Qing An berbaring di atas ranjang dengan rasa frustasi di hatinya ketika mengingat kembali kata-kata yang di ucapkan Rita dan Ikhi di taman kampus siang tadi, membuat Qing An menghela napas berat.
Di taman kampus siang tadi, Rita dan Ikhi mengatakan pada Qing An, bahwa kakaknya (Qing Yu) telah menyinggung seseorang dari keluarga besar dan keluarga ternama di negara ini (Negara P).
Rita, "Aku hanya menyarankan saja padamu agar tidak membuat kesalahan yang sama seperti kakakkmu Qing Yu. Keluarga Albrech adalah keluarga yang terkenal sangat kejam dan di takuti, orang-orang yang sengaja ataupun tidak sengaja menyinggung mereka tidak akan pernah bisa selamat. Seharusnya kamu bersyukur bahwa kakakmu tidak di bunuh oleh mereka..."
Rita sedikit tertawa masam dan kemudian melanjutkan pembicaraannya kembali, "Hukuman yang di berikan kakakmu termaksud hukuman peringatan paling ringan yang di berikan keluarga Albrech."
Pikiran Qing An melayang, Qing An berpikir orang-orang seperti itu tidak mampu dia tangani sendirian. Kekuasaan mereka terlalu besar untuk dirinya.
Druuutt... Druuuttt... (Telpon yang bergetar).
Qing An mengambil telpon yang bergetar di sampingnya.
"Halo..."
[ ... ]
"Aku akan ke sana."
Setelah menutup telpon Qing An langsung bergegas mengambil baju hangat dan syal merah bergaris abu-abu kotak untuk membungkus tubuh serta lehernya agar tetap hangat.
Qing An menuju ke stasiun kereta bawah tanah dan menaiki kereta cepat menuju ke kota D. Butuh waktu sekitar dua puluh menit perjalanan untuk sampai di kota D. Sesampainya di kota D, Qing An berjalan menuju Restoran yang jaraknya tidak terlalu jauh dari stasiun kereta bawa tanah.
"Qing di sini." Panggil seseorang.
Qing An pun berjalan menuju ke orang tersebut.
Qing An, "Bagaimana kabar kalian semua?"
"Cukup baik." Jawab seorang pria berkacamata dengan santai.
"Awalnya kabarku buruk. Tapi saat melihatmu; kabarku berubah menjadi sangat baik." Jawab seorang gadis berambut ungu yang terlihat sangat centil pada Qing An.
"Kebiasaan lama." Jawab seorang pria tampan bermata biru.
Orang-orang ini adalah sahabat dekat Qing Yu dan Qing An.
Pria yang menggunakan kaca mata bernama Afnan. Afnan adalah pria yang berasal dari keluarga terpandang di negara I, tepatnya di kota tempat Qing An tinggal, begitu juga dengan Yura gadis berambut ungu.
Sedangkan Valen pria bermata biru tersebut adalah anak dari seorang Mafia besar di negara I. Valen memiliki saudara tiri yang berwajah imut dan berwajah lembut, namun memiliki kepribadian yang sangat kejam.
"Di mana baby kesayanganmu." Tanya Qing An pada Valen dengan nada suara mengejek.
Mendengar ucapan dari Qing An membuat Afnan bersiul bahagia.
Beberapa saat kemudian muncul seorang pria berwaja imut "Oh halo Qing, apa kabar?"
"Kabarku cukup buruk."
"Aku sudah mendengar tentang kakak Qing Yu." Ucap pria imut itu sambil duduk di kursinya, "Mereka terlalu kejam." Sambungnya kembali.
Pria berwajah imut itu bernama Eky. Eky adalah saudara tiri Valen sekaligus kekasih Valen, keduanya mulai berhubungan saat Eky telah tinggal di kediaman Baixue selama kurang lebih enam bulan lamanya. Kisah cinta keduanya sangat mulus bagaikan air yang mengalir, tidak ada dari pihak keluarga yang menentang hubungan keduanya, dan itu sontak membuat Qing An dan yang lain mera sangat cemburu dengan kehidupan cinta keduanya.
Qing An, "Aku benci lihat kalian berdua." ( ̄へ ̄)
Eky, "..."
Valen, "..."
Yura berdehem dan berkata, "Aku sudah memesan ruangan pribadi untuk kita semua makan."
Qing An, "Apa itu perlu?"
Eky, "Itu sangat perlu."
Kelima orang itupun berjalan menuju ke ruangan pribadi yang telah di pesan oleh Yura.
Di dalam ruangan pribadi wajah ke lima orang tersebut mulai masuk dalam zona serius.
Yura mengotak atik laptop miliknya sambil berbicara dengan serius, "Orang yang melakukan pelecehan pada Qing Yu adalah orang-orang yang berasal dari kediaman Albrech. Aku telah mengumpulkan semua data penjaga kediaman keluarga Albrech sekaligus profil dari Revana Alberch..." Yura berhenti berbicara, kemudian melanjutkan kembali, "... Gadis yang harus bertanggung jawab untuk kasusu ini."
Yura memutar Laptopnya ke arah Qing An, "Silahkan di lihat."
Qing An, "Bagaimana kamu bisa menemukan data ini? Aku sudah mencari data keluarga Albrech di internet tapi tidak di temukan."
Yura, "Kami meretas data yang ada pada komputer milik Revana di Apartemennya."
Afnan menaikan kacamata miliknya dan berkata, "Identitas keluarga Albrech sangat pribadi, bahkan bisa di katakan sangat rahasia dan tersembunyi. Salah satu identitas keluarga Albrech yang berhasil di ungkapkan media adalah Revana Albrech yang berkarir dalam dunia modeling saat ini."
Qing An melihat secara seksama foto-foto penjaga beserta identitas dari masing-masing foto.
Valen, "Satu-satunya cara agar kita bisa mengetahui siapa-siapa saja pria yang meniduri kakakmu adalah menunjukan foto-foto ini padanya (Qing Yu)."
Eky, "Yang jadi masalahnya di sini; Kita sama sekali tidak mengetahui di mana kediaman Albrech."
Kelimanya terdiam dan saling memandang.
" ... Revana Alberch." Ucap kelimanya serempak.
"Apa kalian ber empat yakin ingin membantuku?" Qing An agak merasa khawatir menyeret para sahabatnya dalam kasus balas dendamnya, apa lagi orang yang akan mereka hadapi bukanlah orang yang dapat dengan mudah di tangani begitu saja, dan jika mereka tertangkap basah oleh pihak lawan; bukan patah tulang yang akan mereka dapatkan, akan tetapi kematianlah yang mereka dapatkan.
Jika kematian hanya di berikan untuk mereka, hal itu masih bisa di terima dengan lapang dada oleh mereka, karena mereka sendirilah yang telah memilih jalan tersebut. Tapi dalam kasus ini jika kelimanya tertangkap basah, kemungkinan terburuknya adalah keluarga mereka juga akan ikut terseret di dalamnya.
Yura, "Tentu saja. Itulah yang akan di lakukan seorang sahabat kepada sahabatnya... Bukankah apa yang aku katakan ini benar?"
Afnan, "Hmm... Sangat benar."
Eky, "Ok baiklah... Kita akan mulai bergerak besok."
...
Keesokan harinya Qing An pergi ke kampus seperti biasanya, melewati hari yang begitu suram dan membosankan di kampus tempat sang kakak menempuh pendidikan.
Masi seperti biasa, pandangan beberapa orang terhadapnya terlihat mematikan seakan-akan mereka ingin langsung menebas dan melubangi kepala Qing An dengan tatapan tajam mereka. Namun Qing An sama sekali tidak merasa terusik dengan suasana seperti itu, menurutnya itu adalah hal biasa dan sering di alaminya semenjak sekolah menengah pertama (SMP).
Qing An masuk kedalam ruangan kelas dengan santai, dan duduk di barisan belakang guna menghindari kekacauan kelas.
"Qing Yu." Teriak seorang gadis yang berjalan ke arahnya. Siapa lagi kalau bukan ketua tingkat.
Natalia mengambil tempat duduk tepat di samping Qing An, "Apa kamu sudah sarapan?"
"En." Jawab Qing An singkat.
"Eumm... Apa kamu sudah mengerjakan laporanmu?"
"Sudah."
"Kamu... Apa boleh aku meminta nomor ponselmu. Oh bukan, maksudku..."
"Tentu." Potong Qing An.
"Sungguh." Wajah Natalia sangat berseri saat mendengar jawaban yang di berikan Qing Yu padanya, kemudian natalia memandang seorang gadis yang duduk di seberangnya, dan gadis tersebut mengangkat jempol dengan raut bahagia seperti yang di rasakan Natalia saat ini.
Qing An, "Berikan ponselmu."
"Oh, ok." Natalia menyerakan ponsel miliknya pada orang yang dia anggap adalah Qing Yu. Qing An menerimanya dan mengetik nomor ponsel miliknya dengan sangat lancar. Selesai mengetik, Qing An mengembalikan ponsel tersebut pada pemiliknya.
Di tempat lain, Yura mulai mencari informasi mengenai jadwal harian Revana Albrech, mulai dari kuliah, pemotretan sampai pulang ke Apartemennya.
Yura mengaktifkan komunikasi antara dirinya dengan yang lain, salah satunya termaksud Qing An.
Saat merasakan getaran alat komunikasi berupa Henset bletooth yang terpasang di telinganya, Qing An pun menekan tombol kecil yang berada di kepala Henset. Panggilanpun di terima.
[Panggilan telah di terima. Lima pengguna telah masuk dalam jaringan]
Beberapa saat suara Yura pun terdengar.
"Revana telah meninggalkan kelas dan menuju ke lantai satu gedung. Dia memiliki jadwal pemotretan pukul 14.30 wita."
Valen, "Kami sudah berada di luar gerbang."
Yura, "Afnan, pantau siapa-siapa saja yang keluar masuk Apartemen Revana?"
Afnan, "Ok."
Tugas Valen dan Eky adalah membuntuti Revana kemanapun dia pergi secara diam-diam, tugas Afnan adalah mengawasi dan memantau Apartemen Revana dan hal-hal yang mencurigakan di sekitarnya.
[Target telah terlihat di depan gerbang. Target menggunakan mobil BMW merah, dan melaju melewati pintu gerbang.]
Valen mulai melaju mengikuti mobil Revana.
Natali, "Qing Yu."
"Ada apa?"
"Mau makan siang bersama?"
"Aku memiliki sedikit urusan di luar. Aku akan mentraktirmu makan siang setelah urusanku selesai." Setelah mengucapkan itu, Qing An pun mengambil tasnya dan berlari dengan cepat keluar kelas.
Sesampainya di pintu gerbang, mobil hitam melaju ke arahnya dan berhenti tepat di sampingya. Tanpa basa basi Qing An pun masuk dan mengambil posisi mengemudi.
Yura, "Aku mendengar suara wanita yang mengajakmu makan siang. Apa dia kekasihmu?"
Qing An tidak menjawab pertanyaan Yura, dan hanya melajukan mobilnya menjauh dari gerbang kampus. Dan mobil itu melajuh semakin jauh dari pandangan Natalia yang saat ini memandang kepergian Qing An dari kaca jendela lantai tiga.
"Beberapa bulan ini Qing Yu sangat dingin." Ucap Natalia pada sahabatnya.
Mina, "Mungkin dia memiliki beberapa masalah serius sampai membuatnya sedikit tidak memperdulikan orang-orang di sekitarnya."
"Umm, kamu benar. Apa lagi beberapa bulan yang lalu dia terlibat konflik dengan keluarga Albrech."
Di dalam mobil yang di kendarai Qing An, Yura membuat wajah masam karena pertanyaannya tidak di jawab oleh Qing An.
Yura, "..."( ̄へ ̄)
Seakan terkejut akan sesuatu, Yura pun bertanya pada Qing An dengan tampang menyelidiki, "Qing, apa kamu punya surat izin mengemudi di negara P?"
"Punya. Milik Qing Yu."
Yura menghela napas legah, "Sukurlah, walaupun surat izin mengemudinya bukan milikmu."
Qing An, "Lacak di mana keberadaan Revana."
Yura, "Ok... Valen, posisi?"
Eky, "Ia, kami sudah berada di depan gedung A."
"Ok, baiklah."
Yura mengotak atik leptopnya, jari-jari putihnya sangat lentur dan cantik menari-nari di atas papan kibort.
[Rekaman CCTV gedung A telah tersambung dan target telah terlihat.]
Qing mengerutkan keningnya, "Bagaimana kamu bisa memiliki rekaman CCTV gedung A?"
Yura hanya tersenyum.
Mengerti dengan senyum yang di berikan Yura, Qing An pun berkata, "Apakah itu pengalihan rekaman CCTV?"
"Tidak. Aku hanya sedikit membobol CCTV di gedung A dan mengalihkan rekamannya pada Laptop miliku, Aku juga tidak bekerja sendirian. Aku memiliki orang-orang yang bekerja di belakangku secara rahasia."
Qing An, "..."
Yura menatap Qing An sambil berkata manja, "Sayang kamu tidak ingin memujiku?"
Di balik alat komunikasi kecil yang terpasang di telinga mereka, keluar suara Eky yang terdengar cekikan atas perkataan yang di berikan Yura pada Qing An.
Eky, "Berhenti menggodanya Yura, jangan sampai Qing menendangmu keluar dari mobil."
.
.
.
Bersambung . . .
Selesai pengetikan pada hari–
Minggu, 27 Sebtember 2020
Pukul, 09.55 Wita