Chereads / Woman In My Life / Chapter 38 - Tak Mampu Pergi

Chapter 38 - Tak Mampu Pergi

Dua hari sudah pasca aku melepaskan dia dari dalam rahim ku, aku kecewa, aku lalai, aku calon ibu yang gagal. Kini aku hanya bisa membisu dengan tatapan kosong tak beraturan, aku benci keadaan ini.

"Mayra, kita harus kembali ke rumah sekarang, kamu tidak bisa berada dalam keadaan seperti ini sayang." ucap Mami dengan penuh perhatian.

"Elmayra, kita pulang ya, aku mohon pada mu, jangan berlarut-larut, aku pun sama sedihnya dengan mu." ucap Zofran yang kini berada dihadapan ku, dia mengendong ku, dengan menggunakan kursi roda dia membawa ku keluar dari ruangan itu.

Sepanjang perjalanan aku hanya diam lemah dan tak berdaya, seperti sudah mati namun aku masih bernafas kini.

Zofran kembali menggendong ku menuju kamar kami dilantai 2, aku di baringkan dan sekilas ia mencium ku.

"Aku akan menepati janji ku, kau istirahat lah, aku mau pergi sebentar ke kantor ada sesuatu yang harus aku lakukan." Aku hanya mengangguk tanpa ekspresi.

Di kantor Zofran.

"Juna, aku minta kau atur ulang semua jadwal ku aku tidak bisa meninggalkan Elmayra terlalu lama sekarang, jiwanya masih terguncang, pasca kehilangan bayinya."

"Maaf pak, tapi siapa Elmayra? apakah dia..."

"Dia Istri ku Juna, aku sudah menikah hampir satu tahun, dan kami hampir memiliki seorang bayi, namun ia hilang sekarang."

"Aku turut berduka pak, baiklah aku akan atur kembali jadwal mu, apakah kau akan mengambil libur atau cuti lama?"

"Tidak Juna, aku hanya butuh waktu 18 jam untuk menemaninya, aku mau setiap harinya waktu kerja ku menjadi 6 jam saja."

"Baik pak, saya permisi dulu."

"Silahkan."

Juna bukan hanya kaget namun juga tidak percaya, bos dinginnya ini bisa menikah dan bahkan telah menghamili istrinya.

"Bagaimana bisa, mereka tidak pernah mengatakan apapun pada ku, pernikahan atau undangan pun tidak pernah ku terima, Pak Zofran, pak Zofran." Ucap Juna dengan resah.

Zofran merapihkan semua pekerjaannya, menata dan menandatangani semua kontrak dan mengirim surat elektronik, setelah itu dia bersiap untuk pulang.

"May, ayo buka mulut mu, sedari kemarin kau belum makan, jika begini terus kau yang akan sakit, kau sedang dalam proses penyembuhan sayang."

"Aku ingin ikut bersama baby ku mami, kasihan dia kedinginan disana."

Rida menangis menatap menantunya.

Zofran menatapi mereka berdua, sampai akhirnya Zofran mengambil piring makanan yang disajikan untuk Mayra.

"Biar Zofran yang membujuknya mam." Rida keluar dari kamar mereka, Zofran duduk di hadapan Mayra, menangkup wajah Mayra.

"Elmayra, tatap mata ku." Mayra menatap mata Zofran dengan penuh kelembutan, Zofran tau ada yang salah dengan Mayra, tatapan mata Mayra perlahan melemah, Zofran menyentuh bibir Mayra dengan jemarinya.

"Percaya padaku, aku akan selalu bersama mu, Elmayra aku menginginkan kau menjadi bagian hidup ku." cup...

Zofran mengulum bibir Mayra menyalurkan kesedihan dan juga kekecewaan, Mayra menyadari perbedaan Antara nafsu, emosi dan juga ketulusan Zofran padanya.

Ciuman Zofran dibalas oleh Mayra, Zofran gembira namun juga dia sadar jika lebih lanjut Mayra akan semakin terluka.

Zofran melepaskan Mayra, dia mengambil sendok dan menatap Mayra.

"Makanlah, atau kau mau..."

Mayra tau maksud Zofran, jika Mayra tidak makan, maka Zofran akan menyuapinya dengan mulut Zofran

Mayra menerima suapan pertamanya, Zofran tersenyum.

"Makan lagi ya, aku ingin kau sehat dan kembali menjadi wanita yang lincah dan kuat, kau tau aku rindu masakan mu."

Mayra menatap Zofran dan mencium kening Zofran sekilas.

"Aku ingin kau segera pulih, aku menderita melihat mu seperti ini, kau ingin pergi bersama ku bukan, jika kau sembuh aku akan mengajak mu pergi dengan mengendarai motor seperti keinginan mu dulu."

Mayra semakin senang, hatinya berbunga.

"Kita akan bersama walau tanpa cinta, Mayra aku tak bisa hidup dengan kesedihan mu, namun juga tak bisa seutuhnya mencintai mu, rasa sakit ku begitu berat, sampai untuk percaya dan menyerahkan hati ku pun terasa susah." ucap Zofran dalam hatinya.