rumah ini isinya wanita? Ibu merasa aman memakai ini disini, dan lagi bicara soal pakaian sopan. Remilia Sistine, putriku yang terhormat. Sudah berapa kali ibu bilang agar kau tidak pakai baju aneh dengan lambang pemanggil iblis itu?"

"Buuuu ini bukan lambang sihir pemanggil iblis. Ini adalah lambang band kesukaanku"

"Band kesukaanmu? maksudnya musik setan yang kau beri pada ibu? Telinga ibu sampai sakit berjam-jam mendengarnya. Lebih baik kau dengarkan musik kedua yang kau punya itu, jauh lebih indah dan tenang"

Ibuku bersikeras kalau lambang band ini adalah lambang sihir untuk memanggil iblis jahat. Dia menyuruhku membakarnya padahal harganya mahal karena aku beli di e-bay. Aku memang sempat membiarkan ibuku memakai earphone dan mendengarkan lagu slipknot, alhasil dia mengunuskan pedang pada smartphoneku dan berkata benda terkutuk. Kemudian aku beri dia musikbox anime untuk lagu tidur, dan dia bilang itu jauh lebih berkelas.

"Kemari putri nakalku" dia mengulurkan tangannya mengisyaratkan agar aku datang ke pelukannya.

Aku naik keatas kasur. Rasanya canggung mengingat aku ini adalah laki-laki dewasa dengan tubuh wanita. Memang aku merasa bersalah kepada ibuku karena tidak tahu kebenarannya. Aku tidak ingin membohonginya tapi aku juga tidak bisa kembali ke wujud asalku. Setidaknya aku akan cari waktu yang pas untuk menceritakan semuanya. Aku juga menyayanginya seperti ibuku sendiri selama ini. Dia mendekapku. Dia mengelus lembut rambutku. Pelukannya begitu hangat. Aku jadi ingin tidur lagi.

"Yang Mulia. Kami mendapat kabar bahwa Yang Mulia Putri Grace Helena dan ketiga adik Anda yang lain sedang dalam perjalanan kemari"

"Grace? Cepat sekali dia. Baiklah terima kasih kau boleh pergi" pelayan itu mundur keluar dari kamar ibu dengan tubuh terus membungkuk sampai pintu tertutup.

"Siapa?" Tanyaku tengadah dengan dagu menempel di dadanya. Karena cukup besar sampai bisa kubuat sandaran dagu.

"Bibimu. Adik-adikku. Jika mereka kembali dan melihat sang putri kaisar ternyata adalah anak berandalan yang suka pergi keluar istana untuk bermain-main, mereka pasti akan menyeretmu ke sekolah khusus wanita bangsawan"

"Uwah. Sepertinya merepotkan"

"Berkacalah sebelum bicara"

"Aw!" Ibu menyentil dahiku dengan jemarinya yang lentik.

"Sebaiknya hari ini kau bersikap anggun dan pakai gaun yang cantik"

"Gaun berat dan merepotkan bu. Bagaimana kalau aku memakai pakaian yang aku buat sendiri dari Antonie?"

"Hmm selama pakaian itu cantik dan indah tidak masalah."

Aku memesan kemeja berenda dengan pita dan gaun sambungan berwarna biru muda untuk kemeja itu. Aku melihatnya dari pinteran, salah satu tempat desain-desain terbaik di publikasikan di internet. Gaun yang ringan, stylish, glamor, cantik, girlsih dan cute dipadukan jadi satu. Aku jamin ibu juga pasti akan tergiur setelah melihatnya.

"Sistine, cepat pergi mandi!"

Aku lantas bergegas mandi dan memakai pakaian yang aku pesan langsung ke Antonie, penjahit kepercayaan kerajaan sejak lama. Aku segera kembali menemui ibuku sesaat setelah para pelayan membantuku merapikan rambutku yang panjang ini. Aku kerepotan kalau harus menyisir dan menata rambut ini sendirian. Malah aku pernah terlilit oleh rambutku sendiri sampai hampir mati tercekik.

Ibuku sudah duduk santai diatas kursi kerjanya. Dia memakai jas hitam militer klasik seperti pakaian perang dunia satu dengan kerah tinggi menutupi lehernya. Banyak dekorasi dan lencana penghargaan menempel di pakaiannya yang memperlihatkan lekuk tubuh walaupun pakaian itu tebal. Dia memakai rok panjang dengan sepatu boots tali sepaha warna coklat. Santai sambil minum teh hangat dari cangkir bercorak bunga.

"Yang Mulia Putri Remilia Sistine tiba". Ujar pelayan di ruang kerja ibuku.

"Oh Sistine, ayo kita temui bibimu".

Aku memang sudah dengar sebelumnya. Adik dari Yang Mulia Kaisar Anastasia. Memang dia memiliki banyak adik, salah satunya menjabat sebagai raja simbolis Heiken karena kekuasaan absolut tetap berada di tangan ibunda. Ketiga adik perempuannya yang datang hari ini adalah kasus spesial. Hal itu karena selama ini aku belum pernah bertemu dengan mereka sekalipun. Ketiganya berada di garis pertahanan terdepan kekaisaran Prestia.

Grace, disebut-sebut sebagai wanita ombak besar. Dia berlayar dengan kapal perang raksasa menjaga perairan Prestia dengan legenda armada laut terkuatnya. Konon, meriam yang ditembakkan dari kapalnya dengan bantuan sihir miliknya mampu menghancurkan gunung sekalipun. Grace merupakan wanita dewasa yang anggun dan penuh wibawa. Dia juga dikatakan adalah orang yang paling dekat dengan tahta kaisar setelah ibunda Anastasia dibanding anak laki-laki kaisar sebelumnya. Dia penuh perhitungan, taktik dan strategi, dia juga sangat hati-hati terhadap apapun, bahkan tempat dimana dia akan duduk.

Adik kedua, Estelar. Dikenal karena kekuatannya di medan tempur. Dia juga disebut dewi perang oleh beberapa negara yang pernah berhadapan langsung dengannya. Dia bagian dari armada laut dan memiliki pasukan naga terbang terkuat di daratan Prestia. Estelar merupakan orang yang jujur dan akan mengatakan apapun yang dia pikirkan terang-terangan tanpa pandang bulu. Dia juga kadang ceroboh dan lugu.

Yang ketiga adalah Elisabeth. Putri yang dikenal karena keramahannya dan sopan santunnya kepada semua orang. Namun dibalik itu semua dia dikenal juga sebagai jenderal besi dari benteng timur. Dia mampu menahan serangan kekaisaran Ming di wilayah terdingin Prestia dengan pasukan kalah banding 1:4. Namun kemenangan mampu mereka rebut dengan kerugian yang sangat minim di pihak Prestia. Dia juga dikenal sebagai ratu lautan beku.

Ketiganya punya sifat unik masing-masing. Namun entah mengapa aku bisa melihat semuanya di satu orang yang aku kenal, ibuku. Seolah semua sifat ibu dibagikan kepada adik-adiknya. Memang mereka semua hebat dan begitu dipuja, sayang sekali. Keempatnya masih perawan. Termasuk aku, anak dari sang kaisar itu sendiri. Aku jadi curiga kalau ibu dan adik-adiknya ini dulunya juga laki-laki dan namanya Tatang, Jajang, Dadang dan Uus. Simpel saja, mereka semua menolak untuk menikah padahal usia mereka sudah 30 tahunan lebih.

"KAISAR TIBA!"

Semua orang yang ada di ruang tahta langsung berlutut dengan wajah menghadap lantai. Ada paman Jonathan, dia adalah adik dari ibuku. Orang yang saat ini memegang gelar raja walaupun simbolis karena kekuasaan tertinggi di Heiken berada di pundak Kaisar Prestia. Karena itulah ibuku mengklaim bahwa dirinya adalah ratu Heiken saat pertama kami bertemu. Sistem pemerintahan yang cukup rumit namun tak sulit untuk dipelajari.

Dihadapanku berlutut tiga orang wanita dengan jubah yang berbeda-beda warnanya. Dari kiri ke kanan, wanita berambut kuning gelap dengan jubah biru, kemudian wanita berambut panjang abu-abu menjuntai ke lantai dengan jubah hitam panjang dan rompi putih tanpa lengan memperlihatkan putihnya kulit tangannya yang tidak tertutup jubah. Yang terakhir wanita berambut putih tua pendek, dia memakai jas yang sama dengan ibu, namun berwarna putih dengan garis merah dan lambang elang besar menempel di dadanya sebagai pin jubahnya.

"KAMI TIBA KAKANDA" Ujar wanita paling kiri.

"Umu! Selamat datang kembali di rumah. Grace.. Estelar.. Elisabeth.. Angkat kepala kalian dan ucapkan selamat datang pada diri kalian masing-masing"

"Kakanda.." Mereka semua tengadah. Hal pertama yang mereka lihat tentu saja.. AKUUUU!!!

"Selamat datang kembali Yang Mulia Putri Grace, Putri Estelar dan Putri Elisabeth" Ujarku lantas mengangkat rokku dan membungkuk memberi hormat.

Mereka semua terdiam dengan mulut menganga. Persis seperti ekspresiku saat melihat pantulan diriku sendiri pertama kali.

"Jadi dia putri yang sering kakanda ceritakan dalam surat" Ujar wanita yang paling kiri.

"Cantiknya... seolah dia tidak nyata.." Ujar wanita yang tengah.

"KAKAK DIA UNTUKKU YA? AKU INGIN MEMELUKNYA SEPANJANG HARI!" Ujar wanita yang paling kanan.

Mereka adalah ketiga bibiku. Grace, Estelar dan Elisabeth. Tiga legenda hidup yang masih bertarung hingga saat ini. Orang biasa, mendengar namanya saja langsung merinding. Musuh yang mendengarnya akan langsung lari kocar-kacir. Dibanding tiga pahlawan, mereka lebih cocok dapat gelar tiga monster dari Kekaisaran.