Chereads / Aku Hidup Kembali Di Dunia Lain Bersama Teman Lamaku / Chapter 10 - Chap 10: Pengikut iblis lainnya?

Chapter 10 - Chap 10: Pengikut iblis lainnya?

Nathan dan aku yang bertemu di tempat penguhukuman publik para terpidana mati sekarang sedang mengobrol di pos jaga yang dijadikan kantor sekaligus pengadilan untuk para terdakwa. Di ruang terpisah dengan pengadilan, aku ditemani para pelayan wanitaku yang cantik-cantik seperti model baju musim panas, beberapa pengawal dan penjaga pos kota serta Nathan yang kondisinya masih dibelenggu oleh rantai anti-sihir yang juga pernah menempel padaku dulu. Kami masih berbincang. Saling bercerita bagaimana kehidupan kami setelah tiba di dunia ini. Juga alasan kenapa aku sekarang berwujud wanita cantik berambut perak bermata biru.

"Jadi kau bisa berubah? Memangnya kau ini Minky Momo? Yang hanya bilang Henshin langsung berubah?" Tanya Nathan padaku setelah aku menceritakan kisahku.

"Minky Momo dengkulmu tenggelam! Lagian Henshin itu Kamen Rider, kalau ada si Liem bisa tersinggung. Sudah kubilang aku begini karena skill-ku"

Nathan kebingungan setelah aku berkata skill. Jangan-jangan dia tidak tahu di dunia ini semuanya bergantung kepada hal dasar tersebut? Bahkan untuk membuat api, biasanya kami memakai sihir dasar alam elemen api. Mengejutkan dan membuatku penasaran. Aku jadi ingin tahu dimana dia hidup selama ini.

"Aku hidup di dalam hutan yang katanya larangan. B-E-R-S-A-M-A----E-L-F!" Tutur Nathan padaku dengan penuh penekanan.

"ELF?!" Aku terkejut tentu saja.

Ah tapi Nathan kan tukang bohong. Saat di dunia lama saja aku sering sekali dibodohi oleh perkataannya yang sangat meyakinkan. Dia itu, 11 dari 10 perkataannya adalah bohong. Jadi kutantang saja sekalian.

"Aku tidak percaya sebelum kau bisa buktikan padaku" tukasku pada Nathan.

Aku kemudian berbisik pada Hilda, kepala dari para pelayanku yang ibunda ratu tugaskan. Kupinta agar dia berbicara kepada kepala pengadilan dan kota ini dan melepaskan Nathan dibawah namaku. Si kepala pengadilan tidak bisa berkutik setelah mendengar bisikan dari Hilda, dia mengangguk panik dan segera memerintahkan anak buahnya untuk melepaskan borgol Nathan. Ternyata begini rasanya memakai kekuatan posisi dan pangkat, rasanya aku seperti seorang raja saja. Eh iya sudah hampir jadi sih. Berbeda dengan posisi lurah atau RW yang hanya bisa tanda tangan saja, aku bahkan bisa meminta orang yang seharusnya dihukum mati, bebas dengan mudahnya. Penasaran juga, kenapa Nathan bisa dihukum mati.

"Para penjaga bilang, dia ini terbukti bangsa iblis yang memiliki niat jahat" bisik Hilda padaku.

WEW. Si penyembah kecambah ini jadi iblis juga ternyata. Kupikir akan hebat dengan rasku yang sebangsa iblis hidup di tengah kerumunan manusia. Nyatanya orang ini juga sama sepertiku, jadi tidak cool rasanya. Aku yang masih penasaran dengan ke-iblis-an Nathan lantas meminta kristal sihir untuk memastikan sendiri.

Nathan menaruh kedua telapak tangannya di atas bola kristal itu. Tidak terjadi apapun. Warnanya tetap putih. Aku bergeser dari mejaku untuk memastikan tidak ada yang salah dengan kristalnya. AH!! Warnanya berubah! Aku langsung duduk lagi di tempatku semula. Saat aku baru menyentuh pantatku ke kursi, warna kristal itu kembali berubah putih. HEEEE!! Aneh sekali kristal ini berubah-ubah seolah tidak konsisten. Aku kembali berdiri dan mendekati bola kristal yang Nathan pegang, menjauh dari kursiku ke arah samping. WARNANYA BERUBAH LAGI JADI MERAH DONG! Ini kristal nge-bug, rusak atau error atau bagimana? Tidak mungkin ini kristal buatan China. Toh tidak ada China disini.

Aku lantas menatap mata Nathan. Mencoba membaca pikirannya. Dia terfokus pada satu titik diarah depan, tepatnya tempat aku duduk tadi. Aku mengikuti sorotan matanya. Kursiku, lantas lurus ke arah lawang pintu yang tak tertutup, lanjut ke luar ke tempat pengadilan. Oooooo!!!! Aku tahu kenapa dia bisa seperti ini. Aku lantas kembali duduk di kursiku. Warna kristal itu langsung berubah menjadi putih kembali. Para penjaga dan pelayanku dibuatnya kebingungan dengan wajah penuh pertanyaan.

"Hilda, kemari!" Titahku pada Hilda.

"Tolong singkapkan rokmu sampai ke paha" lanjutku berbisik kepada Hilda.

Hilda ini pelayan profesional yang tidak akan menolak apapun permintaan tuannya. Tentu saja tanpa berfikir panjang, dia mengangguk dan lantas menyingkapkan rok panjang pelayannya hingga memperlihatkan paha putih super mulusnya.

"NAH KAN SI ANJING!!" Teriakku melihat kristal yang kembali jadi merah, bahkan lebih terang.

"Dia ini bukan iblis yang kalian pikirkan. Lebih tepatnya dia ini bukan berniat jahat tapi bernafsu jahat, jadi untuk kalian para penjaga wanita lebih baik hati-hati jika ingin menangkap orang ini." Lanjutku.

Nathan dari tadi melihat seorang ibu muda cantik yang sedang menyusui di luar ruangan. Jadi dia pasti bergairah dan kristal menganggapnya sebagai niat jahat. Terutama saat melihat paha mulus Hilda. Tapi bangsatnya, dia tidak bereaksi melihatku. Eh, tapi bukannya itu berarti hal bagus? Dengan begitu aku tidak perlu khawatir dekat-dekat dengan dia.

"Ngomong-ngomong, kau nafsu lihat ibu-ibu dan Hilda. Kenapa kau tidak nafsu melihatku?" Tanyaku pada Nathan.

"Kau memang cantik sekali saat ini. Tapi setelah aku tahu kau itu Remilio. Rasanya jadi aneh saja melihat tubuh wanita berjiwa om-om" Balasnya padaku.

Om-om dia bilang. Padahal dari penampilan lama kami, jelas dia yang lebih om-om dengan jambang dan tubuh tambun.

Kami lantas pergi dari kota menuju ke tempat dimana Nathan tinggal, katanya. Sembari jalan, kami membeli beberapa pakaian yang lebih pantas untuk Nathan dan makanan untuk dia bawa pulang. Kami pergi menaiki kereta kuda yang sama dengan yang tadi pagi mengantarku ke kota. Nathan terus menatapku dengan tatapan sinisnya.

"Dengan penampilanmu yang baru, kau tiba-tiba jadi kaya. Kau menikahi anak bangsawan ya? Kau sudah tidak perawan ya? Terlebih kau itu sebenarnya kan Remi" Tukasnya asal.

"Eisss! Sembarangan kalau bicara! Aku ini masih pe- pe- rawan.." Jelasku dengan rasa malu yang sangat mendalam di lubuk hatiku saat mengatakannya. Aku ini masih perjaka. Itu yang seharusnya aku sampaikan.

"Lagipula bukan menikahi, lebih tepatnya di angkat menjadi anak" Tambahku agar Nathan tidak berfikiran aneh-aneh kepadaku.

"Mmmm.. Beruntung sekali ya. Kalau begitu aku ingin minta uang kepadamu tiap bulan untuk modalku berdagang saja lah"

"Enak saja! Tidak bisa sembarangan aku kasih uang." Terlebih itu uang negara. Aku aslinya hanya orang miskin yang numpang hidup kepada ratu.

"Oiya, ngomong-ngomong, kristal tadi mendeteksi kau adalah iblis? Apa kau benar-benar masuk ke dunia ini sebagai seorang iblis?" Tanyaku pada Nathan.

"HAHAHAHAHA! YA! AKU INI GGS!" Jawabnya dengan bangga.

"GGS?"

"Ganteng-ganteng Serigala!"

"Ganteng-ganteng seringgila? Lagipula kau tidak ganteng! Kupikir tadi kau mengatakan merk accu mobil" Ejekku.

"Itu GSS sobat. Biar. Yang penting aku serigala. Warewolf kalau bahasa kerennya."

Hoooo jadi dia ini manusia serigala. Pantas saja aku merasa kalau Nathan ini berbeda dengan manusia lainnya. Auranya tidak biasa. Meskipun orangnya sangat biasa-biasa saja.

Selama perjalanan, kami bercerita soal bagaimana masing-masing dari kami menjalani kehidupan selama ini. Bagaimana Nathan memulai hidupnya dengan bertemu seorang Elf dan melangsungkannya dengan bercocok tanam. Aku yang memulai semuanya dari ditangkap seperti Nathan hari ini hingga kemudian diangkat menjadi anak orang penting yang aku tidak sebutkan kepada Nathan sepenting apa itu. Semua percakapan itu menuntun kami melewati waktu dan perjalanan panjang. Tak terasa sudah sore hari dan aku sudah tiba di kawasan hutan larangan tempat Nathan tinggal.