Chereads / Aku Hidup Kembali Di Dunia Lain Bersama Teman Lamaku / Chapter 9 - Chap 9: Wajah Yang Aku Kenal

Chapter 9 - Chap 9: Wajah Yang Aku Kenal

Arc II : Para Pengelana

Baru kemarin rasanya aku menjadi seorang putri raja padahal nyatanya baru 24 jam saja, lebih. Lebihnya 2 minggu. Ya, memang sudah dua minggu aku mengemban nama dan gelar seorang putri dari kaisar. Hal pertama yang aku lakukan adalah mempelajari seluruh masalah ekonomi, politik, kesejahteraan hingga infrastruktur negeri ini. Tentu saja kebanyakan aku lakukan memakai skill internet yang aku miliki. Jika aku membaca buku yang ada disini aku yakin belum dua lembar aku sudah pensiun dan memilih dagang baso ikan saja di dunia ini. Aku juga diajari bagaimana caranya bersikap seperti seorang putri yang mumpuni oleh para pelayan dan juga bangsawan kerajaan yang simpati padaku. Walaupun akhirnya mereka semua kena semprot ibunda ratu Anastasya yang berkata bahwa aku ini tidak perlu dipaksa bersikap dan bertingkah kaku, dia menyuruhku untuk menjadi diriku sendiri. Menjadi putri yang sesuai keinginanku. Walaupun aku inginnya jadi hokage atau walikota.

Di minggu kedua tugasku menjadi wakil negara membawa nama Heiken dan kekaisaran agung Prestia. Aku malah diperintahkan untuk menonton eksekusi tahanan dengan tuduhan berat. Menjadi iblis jahat. Di dunia ini hukum kebanyakan ditentukan oleh norma masyarakat. Kemudian lebih jauhnya adalah hukum dari negara atau kerajaan dengan otoritas wilayah masing-masing. Hukumnya tidak ketat dan tidak banyak pertimbangan, tapi sadis. Tidak juga ada penelitian atau penyidikan lengkap terlebih dahulu. Yang ada hanya interogasi, sidang kemudian hukuman. Ratu bilang, pengalaman kali ini harus aku jadikan pelajaran untukku agar bisa membentuk sistem hukum yang lebih baik dan adil. Jadi pagi buta aku sudah pergi meninggalkan kastil bersama 8 orang pelayan wanita yang selalu bersamaku. Mereka semua itu adalah tentara elit dan terlatih dengan pakaian pelayan.

Kota bawah istana. Aku bilang "the underground street" dimana aku bisa melihat kereta kuda nge-drift di ujung jalan. Kusir kereta kuda yang aku tumpangi tidak tahu tujuanku. Jadi dia bertanya lewat celah kecil yang ada dibelakangku.

"Yang mulia. Dari sini aku harus kemana?" Tanya pria yang saat ini tengah memegang kendali atas kereta kuda yang aku tumpangi.

"Dalam 300 meter, belok kanan." jawabku menirukan suara mbak-mbak di GPS Google.

Kami tiba di alun-alun kota bawah. Orang-orang tengah berkumpul menantikan pengadilan. Yang mereka tunggu sih sebenarnya hanya bagian pancungnya saja. Maklum di dunia ini tidak ada TV, PS, komputer ataupun ponsel. Jadi hiburan mereka ya begini. Melihat kepala orang lain lepas kemudian berteriak keras-keras seperti penonton sepak bola. Barbar memang. Aku turun agak jauh dari kerumunan, takut menyenggol warga yang antusias dan malah kepalaku yang mereka tebas. Biasanya ada yang mabuk tuak.

"Terima kasih pak. Nanti aku beri bintang lima" Ucapku kepada kusir tua yang mengantarku dan para pelayanku. Dia kebingungan. Maklum bukan kusir online. GoDa, pesan antar kereta kuda online sepertinya terdengar keren juga. Pesannya lewat telepati atau burung merpati.

Aku melihat ada 3 orang pria berdiri di panggung. Bukan untuk pentas atau audisi dangdut. Mereka itu dipajang hendak dibawa kepengadilan. Wajah mereka diperlihatkan untuk dipertontonkan. Hehe.. Asyik juga sepertinya jika aku adakan konser dangdut di dunia ini, atau ya aku buat agensi girlband dari para gadis bangsawan. Lumayan dari pada hanya menonton orang di gantung atau di pancung, atau di bakar hidup-hidup seperti mereka menonton komedi sahur. Aku melihat pria yang berdiri di tengah, di antara para tahanan lain. Wajah yang sangat familiar dan tak asing bagiku. LAH ANJING SI NATHAN ITU!!

Nathan. Temanku dari SMP yang karena dia juga aku bisa masuk isekai seperti sekarang ini. Tidak aku duga dia masuk juga ke dunia ini. Tapi apa benar dia Nathan yang sama dengan yang aku kenal? Bagaimana jika ternyata dia itu Bambang, bukan Nathan?

"Hilda. Bisakah kau um- bawakan pria dengan wajah bodoh yang berdiri di tengah itu menghadapku?"

"Tentu saja putri" Dia mengangguk dan membungkuk memberi hormat menandakan dia akan menjalankan perintahku. Walaupun itu sebenarnya permintaan tolong.

Nathan akhirnya dibawa oleh kepala penjaga panggung setelah Hilda berbicara kepada pimpinan mereka. Nathan yang sepertinya tidak mengenaliku malah dengan pandangan penuh hasrat bejat menatapku. Ini tidak baik. Aku harus segera menyadarkannya.

"Jadi kenapa kau ditangkap?" Tanyaku.

"Mana aku tahu! Aku sedang jualan!" Jawabnya ketus.

"Jaga bicaramu dasar makhluk rendahan! Kau tidak tahu siapa wanita di depanmu!?" Hilda marah kepadanya dan menekan kepalanya hingga menghantam meja karena dia tidak sopan kepadaku.

"Siapa? Hitomi Tanaka?"

"LAH! GOBLOG!! Hitomi Tanaka kan artis bokep!".

"LAH?! GOBLOG!! Kok situ bisa tahu? Kok bisa bilang 'goblog' sih? Goblok!"

Ah bangsat. Aku keceplosan. Orang dunia sini mana ada yang tahu siapa Hitomi Tanaka. Dia pasti langsung tahu aku dari dunia yang sama dengannya setelah mendengar nama legendaris tadi. Tertangkap sudah. Terlebih karena aku juga keceplosan menggunakan bahasa khas Cicaheum-ku yang tidak akan bisa ditemukan di bagian manapun di dunia ini.

"Aku Remilio" Bisikku pada Nathan.

"Mana mungkin! Remilio itu kan la-"

"Pancung dia!"

Belum sempat Nathan selesai bicara langsung aku potong dengan kata-kata dingin dan tatapan super kuudere-ku yang datar tanpa ekspresi demi melatih jurus menolak lamaran pria.

"Heeee!! Jangan dong! Aku punya satu anak dan dua istri di rumah" Pintanya memohon padaku.

"Kebalik goblok! Dua anak satu istri itu yang benar! Lagipula baru berapa bulan kita disini mana ada kau sudah punya dua anak. Memangnya kau ini apa? Belalang sembah?" Ucapku kesal memakai bahasa dan logat unik dan aneh yang mungkin tidak akan bisa dimengerti oleh Hilda dan pelayanku yang lain.

"Lagipula, darimana aku bisa percaya kau itu Remi yang aku kenal?" Tanya Nathan.

"Gara-gara kau bis kita masuk jurang" Ucapku dingin.

"Aa~ Iya~ Remi.." Dia tersenyum girang bisa melihat orang yang dia kenal selama ini ada di hadapannya di dunia yang tak ia kenal. Karena aku pun merasa begitu.

"Aku pinjam uang dong." Lanjut Nathan.

Si bangsat ini. Dia bukan senang karena bisa bertemu denganku setelah sekian lama terpisah di dunia baru. Yah memang dia sudah biasa meminjam uangku. Mungkin karena melihat pakaianku yang mewah ini. Padahal aku pikir akan sangat sulit meyakinkan Nathan. Aku juga berfikir dia pasti langsung memelukku saat tahu aku itu Remi. Alibi rindu padaku, padahal dia hanya ingin meraba-raba tubuhku yang baru ini. Nathan kan memang begitu orangnya. Tapi kali ini aku salah sepertinya. Aku salah mengira dia akan begitu.

"Jika saja mereka tidak memborgolku. Mungkin aku sudah memelukmu karena rindu, Remi."

Si anjing. Baru saja aku sanjung. Sepertinya memang lebih baik aku pancung sajalah kepalanya. Percuma tidak ada isinya juga. Mungkin saja dia nanti masuk isekai yang lainnya. Kami baru saja bertemu dan dia langsung cari masalah. Dia memang belum tahu kalau aku ini seorang putri sekarang. Biar jadi rahasia saja. Hilda tidak bergumam melihatku dan Nathan begitu akrab. Dia juga mungkin berfikir bahwa aku dan Nathan ini sudah berteman sejak lama sebelum aku bertemu ratu. Aku memang punya banyak pertanyaan pada Nathan. Bagaimana dia bisa masuk kesini? Apa skill yang dia cantumkan saat muncul pertanyaan dulu? Bagaimana dia hidup selama ini? Juga darimana saja sebenarnya orang ini dan apa yang dia lakukan selama ini sampai bisa ditangkap pasukan kerajaan?