Hari ini aku akan kembali ke rumah orang tua ku, dengan menaiki bus kota aku berangkat. Aku pergi dengan banyak kenangan, yang menyakitkan bahkan menyenangkan.
Dulu saat rumah itu menjadi tempat ternyaman untuk ku dimana ada ibu dan ayah yang hanya menyayangi ku seorang. Aku memang egois aku tak ingin membagi hati ayah dan ibu dengan orang lain, aku sangat beci jika seorang yang begitu mencintai ku harus mencabangkan hatinya untuk orang lain, terlebih aku hanya miliki ayah seorang.,
Tak terasa kenangan menyedihkan itu berhasil membuat air mata dan hati ku kembali meluruh.
Setibanya aku diterminal kota aku segera bergegas mencari ojek untuk mengantar ku menuju rumah orang tua ku.
"Pak, bisa tolong antar saya ke jalan Duku nomer 24."
" Bisa neng."
" Berapa yang harus saya bayar?"
"20 ribu, neng." Aku pun segera diantar menuju tempat tujuan ku.
Suasana rumah sangat sepi bahkan sangat asing untuk ku.
Ayah keluar saat aku mengetuk pintu, dia hanya memicingkan mata menduga siapa yang ada dihadapannya.
"Assalamu'alaikum, ayah." aku berhambur kedalam pelukannya, namun ia hanya diam.
"Ayah, bagaimana kabar mu, dimana Hardi?"
" Apakah kau masih ingat dengan adik mu, dengan rumah mu saja sepertinya kau telah melupakan nya."
"Ayah, aku minta maaf namun semua ini karena aku ingin terus belajar tak mau berhenti hanya karena..."
Aku diam tak mau memulai keributan, kenapa? karena jika ku teruskan hanya akan mengorek luka ku yang sangat perih.
Kalian tau, dulu saat aku ingin berkuliah, aku sudah mencari uang untuk pendaftaran awal dengan membantu guru dan berjualan kue kering secara online, namun semua uang yang ku kumpulkan harus ku relakan.
Ayah meminjam uang tersebut untuk membayar hutang karena telah di tagih rentenir, aku tak mau ayah masuk penjara karena laporan penipuan.
Aku menyerahkan semuanya dan aku setelah tamat SMA mengubah pendirian ku, aku harus pergi jika ingin bahagia.