"Niken, saya minta kosongkan jadwal saya untuk hari ini, begitupun rapat dengan para pemilik saham, saya ada urusan hari ini."
"Tapi pak, rapat ini sangat penting untuk perusahaan."
"Undur saja sampai besok." Mayra masih lekat memandangi Zofran yang sedang meninggikan nada bicaranya di telfon. Seketika Zofra menatap Mayra yang menghampirinya.
"Ada apa?" tanya Zofran.
"Aku yang harusnya bertanya, kau membatalkan semua janji dan jadwal yang mereka buat untuk mu hanya karena janji mu pada ku semalam?"
"Iya ayo kita pergi." Zofran menarik tangan Mayra untuk segera pergi, namun Mayra malah menahannya.
"Kita bisa pergi kapan pun." Ucap Mayra yang malah di tatap lekat oleh Zofran.
"Aku tidak mau kau mengingkari janji mu atau membuat pekerjaan mu semakin sulit, ayolah kau boleh pergi, lagi pula masih banyak waktu untuk ku jalan jalan dengan mu." Ucap Mayra yang begitu tulus.
"Kau tidak mau pergi? bukankah kemarin kau yang memintanya, apa mau mu sebenarnya?" Zofran sedikit kesal dengan ucapan Mayra yang seakan hanya mempermainkan Zofran dan menilai semuanya dengan pekerjaan.
"Aku mau pergi bersama mu, aku sangat ingin waktu berdua dengan mu." Jelas Mayra. Namun Zofran semakin serba salah dibuatnya.
"Lalu apa lagi, aku memprioritaskan keinginan mu itu, lalu kau menyuruh ku untuk pergi, aku tidak mengerti dengan diri mu."
"Dengar aku! Kau telah melibatkan banyak orang, kau telah membuat janji mu terlebih dahulu, dan ya kau juga waktu itu berucap agar aku mau makan dan itu semua kebaikan untuk ku, maka aku tidak mau kau menjadi orang yang ingkar pada janji pertama mu, kasihan mereka yang sedang menunggu mu, yang sudah berusaha menyiapkan segala sesuatunya."
Mayra menatap mata Zofran dan mengelus pipi Zofran.
"Baiklah, jika itu mau mu, Minggu depan akan ku jadwalkan untuk pergi bersama mu, jaga dia baik baik, makan dan istirahat yang cukup." Zofran mengelus perut rata Mayra.
"Aku pergi." Ucap Zofran dan keluar dari kamar mereka. Zofran masuk kedalam mobilnya, tidak seperti para CEO yang selalu mengunakan supir atau pengawal, Zofran lebih suka berkendara sendiri, dia selalu mandiri, dan menyimpan rapat privasi nya.
Zofran hanya membutuhkan sekretaris untuk membantu pekerjaan nya di kantor, selebihnya dia hanya mempercayai dirinya sendiri.
Setelah rapat dengan beberapa pemegang saham Zofran menyenderkan tubuhnya ke sofa di ruangan kerjanya, dia menghirup nafas dalam dalam.
"Bersama seseorang ternyata tidak buruk, seperti apa yang ku fikirkan, ku harap Mayra bisa ku percaya." gumam Zofran dalam hatinya.
Zofran menerima pesan singkat dari Mayra.
My Wife.
Malam ini kau akan kembali tepat waktu atau terlambat, atau mungkin juga kau tidak pulang?
Me.
Aku akan pulang tepat waktu, Ada apa? kau rindu?
My Wife.
Percaya diri sekali pria ini!
Tidak aku hanya ingin minta tolong.
Me
Apa?
MY Wife
Belikan aku satu paket Seafood lengkap, aku ingin sekali makan Seafood.
Me
Baiklah tunggu aku kembali, akan ku belikan.
MY Wife
Thank you my Husband.
Zofran tersenyum melihat tulisan yang Mayra kirim,
"Dasar aneh, wanita hamil apakah seperti ini ya? Wanita yang mandiri bahkan tidak pernah meminta tolong, tapi malah berlaku manja."
Zofran beranjak dari tempat duduknya dan pergi keluar kantornya.
Dia menyetir dan berhenti di depan restoran seafood ternama.
"Saya pesan 3 paket Seafood lengkap."
"Baik Tuan di tunggu sebentar."
Lalu tak begitu lama Zofran telah membawa 3 boks makanan dengan satu plastik jinjing.
Sesampainya di rumah Zofran di sambut Mayra dengan wajah berbinar dan penuh cinta Mayra segera mengandeng tangan Zofran dan mencium pipi Zofran.
"Ada apa dengan mu?" tanya Zofran yang mulai bingung dengan Mayra.
"Aku merindukan mu, kau bawakan pesanan ku?"
"Ya.."
"Aku tidak bisa makan siang, sedari tadi aku ingin makan Seafood tapi aku hanya mau kau yang membeli nya."
"Kau tidak makan siang hanya karena Nini? lalu kenapa kau tidak menelepon ku dan meminta ku untuk pulang dan membeli ini?"
Mayra tersenyum sambil mengelus perut datarnya.
"Kata baby, Daddy akan lebih tampan jika membelinya sepulang kerja. Dan benar kau jauh lebih tampan dengan wajah kusut mu." Mayra pun tertawa riang membawa jinjingan pesanannya.
Sementara itu Zofran justru terheran dengan tingkah Mayra yang semakin aneh.