Chereads / Woman In My Life / Chapter 36 - Terkejut

Chapter 36 - Terkejut

Aku menatap Zofran yang sekarang sedang bersender menatapi layar laptopnya, aku merasa bersalah padanya, karena aku yang mendadak muntah, dia jadi hanya memakai kaos dalamnya saja, nanti malam dia pasti kedinginan.

"Kenapa?" dia bertanya pada ku kini.

"Ti... tidak." Aku gugup menatapnya dan aku hanya tertunduk malu di tempat tidur.

Dia duduk dihadapan ku, dia membelai rambut ku, "Kenapa dengan mu? kau menatap ku seperti itu, ada yang salah?" tanya nya pada ku yang masih menatap lekat wajah ku, dia menciumi pucuk kepala ku dengan penuh pengertian.

"A... aku hanya merasa bersalah, karena aku kau hanya mengenakan kaos dalam sekarang, kau pasti kedinginan dan malu." ucap ku memulai pembicaraan.

"Aku tidak apa, dan ini bukan salah mu." jawabnya tulus.

"Aku minta maaf, aku banyak merepotkan mu akhir akhir ini, kau bahkan selalu menemani ku bermalam di sini, bahkan mami yang harusnya beristirahat di rumah juga ikut menjaga ku di siang hari." Dia menarik lengan ku supaya aku bisa bersandar di dada bidangnya.

"Kami tidak merasa di repotkan, aku dan mami mungkin hanya merasa bosan dan lelah, tapi itu semua tak sebanding dengan apa yang kau alami, merasakan sakit di perut mu, minum obat, dan bahkan kau lebih bosan dari aku dan mami, kau harus terbaring dan diam di atas tempat tidur." Aku menangis mendengar perkataan jujur darinya, aku tau Zofran tidak pernah dingin, atau kasar seperti apa yang pernah aku lihat dulu.

Dia menyelimuti ku, dia terus mengusap lembut kepala ku, sampai akhirnya aku tertidur sangat nyenyak.

Aku membuka mata ku dan tersadar bahwa Zofran sedang tidur disamping ku, aku mengusap puncak kepalanya, dia membuka matanya dan menyapa ku dengan senyuman terbaiknya.

"emhhh..." dia merenggangkan badannya.

"Kau sudah bangun? tidur mu nyenyak?"

"Ya, tidur ku sangat nyenyak, apalagi jika di belai seperti semalam, terimakasih." ucap ku, namun lagi lagi dia hanya tersenyum dan kembali menjadi ICE MAN.

"Aku mau mandi." ucap ku.

"Tidak boleh, kau masih lemah, kasihan baby jika kau terus bertingkah begitu."

"Aku mau mandi, aku sudah tidak betah, badan ku lengket."

"Yasudah, sebentar." Dia menggendong ku ke kamar mandi, dia membuka baju ku perlahan dan lembut.

"Kau akan memandikan ku?"

"Tentu, aku akan memandikan mu, kau malu?"

"Tentu aku malu."

"Hah? bahkan aku sudah hapal sekali bentuk tubuh mu." Ah... aku malu sekali dia sekarang mengusap lembut tubuh ku dengan sabun, mengosoknya perlahan, mengeramasi ku, dan menghanduki ku.

"Terimakasih sudah membantu."

"Tentu kita harus saling membantu." Dia mengecup dan mengajak bicara baby dalam perut ku.

Setelah selesai dengan acara ganti baju, dokter datang untuk memeriksa ku pagi ini, dia membawa banyak peralatan, alat USG dan juga alat pendeteksi detak jantung.

Antara khawatir dan takut wajah dokter berbeda dengan harapan ku.

"Bagaimana dok?"

"Keadaan bayi nyonya dan tuan dalam kondisi yang menghawatirkan."

Air mata ku menetes, aku kaget bukan kepalang, aku baru akan menjadi calon ibu namun aku sudah lalai.

"Dokter ada apa dengan bayi ku, suami ku, apa yang terjadi, dokter salah kan?" Aku panik, sementara Zofran masih terlihat tegar, aku terus meminta jawaban darinya.

"Mohon maaf tuan,nyonya, mungkin bayi ini akan lahir sebelum waktunya, melihat sudah banyak darah yang berada di sekitar dinding rahim."

Bagaikan dihantam batu aku lemas tak berdaya, Zofran terus menggenggam tanganku, menyalurkan emosinya.

"Tenang lah semua akan baik baik saja."

ucapnya pada ku, Zofran di pinta untuk keluar menemui dokter, dan setelah itu mami masuk.