Chereads / [BL] Black Angel (Qing An and Qing Yu) END✅ / Chapter 10 - Penghuni Baru di Lantai Atas

Chapter 10 - Penghuni Baru di Lantai Atas

Hampir tiga minggu kelimanya memantau pergerakan Revana. Namun tidak ada sama sekali tanda-tanda gadis tersebut kembali atau pulang ke rumah besar Albreth, bahkan hanya sekedar bertemu seseorang yang mencurigakan. Keseharian Revana hanya berputar setiap hari di lingkaran kampus dan agensi tempat dirinya bekerja.

"Aku merasa, ini sangat mencurigakan." Ucap Qing An pada yang lain.

Kelima orang yang sedang dalam posisi mereka masing-masing kini tengah berdiskusi menggunakan alay komunikasi kecil yang terpasang di telinga mereka. Alat komunikasi tersebut berupa irpot atau henset bluetooth yang sama sekali tidak mencolok di keramaian.

Qing An, "Aku berpikir, kemungkinan kita sedang di awasi."

Yura berkata di seberang, "Tapi aku tidak merasa ada sesuatu yang janggal atau mencurigakan di sekitar kita. Tapi jika benar kita di awasi, pasti hal itu akan di tangkap lebih dulu oleh perangkatku."

Beberapa saat kemudian Afnan menambahkwn, "Valen sudah menyebarkan beberapa orang-orangya di sekitar Revana, dan beberapa orang di tempat-tempat di mana Revana sering berkunjung. Jika ada informasi lebih lanjut, kami akan memberitahumu lebih dulu, dan jangan lupa, selalu aktifkan alat komunikasimu."

Qing An melepas alat komunikasi dari telinganya, kemudian Qing An berjalan keluar dari Apartemennya untuk membeli beberapa makanan mentah di supermarket dekat Apartemennya. Akhir-akhir ini dirinya terlalu sibuk sampai lupa makan dan terkadang Qing An hanya memesan makanan siap saji untuk dirinya.

Qing An menghembuskan napas gusar dan bertepatan dengan pintu lif yang terbuka. Di dalam lif terdapat seorang pria bertubuh tinggi tegap yang sedang menelpon dengan seseorang, pria tersebut menatap Qing An sebentar dan kemudian mengakhiri panggilan telponya.

"Aku akan menelponmu kembali." Kata pria itu pada seseorang yang berada di seberang telpon.

Qing An masuk ke dalam lif dan ingin menekan tombol satu, namun pria di dalam lif itu juga memiliki tujuan yang sama dengannya yaitu menuju ke lantai satu.

Saat Qing An masuk, pria tersebut sedikit menggeser ke belakang. Tapi kalau boleh jujur, Qing An merasa sedikit canggung, bagaimana tidak; pria itu berdiri terlalu dekat dengannya, sekitar satu jingkal di belakangnya.

Lif ini luas, sialan.

Ketika bunyi ting terdengar dan pintu lif terbuka, Qing An langsung bergegas dengan langkah yang cukup besar menjauh dari lif. Entah kenapa, untuk pertama kali dalam hidupnya, dia merasa terintimidasi oleh seseorang yang bahkan tidak melakukan apa-apa padanya dan lebih parahnya, pria itu hanya berdiri diam di tempat tanpa melakukan pergerakan sedikitpun.

Qing An berjalan dan masuk ke dalam supermarket menuju tempat-tempat bahan-bahan makanan yang dia butuhkan. Menjelang beberapa saat kemudian, pria yang bersamanya di dalam lif juga masuk ke dalam supermarket. Pria tersebut mengambil troli dan berjalan ke tempat daging dan sayur-sayuran. Setelah puas menatap orang tersebut, Qing An mulai mengambil bahan-bahan yang di butuhkan ke dalam troli miliknya.

"Apa lagi yang aku butuhkan?" Guman Qing An pelan sambil berjalan berkeliling dengan trolinya.

Qing An berjalan menuju tempat makanan ringan dan mulai melihat-lihat, "Sepertinya mie ini enak."

Masukan ke dalam troli.

"Mie jenis ini sepertinya juga enak."

Masukan ke dalam troli.

"Oh, yang ini juga sepertinya enak."

Masukan ke dalam troli.

"Sepertinya yang ini juga terlihat en–"

"Mengonsumsi terlalu banyak mie instan tidak terlalu bagus untuk kesehatanmu." Potong seorang pria yang tengah melihat-lihat dengan seksama beberapa mie instan yang di ambil oleh Qing An di rak.

'Itu pria tadi'. Pikir Qing An.

"Kenapa tidak membeli beberapa sayuran, daging, dan beberapa buah-buahan?"

Qing An memegang belakang lehernya, "Aku... Aku–"

"Tidak bisa memasak?" Potong pria itu lagi.

"Tentu saja bisa... Aku... Aku baru saja mau menuju ke tempat sayur. Emm... Permisi." Ucap Qing An kemudian pergi berjalan ke tempat sayur-mayur berada. Saat sampai di tempat sayur, Qing An melihat kembali pria yang saat ini masih menatapnya.

"Kenapa aku merasa pria itu sedang mengawasiku!?" Qing An menarik kembali pandangannya ke arah sayur mayur, "Apa juga yang akan aku lakukan dengan sayur-sayur ini?"

Sampai di dalam Apartemen, Qing An menaruh semua barang belanjaan miliknya di atas meja yang ada di dapur. Qing An menatap kantung plastik berisi bahan-bahan makanan mentah, yang di belinya di supermarket dengan wajah masam, kemudian pria cantik itu mengambil ponsel dan membuka halaman pencarian.

Cara memasak sayur yang mudah dan simpel.

Qing An menggeser layar ke atas dan menemukan resep masakan yang paling tersimpel...

Yaitu cara memasak sayur bening. Qing An mulai membuka syal di lehernya dan menggulung lengan bajunya.

"Ok. Mulai bekerja."

Pertama-tama memotong sayur dan mencucinya sampai bersih.

Qing An memotong sayur dengan sangat perlagan-lahan. Sekitar tiga puluh menit lamanya, sayur itupun selesai di potong.

"Aku jadi menyesal tidak belajar memasak pada Ibu dan Kakak. Aku juga tidak berpikir bahwa aku akan berada di posisi seperti ini."

Qing An menaruh air di dalam panci, dan kemudian mencuci sayurnya hingga bersih.

Saat air mendidih di dalam panci yang panas, Qing An pun mulai menaruh sayur yang di potongnya tadi ke dalam panci yang berisi air mendidih dan kemudian mengaduknya perlahan.

Qing An melihat kembali ponselnya.

"Tunggu tiga sampai lima menit dan sayur siap di sajikan."

Qing An kembali pada masakannya dan mengangguk puas, "Ternyata sangat mudah memasak sayur."

Makanan yang telah dia masak mengikuti resep kini sudah bertengger cantik di atas meja makan.

"Daging ini sedikit gosong. Tapi sepertinya masih bisa di makan." Qing An mengambil sendok dan mencicipi sedikit sayur bening buatanya. Beberapa detik kemudian, Qing An memukul dahinya.

"Aku lupa menaruh garam."

Di lain sisi, tepatnya di atas Apartemen Qing An atau bisa di katakan lantai terakhir Apartemen, seorang pria tampan sedang menyanggah dagunya sambil menatap layar monitor. Senyum maskulinya sedari tadi tidak lepas dari bibir seksinya saat melihat pria cantik yang terlihat di layar monitornya tengah sibuk beraktifitas di dapur.

Pria yang sedang menatap layar monitor itupun berdiri dari duduknya, kemudian mengambil dua kotak makanan yang tersusun rapi di sampingnya, dan berjalan keluar dari Apartemenya.

Qing An menaruh setengah sendok garam di dalam mangkuk sayurnya dan kemudian mencicipinya kembali.

"Asin." Katanya dengan wajah masam.

Qing An menggeser mangkuk sayur sedikit menjauh dan beralih mengambil piring daging. Saat ingin mencobanya, bel pintu Apartemennya berbunyi. Diapun menaruh sendok dan berjalan ke arah pintu. Sebelum membuka pintu, Qing melihat terlebih dahulu melalui lubang kecil yang berada di pintu agar dapat mengetahui siapa sosok yang sedang bertamu.

"Kenapa orang itu datang kemari?" Qing An sedikit mengerutkan kening saat melihat sosok pria yang di temuinya tadi di lif tengah berdiri di depan pintu Apartemennya.

Qing An membuka pintu Apartemennya dan di sambut tatapan hangat pria itu.

"Ada apa?" Tanya Qing An sopan.

Pria tinggi tegap dan tampan itu memberikan dua kotak makanan pada Qing An, "Aku baru saja tinggal di Apartemen ini, dan masih belum mengenal orang-orang di sini. Jadi salam kenal dariku."

Qing An menatap kotak makanan yang di berikan padanya dan menatap pria tinggi itu dengan wajah curiga, saat Qing An ingin membuka suara, terdengar teriakan manja dari seorang gadis yang tinggal di sebelahnya.

"Alois makasih atas makanannya. Rasanya sangat enak." Setelah berteriak manja, gadis itupun berjalan menuju ke lif.

Pandangan Qing An kembali di arahkan ke pria yang bernama Alois tersebut.

"Ma–makasih atas makanannya." Ucap Qing An canggung. Padahal dia sudah berpikir bahwa pria ini sedang merayunya dan memberikannya racun. Ternyata bukan hanya dirinya saja yang di berikan makanan, tapi tetangganyapun juga di berikan.

'Aku terlalu berpikir buruk terhadap orang lain.' Pikirnya.

Qing An berdiri di depan pintu dengan dua kotak makanan di tangannya. Pria cantik itu berdiri dan menunggu kapan tamunya ini pergi dari depan pintunya, akan tetapi pria yang di panggil Alois ini seperti tidak berniat untuk beranjak pergi.

"Apa... Apa kamu ingin masuk dulu." Tawar Qing An pada Alois.

Alois menatap Qing An.

"Tentu."

Qing An, "..." Seharusnya kamu menjawab tidak.

Qing An menggeser ke samping dan memberi jalan agar Alois dapat masuk ke dalam.

"Apa kamu sudah makan?"

Alois, "Belum sempat."

Qing An, "..." (╯°□°)╯︵(\ .o.)\

"Mau makan bersama?"

Alois menaikan sebelah alisnya dan berkata, "Jika kamu tidak keberatan."

"Tentu saja tidak." ┻━┻ ︵ヽ(`Д´)ノ︵ ┻━┻ Aku keberatan.

Keduanyapun menuju ke ruang makan.

"Apa masakan ini buatanmu?" Tunjuk Alois pada piring dan mangkok yang berada di atas meja.

Qing An berlari cepat dan mengambil makanan buatanya dan membuangnya cepat di tempat sampah.

"Kenapa membuangnya?"

"Kesalahan dalam memasak."

Alois menyanggah dagunya sambil memberi sedikit senyum pada Qing An, "Padahal aku ingin mencoba mencicipi masakanmu."

Qing An tersenyum kecut, "Lain kali saja aku akan memasak makanan untukmu."

"Hmm... Aku akan menunggu hari itu tiba."

Selesai berbincang-bincang, keduanyapun mulai sibuk dengan makanan mereka masing-masing.

Alois menatap Qing An yang sedang makan dengan lahap dan kemudian bertanya, "Bagaimana rasanya?"

"Enak." Ucap Qing An tampa menatap Alois.

"Aku akan membuatnya lagi untukmu besok."

"Umm."

Selesai makan, Alois meminta untuk mencuci piring makan, Qing An pun dengan senang hati menyetujui permintaan dari Alois tersebut. Sedangkan Qing An setelah selesai makan, dirinya langsung berhadapan dengan Laptopnya di ruang tamu, dan menyelesaikan tugas-tugas matakuliah yang besok akan di serahkan.

"Apa yang kamu kerjakan?" Ucap Alois tepat di samping telinga Qing An.

"Apa kamu akan pulan?"

"Apa kamu jurusan bisnis?"

Pria tinggi dan tubuh kekar ini seperti tidak perduli dengan pertanyaan yang di berikan Qing An padanya.

"Ia, aku jurusan bisnis." Qing An bertanya kembali pertanyaan yang sama, "Apa kamu akan–" Namun di potong cepat oleh Alois.

"Aku bisa membantumu mengerjakannya jika kamu merasa kesulitan."

Qing An menatap Alois yang sedang berdiri membungkuk di belakangnya.

"Kamu yang menawarkan."

Alois tersenyum dan beranjak duduk di sofa, lebih tepatnya di samping Qing An yang saat ini duduk bersila di bawa kursi sofa.

"Di bagian mana yang tidak kamu pahami?"

"Semuanya."

Alois menaikan sebelah alisnya ketika mendengar jawaban pria cantik yang duduk bersila di bawanya saat ini.

Qing An, "Aku sama sekali tidak mengerti dengan tabel-tabel yang di berikan dosen. Tabel ini membuatku sakit kepala."

"Kemari, biar aku yang mengerjakannya."

Tidak terasa hampir dua minggu kedua pria itu berbicara bersama. Bahkan keduanya sudah saling menukar nomor telpon.

Dan hampir setiap hari Qing An akan bertanya mengenai tugas-tugas matakuliah yang di berikan dosen.

Selain mengerjakan tugas Qing An, Alois juga mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan bisnis pada Qing An.

Qing An, "Kamu sangat handal."

Alois tersenyum ringan, "Makasih atas pujiannya."

"Mau secangkir coklat panas di malam yang dingin ini?" Tawar Alois pada Qing An.

"Tentu."

Alois bangkit dan menuju ke dapur yang jaraknya tidak terlalu jauh dari ruang tamu, dapur tersebut hanya di batasi meja kramik panjang yang tingginya sebatas pinggang Alois. Alois membuat satu cangkir coklat panas dan satu cangkir kopi untuk dirinya, terkadang sesekali Alois melirik Qing An yang sedang menatap Laptop dengan wajah serius. Selesai membuat komi dan secangkir coklat panas, Alois membawanya ke ruang tamu dan memberikan cangkir imut warna biru berisi coklat panas di dalamnya pada Qing An.

"Makasih." Ucap Qing An.

Berselang beberapa saat, ponsel Qing An berdering, dan panggilan tersebut berasal dari Yura.

Qing An berdiri dari duduknya dan meminta izin pada Alois untuk mengangkat telponya sebentar.

"Aku akan mengangoat panggilan."

Alois pun menganggukan kepala setuju.

Qing An berjalan menuju balkon Apartemen Alois dan mengangkat panggilan Yura.

"Hallo."

[Kami menemukan kediaman Albrech]

.

.

.

Bersambung . . .

Selesai pengetikan pada hari–

Rabu, 30 – 09 – 2020

Pukul, 20.04 Wita

____________________________