Zofran menghela nafas saat telah selesai dari aktivitas bersih bersihnya.
Zofran menatap Mayra yang kini menyantap makanan yang tadi di beli Zofran seperti orang yang belum pernah makan sedari bayi.
"Elmayra, bisakah kau makan dengan perlahan, aku jijik melihat mu makan seperti itu." Zofran mengambil tangan Mayra dan mengarahkan tisu ke mulut Mayra.
"Kau beli dimana makanan ini, rasanya sangat enak, dan stop mengelap wajah ku." Ucap Mayra yang menyingkirkan tangan Zofran yang terus saja mengelap pipi dan mulut Mayra yang belepotan saus.
"Aku tidak mau baby ku mengikuti kelakuan mu yang semakin hari menjadi aneh." Ucap Zofran dengan wajah datarnya.
"Meniru mu jauh lebih aneh, aku tidak mau baby ku menjadi seperti mu, seorang yang selalu saja datar dan yang jelas aku tidak mau baby ku menyembunyikan dan membohongi dirinya sendiri." Ucap Mayra yang tak berfikir kembali, masa bodi dengan Zofran yang akan marah atau tersindir dengan ucapannya.
"Lihatlah, jika dia sudah terlahir, dia akan menjadi duplikat ku, dan kau akan menghadapi kami berdua." Ucap Zofran yang pergi meninggalkan Mayra di meja makan.
Zofran kini ada di ruang kerjanya di lantai 3, ruangan itu berlapis kaca dan mengarah langsung ke taman belakang, tenang dan nyaman, hangat. Tempat inj memang selalu menjadi tempat favorit Zofran jika sedang lelah atau ingin menenangkan dirinya sehabis bekerja.
"Kenapa lagi lagi wanita itu membuat ku ilfil dengan tingkahnya, Tuhan bisakah kau berikan aku satu wanita sempurna yang otak dan kelakuannya singkron, ku pikir Mayra wanita yang tidak akan melakukan hal aneh dan menjijikan, nyatanya? Apa mungkin wanita yang hamil selalu melakukan hal aneh."
Tok... tok... tok
Zofran berhenti bergumam saat ketukan pintu terdengar, dia bangun dan membuka pintu.
"Apalagi?" Ucap Zofran yang kini menatap Mayra dengan intens, karena Mayra begitu bersih bahkan telah mengganti bajunya dengan baju tidur tanpa lengan, yang terus memperlihatkan paha mulusnya, dan untungnya tidak ada orang di rumah ini.
Harum dari tubuh Mayra menjadi candu bagi Zofran, namun tiba tiba Mayra masuk kedalam ruang kerja Zofran.
Zofran kaget saat Mayra duduk dengan santai di meja kerjanya.
"Disini nyaman, aku mau tidur disini!" Ucap Mayra.
"Disini, kau bisa sakit badan jika tidur tanpa kasur."
Mayra menatap lekat Zofran dia menggenggam bahu Zofran.
"Buat apa tubuh sebesar ini? kau tidak kuat ya jika aku tidur beralaskan tubuh mu."
"Hah? Apa maksud mu?" ucap Zofran heran.
"Begini." Mayra mengarahkan Zofran ke sofa dan membaringkan Zofran lalu Mayra tidur di atas dada Zofran.
"Begini saja ya sampai pagi, maaf aku merepotkan."
"Tidak usah minta maaf,kau memang selalu merepotkan ku."Ucap Zofran yang kini mengelus halus paha Mayra.
Mayra sadar dengan apa yang dilakukan Zofran, dia tau Zofran dan bagian nakalnya telah beraksi.
"Maaf tapi aku sedang tidak mood, aku bahkan ingin muntah hanya dengan membayangkannya saja."
"Ya sudah, turun dari badan ku, kau sedang tidak mood kan, tidurlah di kamar jangan mengganggu ku."
Mayra kecewa dengan Ucapan Zofran dan kini ia pergi menuju kamarnya.
"Dasar aneh." Ucap Zofran.
Zofran benar benar tergoda dengan Mayra saat ini, tubuh Mayra belum ada perubahan hanya sedikit lebih kencang, itu membuat Zofran lebih tergoda.
"Ah... aku harus menuntaskannya sendiri, Mayra sudah tidak bisa ku bohongi lagi."
Sementara itu Mayra benar benar tidak bisa tidur karena tidak nyaman berada di kasur.
Zofran membuka pintu kamar dan Mayra masih terjaga.
"Kau belum tidur juga?"
"Bagaimana bisa tidur, aku kan sudah bilang ingin tidur di sofa dengan mu." ucap Mayra manja.
"Aku tidak mau kau siksa." Ucap Zofran kasar, karena dia sudah tak tahan Mayra berbaring di kasur dengan pakaian yang terbuka,apalagi Zofran tau Mayra tak mengenakan bra, sampai putingnya terlihat.
"Aku mau." ucap Mayra malu malu, Mayra segera menarik tangan Zofran sampai posisi Zofran duduk di hadapannya.
Cup...
Mayra mengecup singkat Zofran, namun di tahan oleh Zofran, dengan lembut Zofran mengecup, menjilat bahkan melesakan lidahnya.
Mayra mengerang, saat pergerakan mereka menjadi lebih menuntut.
Zofran menyibak pakaian yang dikenakan Mayra, dia sedang berapi sekarang, menghadapi Mayra yang mendesah semakin keras.
Tanpa canggung atau bertanya lagi, Zofran menghentak Mayra dengan keras, Zofran mendesah dan mengerang.
"Baby, ini Daddy ya..." ucap Mayra saat Zofran sudah benar benar mabuk dengan apa yang disuguhkan Mayra.
"Kau memperkenalkan ku?"
Mayra mengangguk.
"Aku akan malu nanti, jika dia sadar betapa kejamnya aku mengharap mu, bahkan sampai selama ini, aku belum juga kalah." ucap Zofran yang malah membuat Mayra tertawa.
"Tapi dia akan mengerti bahwa Daddy-nya hanya membutuhkan Momy nya dan hanya Daddy yang bisa membuat Momy menjerit kewalahan."
Zofran tertawa dan akhirnya mereka mencapai kepuasan bersama.
Zofran terlelap di atas Mayra dengan mereka yang masih terhubung, Zofran enggan mencabutnya, katanya dia akan menemani baby nya disana.
Mayra pun terlelap dengan tangan yang masih melilit tubuh Zofran.