Chereads / [BL] Black Angel (Qing An and Qing Yu) END✅ / Chapter 4 - Terlalu Lemah dan Rapuh

Chapter 4 - Terlalu Lemah dan Rapuh

Diruang kerja tepatnya dibagian bawah tanah, seorang pria tampan sedang melihat Laptopnya dengan ekspresi wajah yang sangat serius. Siapa lagi kalau bukan Alois Albrech, kakak dari seorang model terkenal Revana Albrech.

Tok... Tok... Tok... (Ketukan pintu)

"Masuk."

Seorang wanita yang berusia kurang lebih 50-an, namun masih tampak terlihat awet mudah seperti wanita yang masih berusia 30-an itu membuka pintu dan masuk dengan membawa nampan yang berisi potongan buah-buahan segar pada Alois yang merupakan anak sulungnya sekaligus menjabat sebagai seorang Ayah bagi dua adiknya.

Namanya adalah Katrina Albrech, ibu dari Alois, Seling, dan Revana. Katrina memiliki tiga orang anak, dua orang anak perempuan dan satu orang pria. Dimana anak pertamanya Alois, yang kini berusia 29 tahun, anak keduanya bernama Seling, yang kini berusia 24 tahun, dan anak ketiga sekaligus anak bungsunya, Revana yang saat ini masih berusia kurang lebih 19 tahun.

Revana yang sangat di manjakan sejak kecil dari kedua orang tuanya beserta kedua kakaknya, apapun yang selalu dia minta pasti akan selalu di ikuti dan dituruti oleh kedua kakaknya. Namun saat ini, Revana telah tumbuh menjadi gadis dewasa dan meminta berbagai hal. Kebiasaan buruknya ini hanya bisa di tangani oleh kakak keduanya, Seling. Namun saat ini kakak keduanya sedang ke Negara Y selama beberapa bulan kedepan untuk menangani bisnis cabang di sana.

Jika kalian bertanya-tanya; Mengapa Alois tidak bisa mengatasi adik bungsunya itu(?) Jawaban yang akan kalian dapatkan mudah saja, karena Alois sangat menyayangi adik-adiknya.

Kembali ke topik awal.

"Taruh saja buahnya di atas meja." Ucap Alois tampa mengalihkan pandangannya dari laptop.

Katrina menaruh piring buah di atas meja, dan duduk di kursi depan meja kerja Alois.

"Ibu sarankan, kamu jangan terlalu mengikuti keinginan dari Revana. Dia masih terlalu kekanakan mengenai hal-hal seperti itu." Kata sang ibu.

"Ini hanya masalah sepele, ibu tidak perlu khawatir."

Katrina menghembuskan napas dan kembali berkata kepada anak sulungnya yang sangat keras kepala serta angkuh itu, "Bukan ibu mau ikut campur, ini masalah adikmu, jika dia menginginkan pria itu, maka dia yang harus berusaha mendapatkannya sendiri." Setelah mengatakan itu, Katrina berdiri dari kursinya dan berjalan keluar dari ruangan tersebut.

Alois menghentikan aktifitasnya, dan menatap pintu yang baru saja di tutup oleh sang ibu, Katrina.

.

.

.

Keesokan harinya, tepatnya pukul 7 pagi, Qing Yu sudah bersiap dan bergegas menuju ke kampus, dikarenakan dia memiliki kelas pagi sekitar jam 8 pagi.

Sesudah sampai di kampus, banyak mahasiswa/i yang sudah berhamburan dan berkeliaran di kampus.

Ia menghembuskan napas dan berkata pada dirinya sendiri, "Semangat." dan berjalan melangkah kedepan.

Qing Yu berjalan menuju ruang kelasnya yang berada di lantai tiga. Sepanjang perjalanan, semua orang menatapnya dengan berbagai ekspresi. Ada beberapa orang yang menatapnya ibah, kasihan, benci, jijik, dan beberapa ekspresi lainya.

"Pagi Qing Yu." Sapa seorang gadis yang terlihat sangat manis dan cantik.

Sapaan gadis tersebut hanya di balas senyum ramah oleh Qing Yu. Biasanya Qing Yu akan menjawab sapaan dari mereka, namun untuk saat ini, dia urungkan niatnya untuk menjawab sapaan dari beberapa orang dan dia juga tidak berani menyapa orang-orang yang berada di sekitarnya.

Sangat malang.

"Eh jangan menyapanya,  kamu ingin matiyah...!" Tegur salah satu temannya.

Setelah sampai dikelas, Qing Yu mengambil  tempat duduk paling belakang, di depanya sudah ada Rita dan Ikhi yang sedang berbincang-bincang. Qing Yu merasa kesepian dan rindu, biasanya dia selalu duduk bersama kedua temannya dan bercanda ria.

Namun saat ini, kedua sahabatnya itu harus rela menghindarinya demi keselamatan hidup mereka.

Dunia begitu sangat tidak adil kepada malaikat kecil kita ini. Hidupnya yang damai dulu harus direnggut karena sebuah cinta sesaat.

Kehidupan indah dan terang yang ia miliki dulu, kini berubah menjadi kegelapan malam dalam hitungan menit saja. Sungguh tragis nasipmu Qing Yu.

Selesai kelas, Qing Yu langsung bergegas menuju kantin Universitas, dari pagi perutnya sudah keroncongan dikarenakan kebiasaan buruknya yang tidak pernah sarapan pagi. Sampai di kantin dan membeli makanannya, yah seperti hari-hari biasanya, duduk di pojokan kantin sendirian sambil menyantap makanannya dalam diam.

Pada saat Qing Yu masih tengah asik menyantap makanannya, tiba-tiba saja ada seseorang yang menyiram segelas soda kedalam piring makan milik Qing Yu.

Sreeeiitt...

"Ups, sorry nggak sengaja ketumpah." Ucap orang itu dan kemudian berlalu pergi.

Setelah orang tadi menumpahkan makanan kedalam piring milik Qing Yu, kini beberapa orang mulai ikut-ikutan. Bahkan parahnya lagi, mereka melempar tisu bekas pakai kedalam piring makan Qing Yu.

Rasanya ingin sekali menagis, namun itu terlihat sangat memalukan, apalagi dia seorang pria. Ingin sekali marah dan menegur mereka, akan tetapi tidak memiliki keberanian untuk marah.

Malaikat kecil kita ini sangat lemah dan rapuh.

Kejadian pembulian ini mengingatnya kepada sang adik yang merupakan saudara kembarnya yang lebih memilih menempuh pendidikan di indonesia dari pada ikut bersamanya ke Prancis.

Selama SD samapai SMA, biasanya sang adiklah yang akan berdiri di garis depan jika ada seseorang yang berani mencari masalah dengan sang kakak. Bahkan sang adik sama sekali tidak memandang kamu siapa, kamu anak siapa, kamu keluarga atau bukan, dan yang ada di pikiranya hanyalah, kamu telah berbua salah.

Bukan saja itu; Bahkan kamu perempuan sekalipun, prinsipnya 'jika kamu salah, berarti kamu akan tetap salah. Jika tidak ingin disalahkan, maka jangan berbuat salah'. Itulah prinsip yang tertanama dalam diri sang adik hingga saat ini.

Qing Yu berpikir, jika dia memiliki kepribadian kejam dan malas tahu dari sang adik; Mungkin masalah ini akan mudah saja di jalaninya.

Tapi ingatlah, tidak ada seorangpun anak kembar yang memiliki kepribadian yang sama walaupun mereka kembar identik sekalipun.

Hemm... (hembusan napas)

Sudah beberapa kali Qing Yu menghembuskan napasnya karena masalah yang di alaminya beberapa hari ini. Saat ini, ia berada di bawah pohon besar yang masih berada di wilayah Unifersitas. Cukup jauh dari keramaian.

Qing Yu belum beranjak pulang karena dua jam berikutnya akan ada kelas selanjutnya.

Masih hanyut dalam lamunannya, kini ia di kagetkan dengan suara dering ponsel. Ia melihat ponselnya, ternyata ada panggilan video call dengan nama yang tertera di layar ponsel 'Qing An'.

"Qing,"

Mengetahui siapa yang memanggil, Qing Yu langsung menerima cepat pangilan video tersebut.

"Hallo Qing." Ucap Qing Yu sambil melambaikan tangannya di depan ponselnya.

"Lama sekali kau mengangkat panggilanku!" Ucap Qing An sedikit sinis.

"Aku hanya terlambat tiga detik Qing."

Qing An menghembuskan napasnya dan berkata, "Bagaimana kabarmu di sana Angel?" Ucap Qing An mengejek.

"Seperti yang kamu lihat, aku baik-baik saja." Kata Qing Yu sambil tersenyum ramah pada sang adik.

"Ooh... Jika kamu punya waktu senggan, jangan sampai lupa telpon Ayah dan Ibu. Mereka sangat merindukanmu."

"Ok." Setelah mengatakan itu, sambungan telponpun terputus.

.

.

.

Bersambung ...